Mewariskan Pembabaran Dharma Tanpa Suara
Jurnalis : Triana Putri , Henny Yohannes (He Qi Pluit) dan Dewi Yanti (He Qi Angke) , Fotografer : Indra Gunawan, Emy Nora (He Qi Angke)Rudy Darwin salah satu pengisi materi pelatihan mengangkat tentang filosofi bangunan gedung Aula Jing Si. Rudy mengatakan bangunan Aula Jingsi sarat dengan filosofi yang merupakan pembabaran Dharma tanpa suara.
Master Cheng Yen berharap bahwa pembangunan Aula Jing Si dapat ditujukan untuk melindungi dan melestarikan semangat ajaran Buddha, dan sekaligus merupakan implementasi ajaran itu sendiri. Tidak hanya itu, keberadaan Aula Jing Si juga diharapkan dapat mewariskan semangat Tzu Chi bagi generasi masa depan.
Dua huruf "Jing Si" (dalam bahasa Mandarin) memiliki arti "Jing" berarti tidak tergoyahkan, sebuah kondisi yang sangat tenang. "Si" berarti berpikir atau merenung. Maka, Jing Si berarti dengan hati yang tenang memikirkan permasalahan kehidupan.
Pada Minggu, 23 Juni 2024, komunitas He Qi Angke dan Pluit mengadakan pelatihan relawan abu putih ke-3 di ruang Fu Hui Ting, Aula Jing Si. Pelatihan ini diikuti oleh 72 orang peserta dan 67 orang panitia. Pada pelatihan relawan kali ini, peserta pelatihan diajak untuk mengenal lebih dalam tentang filosofi Tzu Chi melalui tur gedung Aula Jing Si.
“Aula ini menggambarkan rumah relawan. Jadi, kita sebagai relawan Tzu Chi sudah sewajarnya memahami makna dari rumah kita,” tutur Rudy Darwin salah satu pengisi materi pelatihan. “Touring ini dibuat agar relawan mengetahui seluk-beluk dan filosofi rumah kita sehingga pada saat kita mendampingi tamu atau pengunjung datang, kita bisa menjelaskan dengan benar dan baik karena Aula Jing Si ini merupakan pembabaran Dharma tanpa suara,” ucap Rudy.
Menyelamatkan kehidupan, Menjaga Kesehatan
Rudy memaparkan peristiwa ketika Master Cheng Yen mau membangun sebuah rumah sakit Tzu Chi di Taiwan. Master Cheng Yen mendapat tantangan dari banyak pihak, mulai dari relawan yang masih banyak menyalurkan bantuan, pihak pemerintah, tentara hingga terkait dana pembangunan.
Namun, Master Cheng Yen yakin setiap orang mempunyai aliran cinta kasih di dalam hatinya sehingga relawan dapat bersumbangsih menjadi relawan pemerhati. Selain itu, Master Cheng Yen juga yakin bahwa ketidakpastian akan datang dalam satu tarikan napas sehingga Master Cheng Yen tetap berkeyakinan bahwa tekadnya membangun rumah sakit Tzu Chi dapat diwujudkan.
“Relawan pemerhati rumah sakit adalah salah satu ciri khas dari rumah sakit Tzu Chi di setiap cabang. Relawan yang menjadi penghubung antara keluarga dan tenaga medis,” ungkap Linah. “Memberikan perhatian dan pendampingan yang tulus kepada pasien, mendengarkan pasien dengan empati dan menjadikan pasien seperti keluarga. Tetapi sebagai relawan pemerhati, tidak boleh memberi saran medis dan membocorkan data medis pasien,” tutur Rudy yang sudah bergabung di Tzu Chi melalui Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi).
Pelatihan ini juga menampilkan sharing-sharing dari relawan yang mengalami langsung di lapangan. Seperti Sharing Jok Khian yang menceritakan tentang pendampingan relawan dan bantuan yang diberikan oleh Yayasan Tzu Chi dari awal hingga sekarang.
“Dengan terjun langsung melakukan kebaikan, hal yang kita dapatkan adalah sukacita. Bukan hanya para gan en hu saja yang mendapatkan senyum kebahagiaan dari sebuah pertolongan, namun mereka juga ikut mewujudkan cinta kasihnya melalui celengan bambu,” ungkap Jok Khian.
“Ketika kita berbuat kebaikan, secara otomatis kita meningkatkan kebijaksanaan kita masing-masing. Kehidupan manusia tidak kekal adanya ketika masyarakat membutuhkan kita, segeralah melangkah saat masih bisa berjalan hari ini,“ lanjut Jok Khian.
Jok Khian mengatakan Yayasan Tzu Chi memberikan jalan untuk bodhisatwa pintu Dharma yang tak terhingga, dan seberapa jauh kita bisa melangkah bersama-sama. “Tetap semangat ya Shi xiong Shi jie semuanya,” tutup Jok Khian pada akhir sharingnya.
Pelatihan ke Dalam dan Praktik ke Luar oleh Insan Tzu Chi
“Demi ajaran Buddha demi semua makhluk” merupakan enam kata yang dibagikan oleh Master Yin Shun kepada Master Cheng Yen. Master Yin Shun berpesan apapun yang Master Cheng Yen lakukan, kelak misi-misi yang dijalankan harus mengacu pada enam kata tersebut (“Demi ajaran Buddha demi semua makhluk”).
Haryo Suparmun salah satu pengisi materi pelatihan menjelaskan tentang tentang “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk” merupakan enam kata yang dibagikan oleh Master Yin Shun kepada Master Cheng Yen.
Enam kata ini juga mewakili pelatihan ke dalam dan praktik ke luar. “Demi ajaran Buddha” adalah melakukan pelatihan ke dalam diri. Kita harus melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kesungguhan. Sedangkan, “demi semua makhluk” melakukan praktik ke luar, seperti cinta kasih, welas asih, turut berbahagia dan mencapai keseimbangan batin.
Kita sebagai relawan Tzu Chi harus melatih perbuatan, ucapan, dan pikiran kita yang baik. Dari pikiran, akan muncul ucapan dan perbuatan. Ketika menghadapi penerima bantuan, janganlah kita selalu berbicara baik, namun di dalam pikiran kita mempunyai pikiran buruk mengenai mereka. Dari pikiran yang baik, kita akan mempunyai moralitas yang baik dan kita selalu harus mencari Dharma yang memurnikan dan mempelajari 37 faktor pencerahan.
“Kita sebagai relawan harus memiliki rasa bersyukur, penuh hormat dan cinta kasih sehingga kita dapat bersumbangsih tanpa pamrih. Sehingga timbul perasaan yang tidak perhitungan dan perasaan tidak membandingkan dengan orang lain. Lalu kita dapat melapangkan hati dan niat murni kita,” tutur Haryo salah satu pengisi materi pelatihan relawan Tzu Chi.
“Melatih diri tidak dapat instan, harus setiap saat kita latih diri kita. Harus berani mengubah diri, membawa orang, membawa hati, bersukacita memahami yang lain, menerima dan kerja sama dengan kekurangan orang lain,“ lanjut Haryo.
Kesan Peserta
Wijaya (21) salahsatu peserta pelatihan mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti pelatihan relawan Tzu Chi. Wijaya yang akrab disapa Ming Kuang, merasa sangat senang dan bahagia karena baru kali pertama Ming Kuang mengenakan seragam abu putih.
Relawan Tzu Chi memperagakan bahasa isyarat tangan dengan tema “Ren Jian You Ai” dengan indah dan rapi di hadapan 64 orang peserta pelatihan relawan abu putih.
Keterbatasan fisik tidak menghalangi tekadnya untuk bersumbangsih dalam barisan Tzu Chi karena Ming Kuang mendengar kisah relawan Tzu Chi yang penuh welas asih dan merasa terharu dengan setiap tindakan para relawan yang cepat saat membantu yang membutuhkan. Berawal dari kisah relawan itu dirinya memutuskan untuk bergabung dalam barisan Tzu Chi.
“Saya sangat senang bisa berkumpul dan bertemu dengan semua Shi xiong yang baik, terutama Shi xiong Eric yang mendampingi saya terus dari awal training hingga selesai,” ungkap Ming Kuang.
Liong Soang Tjioe (kedua dari kiri) merasa terharu saat mendengarkan penjelasan dari duifu mengenai pondok Master.
Pelatihan relawan abu putih ini dihadiri oleh Liong Soang Tjioe peserta pelatihan abu putih yang sudah berumur 77 tahun. Liong Soang Tjioe mengungkapkan tekad awalnya untuk mengamalkan apa yang telah didapatkannya dan tetap berjalan di jalan Bodhisattva. “Tekad saya melalui Tzu Chi, masih bisa membina diri dan berbuat banyak kebajikan serta mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen,” tekad Liong Soang Tjioe.
“Saat touring, saya melihat miniatur (replika) rumah Master Cheng Yen, saya sangat terharu. Bahwa dengan kondisi yang ada, Master Cheng Yen ada tekad kuat dalam belajar dan praktik Dharma, juga menyebarkan Dharma. Dari satu tekad Master Cheng Yen menjadi banyak tekad insan Tzu Chi, ” ucap Liong Soang Tjioe bangga.
Relawan berfoto bersama usai mengikuti serangkaian kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 yang diadakan oleh komunitas HeQi Angke Pluit pada Minggu 23 Juni 2024, bertempat di Fu Hui Ting, Aula Jingsi lantai 2.
Panitia pelatihan relawan abu putih ke-3 berharap para peserta lebih memahami dan mengerti filosofi bangunan Gedung Aula Jing Si yang merupakan pembabaran Dharma tanpa suara.
Editor: Anand Yahya
Artikel Terkait
Jalan Bodhisatwa Dunia Tzu Chi
02 Juni 2023Untuk lebih mengenal Tzu Chi, Tzu Chi Batam mengadakan Pelatihan Relawan Abu-Putih ke-3 pada 28 Mei 2023. Pelatihan diikuti 159 relawan dari Batam, Tg. Pinang, Tg. Balai Karimun dan Selatpanjang.