Modal Dasar Pendidikan Tzu Chi
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara), Hendra, Hendri, Kurniawan, dan Setjie (Rel. Dok. Tzu Chi) Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei memberikan nasi tumpeng kepada Franky O. Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang juga Penanggung Jawab Misi Pendidikan Tzu Chi dalam Acara Syukuran Topping Off Sekolah Dasar Tzu Chi.. |
| ||
Empat Hal yang Patut Disyukuri Dari sisi hardware (fasilitas gedung dan sarana prasarananya), kualitas Tzu Chi School memang sudah tidak diragukan lagi. Namun bukan hanya keunggulan dari sisi fisik saja, Tzu Chi School juga mengedepankan dari sisi softwarenya, guru, murid, dan juga kurikulumnya. Di Sekolah Tzu Chi ini, selain mendapatkan ilmu pengetahuan, anak-anak juga memperoleh pendidikan budi pekerti. Menurut Franky, yang terpenting dari misi pendidikan Tzu Chi ini adalah bagaimana menuntun anak ini sedari kecil untuk memiliki sikap, karakter, dan budi pekerti yang baik. “Nah, di Tzu Chi ini juga banyak nilai-nilai yang bagus sekali (budi pekerti), seperti berbakti kepada orangtua dan berbuat kebajikan adalah dua hal yang tidak bisa ditunda,” terang Franky.
Keterangan :
Di Tzu Chi School ini nantinya para siswa akan mendapatkan pelajaran budi pekerti setiap hari minimal 15 menit, dimulai dari Kata-kata Perenungan Master Cheng Yen yang kemudian diinterpretasikan di dalam pelajarannya. Para guru yang akan memberikan materi pelajaran budi pekerti ini didatangkan langsung dari Universitas Tzu Chi Taiwan. “Di Tzu Chi School ini kita lebih menekankan pada bagaimana pondasi seorang anak itu benar-benar kita poles atau bentuk sejak masih kecil, sehingga ketika dia sudah dewasa sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan,” kata Iing Felicia Joe, Kepala TK Tzu Chi School. Selain budi pekerti, ciri khas lain dari Tzu Chi School ini adalah adanya pendidikan tentang lingkungan. Jadi, sejak kecil anak-anak ditanamkan rasa cinta kepada lingkungan dan juga belajar bagaimana menghargai berkah, bervegetarian, dan juga mendaur ulang sampah. “Daur ulang ini di Taiwan sudah sukses diterapkan, dan diharapkan di Indonesia bisa sukses juga. Daur ulang dari botol plastik minuman ini bisa di-reduce lagi, jadi dengan begitu dapat mengurangi pemakaian sampah plastik dan bisa mengurangi dampak global warming (pemanasan global). Inilah salah satu keunggulan dari Tzu Chi School ini dan diharapkan bisa diterapkan di masyarakat,” kata Franky O. Widjaja.
Keterangan :
Menjawab Tantangan Masa Depan Kehadiran Tzu Chi School memang memberi warna berbeda dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini (pembelajaran budi pekerti dan pelestarian lingkungan), dan hal ini cukup menarik minat banyak para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di Tzu Chi School. Salah satunya adalah Susianti, warga Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara yang sengaja datang untuk mengikuti acara Topping Off dan pameran Tzu Chi School agar dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap sebelum mendaftarkan putranya. “Dari segi fasilitas dan gedungnya sudah tidak meragukan lagi, tetapi yang membuat saya tertarik adalah budi pekerti dan aktivitas sosialnya,” terang Susianti, “meski Tzu Chi School belum jalan, tetapi basicnya selama ini Tzu Chi kita sudah lihat, mulai dari aktivitas sosial, tata krama, dan budi pekertinya sudah bagus, jadi itu sudah suatu modal utama.” | |||
Artikel Terkait
Menghibur Oma dan Opa di Panti Jompo
05 Maret 2024Para relawan Tzu Chi Medan mengunjungi beberapa panti jompo di kota Medan guna berbagi kebahagiaan.