Meyebarkan Cinta Kasih Tzu Chi
Jurnalis : Brigitta/Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Jhonny (Tzu Chi Bandung)
|
| ||
Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB, diawali dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Kemudian dilanjutkan dengan sharing pertama tentang kisah Tzu Chi yang dibawakan oleh Brigitta Shijie. Para peserta begitu antusias mendengarkan, bahkan salah satu peserta yaitu Niko sangat terkesan dan terinpirasi dengan celengan bambu. Bahwa hanya dengan mendanakan 50 sen setiap hari, bisa digunakan untuk menolong orang yang tidak mampu. Maka ia pun bertekad untuk menyisihkan uang jajan yang diberikan orangtua ke dalam celengan bambu agar dapat berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen dalam Lentera Kehidupan dengan tema ”Menghargai Berkah dan Berbuat Baik”. Dari ceramah Master ini, peserta mendapat pembelajaran ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang kurang beruntung dan mereka mendambakan ingin sekolah dan mendapatkan pendidikan. Namun, karena kemiskinan dan peperangan, mereka akhirnya harus bekerja, sementara di negara yang lebih makmur sebagian dari muda-mudi kita yang bisa mendapatkan pendidikan secara mudah malah tidak dapat menghargainya bahkan cenderung menyia-nyiakan ilmu pendidikan. Dari sharing Widya Shixiong tentang budaya humanis Tzu Chi, bisa dilihat pula bahwa tren negatif muda-mudi saat ini menunjukkan bahwa moralitas semakin menurun. Banyak remaja sudah mulai merokok, berpakaian tidak pantas bahkan rambut pun dicat warna warni. tren ini tidak hanya merugikan diri sendiri bahkan terkadang merugikan orang lain. Diperlukan suatu perubahan, yaitu melalui budaya humanis. Apa itu budaya humanis? budaya humanis Tzu Chi adalah dengan sikap bersyukur, menghormati, dan cinta kasih : Bersyukur kita diberi kesempatan untuk bersumbangsih, menghormati penerima bantuan, dan menolong dengan penuh cinta kasih.
Keterangan :
Melalui perenungan dari lagu “Wo Hen Xing Fu” (Aku Sangat Beruntung), memberi pembelajaran dan hendaknya bisa menyadari kita masih memiliki tubuh yang sempurna, memiliki orangtua, makanan yang cukup, menghargai berkah yang kita miliki, berpuas diri dan selalu bersyukur. Karena masih banyak teman dan saudara kita yang kurang beruntung dan masih hidup di garis kemiskinan, menderita, kekurangan makanan, bahkan tidur beratapkan langit, Hal ini pun dirasakan oleh beberapa peserta yang berbagi kisahnya, bahwa mereka merasa sangat beruntung, seperti yang diutarakan oleh Diayana Vasantha peserta dari Universitas Padjadjaran (UNPAD). Pelajar yang berasal dari Malaysia ini, mengatakan bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung dari kehidupan kita masing-masing. Kita diberikan serba kecukupan untuk mejalani hidup, sudah sepatutnya kita harus mensyukuri kehidupan kita dan mau membantu sesama manusia. “Saya merasa sangat bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki dan tidak akan membandingkan diri dengan orang lain, karena ternyata masih banyak yang kurang beruntung dari saya,” ujar Diayana. Hal senada pun diucapkan oleh salah satu peserta sharing ini, yaitu Angelina. “Dari acara ini saya banyak mendapatkan pembelajaran untuk selalu menghargai dan mensyukuri apa yang saya miliki,” ucapnya. Sharing dilanjutkan dengan menyaksikan video kegiatan Tzu Ching Bandung yang rutin dilakukan seperti; kegiatan bedah buku, baksos kesehatan, kunjungan ke panti jompo, kunjungan kasih pada pasein penerima bantuan Tzu Chi, dan kegiatan daur ulang. Di penghujung acara sosialisasi diadakan acara berdoa bersama dengan lagu Qi Dao (berdoa) yang diperuntukkan bagi saudara-saudara kita di Aceh yang terkena gempa dan juga bencana lainnya dimana pun agar di bumi ini tercipta kedamaian. Acara sosialisasi ini pun ditutup dengan menyanyikan lagu satu keluarga oleh semua hadirin. Semoga dengan kegiatan sosialisasi ini para insan muda dapat tergugah hatinya untuk bergabung dalam barisan Tzu Ching Bandung, dan menyebarkan cinta kasih tanpa batas pada seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Seperti yang dikatakan Master “Setiap generasi muda harus memiliki tekad untuk menyelesaikan persoalan yang ada dalam masyarakat, dan bukan sebaliknya dengan menjadi si pembuat masalah,” | |||
Artikel Terkait
Selalu Ada Jalan untuk Sembuh
17 November 2009Kebahagiaan di Indonesia Timur
15 November 2017Selasa, 17 Oktober 2017, relawan Tzu Chi Sinarmas Xie Li Papua mengadakan Penyuluhan Kesehatan Gigi di wilayah Indonesia Timur, Provinsi Papua, tepatnya di Desa Lapua, Distrik Kaureh, Kabupaten Jayapura.