Meringankan Derita Korban Banjir
Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Sinta Febriyani, Ali Handisanjaya (Tzu Chi Bandung)Melihat penderitaan dan khawatir akan kondisi kesehatan para korban banjir di Dayeuh Kolot dan Baleendah yang semakin menurun, Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung bekerja sama dengan Kodam III Siliwangi mengadakan baksos pengobatan. |
| ||
Ketinggian banjir pun dapat berubah seiring dengan tingginya curah hujan, yakni antara 30cm-2m. Akibat banjir tersebut, selain merendam rumah-rumah warga juga membuat sekitar 15 ribu jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang tidak terjangkau oleh luapan air sungai. Mengungsi Karena Banjir Minggu, 21 Februari 2010, akhirnya Tzu Chi Bandung memutuskan untuk mengadakan baksos pengobatan umum yang dilaksanakan di lapangan Zipur B, Kecamatan Dayeuh Kolot pada pukul 08.00-13.00. Baksos pengobatan yang melibatkan 98 relawan Tzu Chi serta 27 tenaga medis dari Tzu Chi dan Kodam III/ Siliwangi ini menangani 1.059 pasien yang merupakan korban banjir dari daerah Dayeuh Kolot dan Baleendah. Mereka yang berobat, ada yang datang dari sekitar Batalion Zipur B yang juga dijadikan tempat pengungsian, pengungsian di luar Zipur, serta ada pula yang datang langsung dari tempat tinggalnya yang terendam air. Meringankan Derita Korban Banjir Untuk datang ke tempat pelaksanaan baksos, Sri dan para tetangganya itu, menaiki perahu sewaan yang dibayar secara patungan. ”Di rumah saya banjirnya setinggi dada orang dewasa, jadi kalau mau keluar harus pakai perahu, tadi juga ke sini naik perahu ramai-ramai, kasihan anak-anak saya, sudah beberapa hari demam, tadinya cuma satu orang yang sakit, lama-lama semua ketularan, suami saya juga nggak bisa datang berobat ke sini karena tidak kuat pergi,” keluh Sri yang terus meninabobokan Satria, putra bungsunya dalam pangkuannya.
Ket : - Setelah diperiksa, ternyata salah satu anak didiagnosa terjangkit demam berdarah dan disarankan untuk segera berobat ke rumah sakit. (kiri) Setelah diperiksa, ternyata salah satu dari anak Sri terjangkit demam berdarah. Dikarenakan trombositnya turun, si anak pun menderita mimisan. Dokter yang menangani, menganjurkan Sri dan keluarganya untuk segera berobat ke rumah sakit karena dikhawatirkan, anggota yang lain pun terjangkit penyakit yang sama. “Pulang dari sini saya mau ke rumah dulu, ajak suami periksa ke rumah sakit. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya,” ujarnya dengan penuh haru. Sama halnya dengan keluarga Sri, pasangan suami istri M. Saleh dan Entin, warga Deyeuh Kolot Rt 1/ Rw 6, membawa serta keluarga kecil mereka untuk berobat. Saleh yang mengetahui baksos karena mengungsi di Zipur, langsung berinisiatif membawa keluarganya, apalagi kedua putra kembar mereka yang masih berusia 18 bulan, yakni Raflan dan Rahli, sudah seminggu ini menderita batuk dan pilek. Keluarga ini begitu bersyukur karena bisa mendapat pertolongan pengobatan dari Tzu Chi. Pasien yang telah diperiksa, selain mendapatkan obat secara gratis, mereka pun dibekali dengan roti dan air mineral. Bagi anak-anak balita para relawan Tzu Chi juga sudah menyiapkan biskuit untuk mereka, agar tidak kekurangan makanan. Bentuk perhatian ini, ternyata membuat para pasien yang datang tersenyum bahagia, karena di tengah bencana ini, masih ada orang-orang yang memperhatikan mereka.
Ket : - Anak-anak, orang dewasa, dan lansia yang datang berobat diterima dengan hangat dan baik. (kiri) - Pasien yang telah diperiksa, selain mendapat obat secara gratis, mereka pun mendapatkan makanan dan minuman. (kanan) Saran Berharga Bagi Para Pasien Selain menangani pasien dengan kasus umum seperti menderita demam, batuk-pilek, gatal-gatal, dan diare, pada baksos ini pun terdapat 6 kasus khusus yang mendapatkan tindakan bedah lokal dari para dokter TIMA. Pada umumnya mereka menderita luka akibat tersangkut benda tajam saat membereskan rumah. Kita hendaknya bersyukur meskipun berhadapan dengan kondisi yang buruk, sebab kondisi seperti itu tidak kita temui setiap saat. Bagi relawan Tzu Chi, bencana kali ini membuka mata untuk senantiasa berbagi dengan yang membutuhkan sebagai ungkapan syukur karena telah terhindar dari bencana. Sementara bagi mereka yang dilanda bencana, hal ini dapat dijadikan ladang untuk bersabar dan belajar untuk lebih peduli kepada lingkungan. Semoga cinta kasih kepada sesama manusia dan bumi ini terus menyebar agar kehidupan kita di dunia menjadi lebih bermakna. | |||
Artikel Terkait
Berpegang Tangan Bersama Tzu Chi
05 April 2016Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan sosialisasi bakti sosial degeneratif di sekolah Sariputra, Cikarang Utara pada Minggu, 27 Maret 2016. kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta.
Waktunya Tzu Chi di Manado
27 Februari 2014 Sejak pertama tiba di Manado kesungguhan relawan dalam bersumbangsih sudah terlihat sangat baik. Mereka tak hanya berkeinginan membantu, tetapi juga berkeinginan membangkitkan rasa welas asih pada warga korban banjir bandang.Bentuk Cinta Kasih Universal
03 Juli 2017Pada tanggal 12 Juni 2017 sebanyak 11 orang relawan Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Selatan 1 ini melaksanakan kegiatan pembersihan Masjid Pondok 1 di wilayah kebun Batu Ampar, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan lingkungan masjid yang bersih dan nyaman.