Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

Jurnalis : Marcopolo (Tzu Chi Biak), Fotografer : Marcopolo (Tzu Chi Biak)

Relawan Tzu Chi dan warga Desa Dofyo Wafor berjalan bersama menuju area mata air di Desa Dofyo Wafor. Hari itu Jumat, 6 Oktober 2017 mereka bersama-sama membersihkan areal mata air.

Derap langkah kaki relawan Tzu Chi dan warga Desa Dofyo Wafor mantap dan sejalan. Hari itu, Jumat, 6 Oktober 2017 mereka menuruni jalan aspal dan menembus semak belukar yang masih rimbun menuju area mata air di Desa Dofyo Wafor. Bukan untuk bertamasya, tapi untuk bersama-sama membersihkan areal mata air. Lokasinya yang tidak jauh dari Kantor Pemerintahan Desa membuat relawan dan warga memilih untuk berjalan kaki hingga sampai di mata air.

Sebelumnya, relawan sudah pernah melihat kondisi mata air yang masih sangat alami tersebut. Udara segar dan semilir angin meniup pepohonan menyambut mereka. Kicau burung pun terdengar dari pohon-pohon yang tinggi. Sungguh indah dan menyejukkan hati. Namun sayang seribu sayang, di tepian mata air banyak sampah plastik berserakan bahkan sampai tertanam ke dalam tanah. Berkaitan dengan hal tersebut, Tzu Chi Biak berinisiatif untuk membantu membersihkan mata air dan meminta izin kepada Perangkat Desa Dofyo Wafor.

Nataniel (kanan), relawan Tzu Chi Biak memberikan arahan kepada para warga untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. Tujuannya agar kondisi mata air dapat terjaga untuk generasi yang akan datang.

Sekitar 25 orang warga Desa Dofyo Wafor turut serta membersihkan sumber mata air. Lokasinya yang tidak jauh dari Kantor Pemerintahan Desa membuat relawan dan warga memilih untuk berjalan kaki hingga sampai di mata air.

Memulai kegiatan tersebut, Nataniel, relawan Tzu Chi Biak memberikan arahan kepada para warga untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. Tujuannya agar kondisi mata air dapat terjaga untuk generasi yang akan datang. Akan amat disayangkan apabila mata air tidak bisa mengairi kehidupan warga lagi karena tidak dijaga bersama-sama. Ditambah lagi letak mata air yang dekat pemukiman dinilai sangat memudahkan warga. Mereke pun sadar bahwa apabila mata air tersebut tertutup, warga bisa berjalan cukup jauh menjangkau sumber mata air lainnya.

Nataniel pun bahagia karena hari itu ada sekitar 25 orang warga Desa Dofyo Wafor turut serta membersihkan sumber mata air. Mereka bahu membahu mengangangkat kotoran, sampah plastik, dan sampah lainnya. Tidak lupa, mereka juga membersihkan akses jalan agar mudah dilalui tanpa terkena semak-semak liar yang menghalangi jalan ke sumber mata air tersebut.

Kondisi di tepian mata air di Desa Dofyo Wafor banyak sampah plastik berserakan bahkan sampai tertanam ke dalam tanah.

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi dan warga Desa Dofyo Wafor bahu membahu mengangangkat kotoran, sampah plastik, dan sampah lainnya.

Zakarias Kafiar, warga Desa Dofyo Wafor yang ikut serta dalam pembersihan tersebut berjanji akan menjaga sumber mata air. “Supaya nanti bisa dinikmati juga oleh anak cucu kami,” katanya. Ia juga mengungkapkan terima kasih kepada Tzu Chi Biak yang telah memperhatikan warga dan sumber kehidupan mereka.

Hingga saat ini, warga Desa Dofyo Wafor mempergunakan sumber mata air tersebut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan mereka. Mulai untuk air minum hingga mencuci pakaian. Air di mata air tersebut terasa dingin dan segar, bahkan bisa diminum langsung tanpa perlu proses masak lagi.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

16 Oktober 2017
Derap langkah kaki relawan Tzu Chi dan warga Desa Dofyo Wafor mantap dan sejalan. Hari itu, Jumat, 6 Oktober 2017 mereka menuruni jalan aspal dan menembus semak belukar yang masih rimbun menuju area mata air di Desa Dofyo Wafor. Bukan untuk bertamasya, tapi untuk bersama-sama membersihkan areal mata air.
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -