Mewujudkan Cinta Kasih Kepada Bumi
Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Nopianto, Agus Lee, Alexander Prayoga (Tzu Chi Batam)Setiap regu dipimpin oleh seorang Daai Mama untuk membersihkan pesisir Pantai Nongsa. Para Tzu Shao mengumpulkan sampah yang bisa daur ulang kemudian dimasukan ke dalam karung bekas.
Kelas budi pekerti Tzu Chi Batam merupakan salah satu kegiatan rutin dalam kalender Tzu Chi Batam. Pada pertemuan minggu ketiga tanggal 16 April 2017, Daai Mama (relawan pendamping-red) memindahkan lokasi ruangan belajar mereka dari lantai 3 Posko Daur Ulang Tzu Chi Batam ke sebuah pantai yang terletak di daerah Nongsa, Batam. Mereka mengajak para murid untuk bersama-sama membersihkan pantai dan menyosialisasikan pelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak dapat mewujudkan cinta kasih kepada bumi dalam aksi nyata.
Kegiatan kali ini diikuti 78 peserta, termasuk 49 murid kelas budi pekerti. Kebanyakan dari mereka adalah Tzu Shao (siswa siswi SMP dan SMA-red). Sebelum berangkat ke tujuan mereka, Megawati, relawan Tzu Chi Batam yang menjadi koordinator kegiatan ini terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan ini dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika tiba di pantai. Ia juga bertanya kepada para murid barang apa saja yang bisa di daur ulang. Para peserta juga dibagi menjadi 8 kelompok sebelum berangkat ke Pantai Nongsa.
Selain melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, Daai Mama juga mengajak para anak-anak Tzu Shao bermain berbagai permainan interaktif setelah membersihkan pantai.
Setiba di Pantai Nongsa, para peserta berkumpul kembali sebelum memulai aktivitas. Setiap regu dipimpin oleh seorang Daai Mama untuk membersihkan pesisir pantai. Mereka mengumpulkan sampah yang bisa daur ulang kemudian dimasukan ke dalam karung bekas.
Meskipun sinar matahari pada saat kegiatan bersinar terik, namun antusias para peserta sangatlah tinggi. Tidak ada perasaan malas dan panas karena harus mengumpulkan sampah. Justru yang mereka rasakan adalah perasaan suka cita karena telah melakukan kebajikan. Hal ini dibenarkan oleh Fanny Faustina (15), salah satu murid Tzu Shao yang ikut dalam kegiatan pembersihan pantai. “Datang ke sini (mengumpulkan sampah) itu termasuk capek, tetapi sangat senang,” ungkap salah satu siswi Sekolah Djuwita, Batam.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Daai Mama dan praktek langsung, wawasannya tentang pelestarian lingkungan menjadi semakin luas. “Saya lebih tahu barang apa saja yang bisa di daur ulang dan barang apa saja yang tidak bisa. Seperti botol, kaleng, kertas dan kardus. Semua ini bisa didaur ulang,” tambah siswi Sekolah Djuwita, Batam tersebut.
Melihat aktivitas yang dilaksanakan para Tzu Shao Batam, para pengunjung pantai pun turut memberikan dukungan yang positif. Ada pengunjung yang ikut mengumpulkan sampah di sekitarnya, ada juga yang memberikan botol plastik bekas mereka kepada para Tzu Shao. Salah seorangnya ialah Entis Sutisna. “Kegiatan seperti ini bagus untuk mendidik anak dan masyarakat akan pelestarian lingkungan. Karena kebersihan di lingkungan rekreasi seperti ini perlu dijaga. Kalau tempatnya bersih dan teratur, maka pengunjung akan merasa lebih nyaman dan senang karena tidak melihat sampah berserakan,” jelasnya.
Para Tzu Shao juga membagikan brosur yang berisi tentang pelestarian lingkungan kepada para pengunjung dan warga setempat yang ada di wilayah Pantai Nongsa, Batam.
Kegiatan outdoor demikian memang lebih diminati oleh para murid yang beranjak remaja di kelas Budi Pekerti. Mereka lebih suka mempraktekkan langsung dibanding hanya mendengarkan penjelasan dari Daai Mama. “Acara outdoor ini memang dinanti-nantikan oleh anak-anak Tzu Shao, karena mereka kan sudah (mulai) dewasa jadi mereka ingin lebih banyak langsung terjun ke prakteknya,” jelas Devi Yuliati, salah seorang Daai Mama Tzu Chi Batam.
Selain membersihkan pantai, sebagian dari mereka juga membagikan brosur kepada pengunjung pantai dan warga setempat. Kemudian, kegiatan sore hari itu diteruskan dengan sesi berbagai permainan interaktif. Permainan-permainan tersebut tidak hanya sekedar untuk hiburan, namun juga untuk membina keakraban para murid dan Daai Mama. Setelah menyelesaikan semua aktivitas di pantai, mereka pun pulang pada sore hari.
Editor: Arimami Suryo A.