Mewujudkan Hidup dalam Kemandirian

Sebanyak 18 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat berkumpul bersama pada Minggu, 16 Desember 2018 di Kantor Kelurahan Sunter Agung. Di sana mereka menyosialisasikan Program Gerobak Mi DAAI. Tikwanto Lim, Koordinator Sosialisasi Gerobak Mi DAAI menuturkan bahwa program ini bertujuan untuk memperbaiki kesejahteraan warga, meningkatkan taraf hidup, dan mewujudkan kehidupan yang mandiri.

Dalam program ini pula, Tzu Chi menawarkan dukungan berupa 1 buah gerobak mi lengkap dengan peralatannya bagi warga wilayah Sunter yang terseleksi. Mereka akan menerima bantuan tersebut setelah melalui tahapan interview. Sebanyak 16 orang warga dari 25 warga yang hadir, mengikuti proses wawancara agar proses pemberian bantuan ini tepat sasaran.

“Saya sudah lama sekali menunggu program dari Yayasan Buddha Tzu Chi, selama ini melihat di DAAI TV banyak wilayah lain yang menerima program untuk kemajuan wilayah, akhirnya sekarang wilayah saya mendapat giliran. Saya bersyukur dan berterima kasih,” ujar Andi Dirham, Lurah Sunter Agung. 

Selain proses tersebut, relawan juga mengisinya dengan sosialiasi tentang Tzu Chi serta visi misinya kepada warga dari RW 06 yang hadir. Berlanjut dengan penjelasan akan pentingnya hidup sehat yang salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan sehat, “Kami mendukung program pemerintah dalam rangka mengajak masyarakat untuk hidup sehat,” kata Rosaline relawan He Qi Pusat.

Pada kesempatan itu pula, Rosaline dan Wylen memberikan informasi tentang DAAI Mi. Bahwa DAAI Mi berbeda dengan mi instan lain yang dijual di pasaran. “(DAAI Mi) Memiliki dua varian rasa yaitu rasa soto dan rasa goreng. Produk ini juga vegan, tanpa pengawet, pewarna buatan, MSG, dan aman dikonsumsi,” tutur Rosaline.

Di penghujung kegiatan, relawan dan warga menikmati DAAI Mi bersama.  “Mi-nya enak,” kata salah satu ibu PKK yang hadir. Relawan berharap nantinya warga dapat mendukung program kemandirian ini. “Harapan saya besar untuk bisa ikut program Gerobak Mi DAAI ini. Semoga semua lancar,” ujar Sumadi, salah seorang warga.

Editor: Metta Wulandari