Meriahnya Bazar Pekan Amal Tzu Chi di Banda Aceh
Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Ronaldo (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Liani (Tzu Chi Medan) Ronaldo, Kevin Leonardy (Tzu Chi Aceh)Pekan Amal Tzu Chi Banda Aceh ramai dikunjungi oleh masyarakat.
Tahun 2004 merupakan tahun yang kelam bagi Provinsi Aceh karena terjadi gempa dan tsunami yang menelan korban lebih dari 230.000 jiwa. Peristiwa tersebut meninggalkan memori tersendiri bagi penduduk Aceh yang juga menjadi titik awal jalinan jodoh antara warga Aceh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Bertempat di Jalan H. T. Daudsyah, Depan Kantor Keuchik, Gampong Peunayong, Kuta Alam, Banda Aceh pada Minggu 15 September 2024, Tzu Chi Aceh menggelar bazar pekan amal. Ada 68 stan yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, alat kantor, pakaian, sembako, elektronik, tanaman, makanan dan minuman. Ada juga stan untuk cek kesehatan berupa gula darah, serta bus donor darah PMI.
Supandi, koordinator bazar menjelaskan, keuntungan dari bazar ini akan digunakan untuk mengadakan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi dalam rangka memperingati 20 tahun Tsunami Aceh, Desember mendatang.
“Bazar ini berhasil menggalang hati dan cinta kasih dari masyarakat banyak, baik yang membuka stan bazar ataupun ikut belanja kupon bazar sehingga bisa ikut menolong masyarakat kurang mampu yang sedang menunggu untuk dioperasi katarak, hernia, bibir sumbing, benjolan. Dari masyarakat Aceh menolong masyarakat Aceh, yang akan dilakukan di bulan Desember,” ujar Supandi.
Pekan Amal dibuka oleh Sharifuddin Adi, Keuchik Peunayong.
Stan dari Tanjung pura ramai diserbu pembeli.
Kemeriahan bazar ini didukung oleh sebanyak 158 relawan yang berasal dari Banda Aceh, Meulaboh, Sabang, Kuala simpang, Tanjung Pura, Binjai hingga Kota Medan Sumatera Utara. Turut hadir Keuchik Peunayong Kec Kuta Alam Banda Aceh, Sharifuddin Adi serta PJ Walikota Banda Aceh, Ade Surya,ST.ME.
Keuchik Peunayong, Sharifuddin Adi mengatakan pelaksanaan bazar ini makin mengukuhkan toleransi di tengah masyarakat. “Tzu Chi telah membantu sejak tsunami hingga hari ini. Kami selalu siap mendampingi dan mendukung kegiatan Tzu Chi,” tuturnya.
Para pengunjung dihibur oleh rangkaian hiburan yang disumbangkan oleh beberapa komunitas di Aceh. Ada pembacaan puisi, menyanyi, tarian, live dance yang dibawakan oleh murid sekolah dan warga perum Neuhen, Panteriek dan perum Tiongkok. Komunitas disabilitas juga ikut menyanyikan lagu berjudul Jangan menyerah yang dibawakan oleh Aviesena.
“Sangat senang dapat berbagi dalam acara bazar pekan amal ini, dapat jumpa dengan teman-teman. Hati sangat bahagia. Walau dengan kondisi yang kurang kita juga bisa tunjukan pada dunia, kita jangan menyerah,jadi tetap semangat ya,” kata Aviesena.
Aviesena (24) menyanyikan lagu berjudul Jangan menyerah.
Stan cek gula darah dari salah satu komunitas gereja.
Stan kuetiaw dan mie goreng serta jajanan dari Tanjung pura yang dikoordinir oleh Noni, relawan Tzu Chi dari Tanjung Pura banyak dikunjungi peserta. Noni menjual kuetiaw dan mie goreng sebanyak 150 bungkus, Martabak 150 bungkus serta snack dari Tanjung pura yaitu dodol ada 100 kotak dan emping 50 bungkus.
“Semalam kami buat sendiri kuetiauw beras yang akan digoreng. Semua ini kami kerjakan bersama-sama, saling membantu untuk mendukung Bazar Pekan Amal Tzu Chi Banda Aceh. Bersama-sama menggalang dana amal untuk baksos kesehatan di bulan Desember mendatang. Harapan kami semoga bisa membantu yang sakit,” harap Noni.
Pekan amal ini juga dikunjungi oleh salah seorang pelatih atlit Pekan Olahraga Nasional (PON) cabang olahraga Judo yaitu Lita Theresia dari Jawa Tengah. Lita awalnya ke pasar untuk sarapan, tetapi ada yang mengarahkannya ke bazar karena banyak makanan.
“Keren banget, baru pertama kali saya kunjungi. Ada bazar pekan amal yang menjual banyak makanan dan keperluan lain, juga ada posko untuk donor darah. Saya dengan beberapa teman selain datang ke pekan amal juga ikut melakukan donor darah di Bus PMI. Kegiatan ini sangat positif karena masyarakat diajak untuk berbuat bajik untuk sesama,” tutur Lita.
PJ Walikota Banda Aceh, Ade Surya menyerahkan doorprize untuk Ibu Juli yang mendapatkan sepeda.
Pengunjung dapat menuangkan celengan bambu mereka untuk membantu masyarakat yang kesusahan.
Rangkaian acara diakhiri dengan Lucky Draw dengan hadiah menarik. Untuk doorprize pertama ada sebuah sepeda yang didapat oleh pengunjung dari Sabang, Juli.
“Sangat senang, enggak menyangka bisa dapat hadiah sepeda. Namanya pekan amal, jadi kita bisa saling menolong sesama. Harapan saya tahun depan bisa dilakukan lagi karena sangat bagus untuk menolong mereka yang membutuhkan. Makanan yang dijual juga adalah makanan yang sehat,” kata Juli.
Menciptakan cinta kasih, menggalang dana di acara Bazar Pekan Amal merupakan suatu langkah untuk kegiatan amal Baksos Kesehatan di bulan Desember mendatang kepada warga kita di Banda Aceh dalam menyambut 20 tahun Tsunami Aceh yang telah terjadi Desember 2004.
“Semoga kita bisa saling melindungi dan menyayangi. Mari kita sama sama mengajak warga kurang mampu untuk operasi katarak, bibir sumbing, hernia. Semoga sahabat-sahabat kita bisa mendapat operasi yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi,” kata PJ Walikota Banda Aceh, Ade Surya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Saling Mendukung, Saling Memahami
23 April 2018Jauh dari hiruk pikuk dan keramaian, sumbangsih para relawan di bagian pelayanan ini tak kalah pentingnya. Di dapur, di tempat pemilahan sampah, dan tempat pencucian piring ini ratusan relawan bergerak dalam diam mendukung kelancaran acara Pekan Amal Tzu Chi.
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Doa yang Tulus
26 April 2018Pekan Amal Tzu Chi 2018 menyatukan para relawan untuk bersumbangsih bagi pembangunan Tzu Chi Hospital. Bentuk sumbangsihnya pun bermacam-macam bisa dana, sumbangan produk untuk dijual, serta tenaga untuk kelancaran kegiatan tersebut.
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Muara dari Kumpulan Cinta Kasih
24 April 2018Terlaksananya Pekan Amal Tzu Chi 2018 bukan
hanya sumbangsih dari satu atau dua orang semata. Sebaliknya, pekan amal
merupakan kumpulan dari niat baik dan cinta kasih dari berbagai pihak: relawan
Tzu Chi, para donatur, dan yang pasti masyarakat umum.