Mewariskan Cinta Kasih dan Rasa Syukur Melalui Pendidikan

Jurnalis : Yanny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Tony Honkley (Tzu Chi Medan)


Dalam acara gathering ini, diadakan pula lomba menghafal Kata Perenungan Master Cheng Yen oleh 5 anak yang telah diseleksi sebelumnya.

Menjadi guru atau  pendidik merupakan profesi yang mulia. Seperti halnya rohaniwan, guru  juga melaksanakan tugas “membimbing hati manusia”, memberi panutan yang baik bagi banyak orang. Peran menjadi pendidik yang baik, kini semakin dibutuhkan, dimana kemajuan teknologi dan perkembangan zaman telah menggeser cara pandang manusia terhadap tujuan pendidikan. Tak dapat dipungkiri, berbagai  penyimpangan ataupun  perubahan norma dan nilai di dalam tatanan hidup manusia juga membawa dampak pada esensi tujuan dari pendidikan yang sebenarnya.  

Tzu Chi menaruh perhatian besar terhadap pendidikan, karenanya relawan Tzu Chi dengan sungguh hati menerapkan budaya humanis dan pendidikan karakter bagi generasi muda sejak dini. Salah satu realisasinya adalah  kelas bimbingan  pembelajaran Kata Perenungan Master Cheng Yen. 

Gathering Bersama Orang Tua

Di dalam dunia pendidikan terdapat hubungan erat di antara tiga pihak stakeholder, yakni murid yang hormat dan taat pada guru, guru yang menjalankan kewajiban sebagai pendidik, dan orang tua yang rela bekerja sama dengan pihak sekolah demi masa depan  anak-anak mereka. Apabila  hubungan ini  berjalan harmonis, barulah tujuan luhur pendidikan akan tercapai.

Pada tanggal 7 Desember 2014,  Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen Tzu Chi Medan mengadakan acara gathering dengan orang tua murid. Tepat pukul 09.00 WIB acara gathering dimulai. Acara yang berlangsung penuh kehangatan dan ramah tamah ini dibuka dengan tayangan  kilas balik kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun 2014. Melaluislide show para orang tua murid dapat menyaksikan aktivitas anak-anak mereka selama mengikuti kelas kata perenungan sementara para murid dengan wajah ceria duduk rapi dan antusias mengikuti jalannya acara. Penampilan yang tak kalah menarik adalah isyarat tangan lagu Ren Shi Ni Zhen Hao (Sungguh Senang Dapat Mengenal Anda) yang dibawakan oleh para relawan Tzu Chi Medan.

Salah seorang relawan pendidik, Tony Shixiong, dalam sambutannya menyampaikan bahwa melalui kelas pendidikan kata perenungan Master Cheng Yen ini, diharapkan anak-anak menyerap pendidikan budi pekerti yang diajarkan oleh para pembimbing dan dapat membentuk karakter dan kepribadian anak-anak menjadi lebih baik dan luhur.


Orang tua murid yang hadir menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan oleh anak-anak mereka dengan rasa bangga dan penuh syukur.

Lomba Jing Si Yu

Pada acara ini juga diadakan perlombaan jingsi yu atau menghafal Kata Perenungan Master Cheng Yen. Sebanyak lima orang anak yang telah diseleksi sebelumnya diminta untuk mengucapkan Kata Perenungan yang pernah mereka pelajari dalam bahasa mandarin dan menjelaskan artinya.

“Xian zai fen fen miao miao de fu chu, jiu shi wei lai dian dian di di de shou huo. Artinya, setiap kebajikan yang ditanam di masa ini, akan menjadi buah kebaikan yang kita petik di hari esok,” dengan lancar Jillian Agatha Angsana, salah saeorang peserta lomba melafalkan sebuah kata perenungan. Jillian berhasil menjadi pemenang lomba karena berhasil mengucapkan kata perenungan  paling banyak di antara para peserta yang lain.

enghargaan juga diberikan  kepada murid dalam dua kategori yaitu disiplin dan kategori budaya humanis. Kategori disiplin diberikan kepada murid-murid yang selama periode 2014 telah berdisiplin dalam kehadiran dan waktu. Sementara kategori budaya humanis diberikan kepada murid-murid yang dinilai cukup berhasil dalam menerapkan nilai humanis yang telah diajarkan oleh para pembimbing selama mengikuti pembelajaran di kelas.

Murid-murid kelas Pembelajaran Kata Perenungan berfoto bersama para relawan pendidikan yang membimbing mereka selama tahun 2014.

Kisah Burung Gagak

Acara semakin semarak dengan pertunjukan drama yang dibawakan oleh para murid. Selama beberapa minggu sebelumnya, para murid telah menjalani latihan dengan giat dan tekun dengan arahan dan bimbingan relawan pendidikan. Adapun tema dari pertunjukan tersebut adalah “Burung Gagak”. Cerita ini berkisah tentang seekor induk burung gagak yang hidup bersama kedua anaknya. Dengan penuh kasih sayang dan tanpa kenal lelah Sang Ibu setiap hari terbang kemana-mana demi mencarikan makanan untuk menghidupi anak-anaknya. Hingga pada suatu waktu anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan cerita mencapai klimaksnya. Terjadi kebakaran hutan dan Sang Ibu yang sudah mulai tua tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Anak-anaknya mengerumuni dengan rasa tidak berdaya. Kasih sayang yang begitu dalam di antara Ibu gagak dengan anak-anaknya, menggugah seisi penghuni hutan untuk ikut membantu menyelamatkan Sang Ibu.

Pertunjukan drama ini menggambarkan nilai moral yang luhur dan paling mendasar dari kehidupan manusia, yaitu rasa kasih sayang tak terhingga dari orang tua dan rasa bakti dari anak kepada orang tuanya. Beberapa orang tua yang hadir ikut terharu dan meneteskan air mata. “Selama mengikuti kelas, kedua anak saya memperlihatkan perkembangan positif, antara lain dari cara berbicara dan bersikap kepada kedua orang tua. Keduanya sudah bisa bersikap hormat dan lebih sopan,” ujar Lenny Suharly, orang tua murid.

Mencetak generasi muda masa depan adalah tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya mendidik mereka untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi saja, tapi juga menanamkan akhlak dan budi pekerti yang luhur agar menjadi karakter yang senantiasa melekat dalam diri mereka untuk menjawab segala permasalahan kehidupan. Seperti petikan salah satu kata perenungan Master Cheng Yen bahwa “Hakikat terpenting dari pendidikan adalah pewarisan cinta kasih dan rasa syukur, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya”. 


Artikel Terkait

Membangkitkan dan Mempraktikkan Welas Asih dari Dini

Membangkitkan dan Mempraktikkan Welas Asih dari Dini

14 April 2014 Topik yang diajarkan di kelas pertemuan kali ini adalah welas asih. Para murid diajarkan untuk membangkitkan rasa welas asih dalam diri Mereka melalui beberapa tayangan video anak yang tidak memiliki kaki dan tangan.
Mewariskan Cinta Kasih dan Rasa Syukur Melalui Pendidikan

Mewariskan Cinta Kasih dan Rasa Syukur Melalui Pendidikan

06 Januari 2015
Pada tanggal 7 Desember 2014,  Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen Tzu Chi Medan mengadakan acara gathering dengan orang tua murid. Melalui kelas pendidikan kata perenungan Master Cheng Yen ini, diharapkan dapat membentuk karakter dan kepribadian anak-anak menjadi lebih baik dan luhur.
Ramah Tamah Imlek

Ramah Tamah Imlek

13 Februari 2020

Minggu, 2 Februari 2020, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan melakukan acara Ramah Tamah Imlek dengan serangkaian acara yang sudah disusun sedemikian rupa serta makan Steamboat Bersama di tahun 2020.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -