Minggu Budaya Humanis Sekolah Tzu Chi
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
|
|
||
Pada tanggal 17 – 21 Februari 2014, Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara mengadakan kegiatan minggu Budaya Humanis. Di acara ini, para murid diajarkan untuk mengenal Lingkungan Tzu Chi dan sejarah Tzu Chi melalui poster-poster yang ada di Exhibition Hall, Aula Jing si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Tidak hanya itu, guru-guru juga mengajak para murid untuk bisa berbagi cinta kasih tidak hanya kepada orang tua tetapi kakek dan nenek mereka (18 – 19 Februari 2014). Tidak hanya kakek-nenek kandung tetapi kakek-nenek dari Senior Club juga di undang untuk berbagi kebahagiaan. Misalnya Yong Han. Kakek yang tinggal di Perumahan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ini merasa sangat bersyukur dapat berjodoh untuk datang ke acara ren wen week ini. Yong Han yang mulai mengalami penurunan daya ingat akibat penyakit stroke yang di deritanya beberapa tahu lalu menerangkan jika dirinya bahkan sudah tidak dapat mengingat lagi tanggal berapa ia lahir.”Saya dulu sempat stroke. Jadi tidak bisa ke mana-mana. Dulu sering lewat (gedung Tzu Chi) dan pengen banget datang ke Tzu Chi Indonesia. Tapi ga bisa karena tidak ada yang bisa antar. Kebetulan ketika di Senior Club, teman-teman ajak untuk ikut pergi mereka. Ternyata mereka datang ke Tzu Chi. Senang banget. Di sini anak-anak murid juga sangat baik dan ramah,”ujar Yong Han. “Pendidikan ini yang sebenarnya sangat penting,”sambung Yong Han sambil melihat para anak murid Sekolah Tzu Chi memberikan perhatian kepada kakek-nenek.
Keterangan :
Keesokannya (20 Februari 2014), para guru memberikan pengajaran untuk mencintai bumi dengan menanam tanaman di taman dan membuat prakarya secara teamwork. “It’s mine, It’s mine,” ujar murid Sekolah Tzu Chi. Melihat para murid yang mulai berebut, guru-guru pun mulai memberikan penjelasan. “Student’s, don’t said it’s Mine. This work is teamwork, so do it with your friends” jelas guru kepada para murid. Di hari itu, guru-guru mengajarkan para murid untuk saling berbagi peralatan, saling membantu, dan saling memberikan masukan dalam membuat prakarya. Alhasil semua prakarya dapat terselesaikan dengan rapi dan cepat dan murid-murid pun dengan gembira memberikan hasil prakarya mereka untuk dipajang di meja mereka masing-masing. Lomba menggambar Jing Si Aphorism
Keterangan :
“Minggu humanis berlangsung dari tanggal 17 – 21 Februari 2014 . Rangkaian kegiatan ini diawali dengan adanya perlombaan menggambar Kata Perenungan Master Cheng Yen dengan tema berbakti yang diikuti oleh beberapa sekolah. Tujuan dari penyelenggaraan ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan antar sekolah dan juga mempermudah murid-murid untuk menelaah kata-kata Perenungan Master cheng Yen,” ujar Iing Felicia Joe, Principal Nursery School (Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak) Sekolah Tzu Chi Indonesia. Adapun Harley, murid TK B Sekolah Cinta Kasih Tzu chi Cengkareng, Jakarta Barat yang mendapat peringkat juara 1 untuk lomba menggambar merasa sangat senang dengan menangnya prakarya yang di buatnya. “Saya buat gambar petani dengan cangkul. Karena petani kerja keras untuk buat beras,” ujar Harley seraya tersenyum. Harley pun berujar jika ada lebih membuat dirinya senang adalah karena dengan memenangkan perlombaan ini, ia lebih sering di peluk oleh ibunya.”Senang, karena di peluk oleh ibu,” terang bocah berusia 6 tahun ini. Selain itu, dengan adanya perlombaan menggambar Kata Perenungan Master Cheng Yen ini menumbuhkan suatu harapan dari Marisa Setiawan, guru dari Sekolah Narada agar kegiatan pemahaman kata perenungan Master Cheng akan dapat terus ada dan bervariasi untuk ke depannya. “Lomba gambarnya bagus dan sangat inspiratif sekali. Sangat membantu anak-anak untuk memahami kata-kata perenungan Master Cheng Yen. Sebelum menggambar, anak-anak juga di briefing dulu mengenai siapa itu Master Cheng Yen. Ketika di beritakan jika gambar yang mereka lukis menang, mereka sangat girang sekali. Saya berharap lomba seperti ini akan ada lagi dan semakin bervariasi jenjangnya,” terang Marisa Setiawan, dengan penuh gembira. |
|||