Mewariskan Budaya Bervegetarian

Jurnalis : Wie Sioeng (He Qi Timur), Fotografer : Wie Sioeng (He Qi Timur)

fotoMurid-murid Sekolah Tzu Chi Indonesia melayani teman-temannya untuk makan siang, dimana sejak dini mereka sudah belajar untuk bersikap rendah hati dan melayani sesama.

 

Selasa pagi, 20 September 2011, lapangan parkir Selatan Mal Kelapa Gading 1 sudah terlihat ramai sekali dan tampak beberapa orang sedang asyik berolahraga. Jam masih menunjukan pukul  6 pagi, satu per satu relawan Hu Ai Kelapa Gading mulai berdatangan. Dipimpin oleh Nini Shijie mereka berangkat menuju Pantai Indah Kapuk. Di sana berdiri dengan megah dan anggunnya Sekolah Tzu Chi Indonesia yang berdampingan dengan Aula Jing Si yang masih dalam proses penyelesaian pembangunannya. 

 

 

Pagi itu, 14 orang Shixiong dan Shijie dari He Qi Timur bertugas memasak bubur ala Tzu Chi untuk sarapan dan melayani makan untuk anak-anak murid Sekolah Tzu Chi Indonesia. Beberapa Shijie terlihat sibuk menyiapkan bahan-bahan dan sayur-sayurnya yang terdiri dari wortel, buncis dan kacang merah. Mulailah terlihat kesibukan di dapur, ada yang sedang memilah bahan atau sayur-sayurannya, ada juga yang  mencuci sayur sebelum dipotong kecil-kecil, dan semua ini dilakukan dengan penuh keceriaan. “Bagaikan masak untuk anak atau cucu sendiri jadi harus sepenuh hati dan harus enak rasanya agar anak-anak suka,” ucap seorang relawan. Setelah matang, bubur disiapkan dalam nampan penyajian untuk dibagikan ke-23 kelas mulai dari nursery, kindergarten hingga primary  kelas 1 sampai kelas 3. Total yang disiapkan untuk hari itu yaitu sekitar 600 porsi.

Mempersiapkan Menu Makan Siang dengan Bahagia dan Sepenuh Hati
Kesibukan juga masih terlihat di dapur, dimana Shixiong dan Shijie lainnya sedang menyiapkan 4 macam menu untuk makan siang anak-anak murid. Menu hari ini adalah sup jagung manis dengan wortel dan kembang tahu, bakwan jagung, omelet telur dan tempe orek manis. Waktu cepat sekali berlalu, jam di dinding sudah menunjukan pukul 10.30  WIB dan kesibukan pun makin terasa. Keringat terlihat mengalir di dahi Hui Ce Shijie yang memang pandai memasak, dan Shixiong maupun Shijie yang membantu di dapur namun mereka terlihat tetap bersemangat dan gembira.

foto  foto

Keterangan :

  • Menikmati makan siang dengan tenang dan tertib merupakan salah satu budaya humanis Tzu Chi. (kiri)
  • Setiap hari anak-anak mendapatkan makan siang vegetarian yang dimasakkan oleh para relawan. (kanan)

Menu makan siang hari ini pun siap dan kami segera membawanya ke ruang penyajian untuk disiapkan bagi 10 kelas murid-murid primary. Setelah persiapan pembagian selesai mulailah kami bawa ke lantai 1 dimana kelas anak-anak berada. Di depan setiap kelas sudah disediakan masing-masing sebuah meja yang  nantinya akan disajikan 4 macam sayur dan nasi. Ada satu keunikan di Sekolah Tzu Chi Indonesia ini tanda mulai belajar, istirahat maupun pulang ditandai bukan dengan bunyi bel akan tetapi oleh suara lagu.

Mewariskan Budaya Humanis dan Bervegetarian
Setelah semua menu makan siang ini siap disajikan, kami tinggal menunggu waktu makan siang anak-anak tiba. Beberapa anak akan bertugas untuk melayani teman-temannya, yang secara tidak langsung mengajarkan budaya untuk melayani antar sesama,  dan  yang terpenting adalah budaya bervegetarian akan tertanam di dalam jiwa anak-anak ini sejak dini.  Lagu yang menandakan waktu istirahat dan makan siang pun berbunyi. Satu per satu anak-anak keluar untuk mencuci tangan. Budaya kebersihan pun ditanamkan di sekolah ini. Selesai mencuci tangan anak-anak masuk kembali ke ruang kelas mereka masing-masing untuk mengambil peralatan makan. Setelah itu mereka berbaris rapi untuk mengambil makan siang mereka yang dilayani oleh para Shigu (panggilan untuk anak-anak kepada relawan wanita) dan teman-teman yang bertugas hari ini. Mereka akan memberikan tanda dengan ibu jari apabila ingin porsi makanan yang banyak dan menunjukkan jari kelingking bila mereka ingin mencoba terlebih dahulu.

Sebelum makan mereka akan berdoa bersama terlebih dahulu. Budaya humanis Tzu Chi akan tertanam di dalam jiwa mereka mulai dari belajar bervegetarian setiap hari saat mereka ada di sekolah dan melayani teman-temannya pada saat makan siang ini. Ternyata setelah kurang lebih 3 bulan berlalu sejak tahun ajaran baru dimulai hingga kini, anak-anak ini sangat menyukai menu-menu makanan vegetarian. Terlihat awalnya mereka mengambil sedikit dahulu ternyata setelah suka mereka pun menambah lagi dan menu yang  disajikan selalu habis. Hal tersebut tentu merupakan kebahagiaan bagi para relawan yang bertugas di sana.

Seperti  yang  dikatakan Michelle Nathalia yang saat ini duduk di kelas P3, “Menjadi siswa di sini enak Shibo, makanannya aku suka sekali,“ ucapnya memuji.  Orang tuanya mengetahui Sekolah Tzu Chi Indonesia dari tayangan DAAI TV. Mereka adalah keluarga Katolik, namun menyukai Tzu Chi karena pendidikan budaya humanis dan budi pekerti di sekolah ini. Sang ibu, Elizabeth bercerita, “Sejak sekolah di sini kalau pulang sekolah saya belikan atau bawakan makanan untuk makan di mobil, bila ternyata makanan tersebut mengandung kandungan hewani, dia tidak mau. ‘Aku masih pakai seragam, Mommy, jadi tidak boleh makan makanan yang mengandung daging katanya.’ Alangkah polosnya anakku ini, dan sekarang dirumah pun sudah suka dengan menu sayur-sayuran.”

Setelah selesai makan anak-anak pun bersiap untuk menggosok gigi mereka. Kami pun juga mulai merapikan ruangan makan lalu kembali ke ruang penyajian untuk membersihkan sebagian alat-alat di sana dan sebagian dibawa ke dapur untuk dibersihkan. Hari berlalu begitu cepat, setelah alat-alat bersih dan terkumpul lengkap, kami pun bersiap-siap kembali pulang ke Kelapa Gading dengan hati penuh kebahagiaan.

  
 

Artikel Terkait

Ratusan Pelajar Cilik Ikut Penyuluhan

Ratusan Pelajar Cilik Ikut Penyuluhan

30 Desember 2016

Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kalimantan Selatan 2 mengadakan Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat di hadapan para pelajar TK dan SD yang ada di Desa Tamiang Bakung, Kalimantan Selatan pada 1 Desember 2016.

Melatih Diri di Tzu Chi

Melatih Diri di Tzu Chi

06 Maret 2013 Pelatihan abu putih yang dilaksanakan hari ini diharapkan menghasilkan Generasi Insan Tzu Chi yang berbudaya Humanis, saling menghormati, cinta kasih, dan saling menolong.
Harmoni Satu Keluarga

Harmoni Satu Keluarga

23 Maret 2015 Alunan lagu Berbahasa Biak mengalun dari bibir para relawan di salah satu ruangan Kantor Tzu Chi penghubung Biak. Syair di atas merupakan refrein dari lagu “Satu Keluarga” yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Biak.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -