Mohon Maaf Lahir dan Batin

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoWen Yu Shijie, relawan Tzu Chi mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan bingkisan Lebaran kepada para penerima bantuan pengobatan Tzu Chi.

Dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1431 Hijriah, pada tanggal 5 September 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara pembagian paket Lebaran kepada para Gan En Hu (pasien penerima bantuan Tzu Chi) yang bertempat di RSKB Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Pagi itu sedianya acara akan dilangsungkan pada jam 9 siang, tetapi sejak jam 7 para Gan En Hu sudah mulai berdatangan. Antusias para Gan En Hu ini tidak terlepas dari sebuah panggilan cinta kasih yang disampaikan oleh para relawan Tzu Chi.

Mengembangkan Cinta Kasih
Dalam benak mereka, kedatangan kali ini bukan hanya semata-mata atas hadiah yang diberikan, namun lebih dari pada itu, karena menurut salah satu Gan En Hu yang bernama Suryadi, kedatangan ia dan keluarganya karena undangan yang disampaikan oleh Benny halim dan Iea Hong, relawan Tzu Chi yang selama ini mendampinginya di rumah sakit. Kedua relawan itu juga kerap mengunjungi Suryadi ke rumahnya dan memperlakukannya seperti keluarga sendiri. “Karena itu saya harus datang meskipun saya masih dalam kondisi sakit,” ungkap Suryadi haru.

Acara ini diikuti oleh sekitar 140 tamu undangan. Nelly dan Suparman, relawan Tzu Chi yang bertindak sebagai pembawa acara memperkenalkan salah satu relawan Tzu Chi pertama di Indonesia, yaitu Wen Yu Shijie. Pada kesempatan itu, Wen Yu menjelaskan bahwa setiap orang harus memenuhi hatinya dengan cinta kasih,  karena dengan adanya cinta kasih maka seseorang akan menjadi merasa bahagia dan dapat membahagiakan orang lain. Oleh karena itu cinta kasih harus terus dikembangkan. “Di dunia Tzu kita semua adalah Satu Keluarga, tidak ada perbedaan apapun,” kata Wen Yu mengingatkan para peserta untuk tidak ragu berbaur dengan para relawan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Dengan penuh perhatian seorang relawan memapah seorang ibu yang sulit berjalan. Walaupunbelum             saling mengenal, di dunia Tzu Chi semua menjadi "Satu Keluarga". (kiri)
        - Budi Salim (kiri), salah seorang penerima bantuan pengobatan Tzu Chi yang kemudian menjadi donatur            Tzu Chi bersama ibu dan saudaranya. (kanan)

Kekuatan Sebuah Tekad
Acara dilanjutkan dengan menayangkan kilas balik kegiatan Tzu Chi di tahun 2009, diantaranya gempa di Padang, Sumatera Barat. Saat gempa di Padang, relawan Tzu Chi harus menempuh jalan yang sulit dengan berjalan kaki berjam-jam untuk memberikan bantuan kepada warga yang tertimpa musibah. Ini semua dapat dilakukan karena didasari tekad dan ketulusan untuk membantu sesama. Master Cheng Yen berkata, “Bila 500 orang bersatu dalam sebuah kebajikan maka itu melambangkan satu Bodhisatwa!” Oleh karena itu, kita harus bersatu dalam langkah kebajikan yang diajarkan oleh Master Cheng Yen.  Para hadirin juga diperkenalkan tentang visi dan misi Tzu Chi.

Untuk menyegarkan suasana maka para relawan Tzu Chi membawakan sebuah hiburan berupa lagu isyarat tangan berjudul “Masih Ada Kehangatan” dan “Cinta Kasih di Muka Bumi Ini”.   Acara dilanjutkan dengan pementasan drama kisah nyata Aditya, salah seorang penerima bantuan pengobatan Yayasan Buddha Tzu Chi yang akhirnya juga menjadi donatur Tzu Chi. Ini semua terjadi karena cinta kasih dan perhatian yang diberikan oleh relawan kepada pasien sehingga keluarga pasien merasa terharu. Akhirnya mereka membiayai pengobatan sendiri dan maju selangkah lagi dengan menjadi donatur Tzu Chi agar bisa membantu yang lain yang lebih membutuhkannya.

Kisah nyata ini jika disimak dengan seksama sangat menyentuh dan membuat banyak orang terharu. Di akhir drama, Aditya beserta keluarga juga diundang ke atas panggung untuk diperkenalkan pada para hadirin, dan pada kesempatan itu pula Aditya menyerahkan celengan bambu yang ia tabung untuk disumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang diterima oleh Wen Yu Shijie, mewakili pihak Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

foto  foto

Ket : - Inilah salah satu ciri budaya humanis Tzu Chi, dimana semua undangan berbaris dengan tertib dan rapi.            (kiri).
         - Sehari sebelum acara dimulai, para relawan telah bekerja bekerja keras mempersiapkan segala              sesuatunya agar saat acara dimulai semua terlihat rapi dan indah. (kanan)

Dalam kesempatan ini Budi salim yang awalnya juga adalah pasien Tzu Chi, namun karena cinta kasih anak ini tumbuh maka ia kemudian menjadi donatur Tzu Chi dengan menyisihkan sebagian dari keuntungannya menjual kue. Ketika ditanya alasannya, “Budi ingin membantu yang lebih membutuhkan,” jawabnya.

Setelah peragaan isyarat tangan “Satu Keluarga” dan doa bersama, tibalah saat yang dinanti, pembagian bingkisan Lebaran. Satu per satu Gan En Hu naik ke atas panggung untuk mengambil paket bingkisan dan dilanjutkan dengan pemberian uang saku beserta baju untuk merayakan Hari Raya. Dengan wajah ceria dan penuh kebahagiaan, mereka satu per satu maju ke atas panggung dengan rapi dan tertib. Inilah salah satu ciri budaya humanis Tzu Chi yang indah.

Menurut salah seorang Gan En Hu dari Cakung yang bernama Bapak Sugimin, acara ini membuatnya sangat gembira dan bahagia. Karena dalam keadaan sakit, selain obat-obatan medis, perhatian dan dukungan dari relawan-relawan Tzu Chi sangat ia butuhkan. “Semoga saya bisa segera sembuh dan dapat bekerja kembali,” katanya berharap. Sebuah harapan sekaligus doa yang tulus dari orang yang ingin memulihkan kehidupannya.

  
 
 

Artikel Terkait

Bantuan Biaya Transportasi Laut bagi Murid-murid di Pulau-pulau Kecil

Bantuan Biaya Transportasi Laut bagi Murid-murid di Pulau-pulau Kecil

25 Juli 2022

Tzu Chi kembali berkesempatan untuk bersumbangsih bagi para warga Suku Laut. Beda dengan bantuan biasanya yang berwujud sembako, kali ini Tzu Chi Batam menyalurkan bantuan transportasi bagi 15 murid dari Pulau Lingka, Bertam dan Gara untuk bersekolah di Pulau Kasu.

Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak

Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak

31 Mei 2024

Tzu Chi Padang menggelar peringatan Tiga Hari Besar Tzu Chi yakni Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu 26 Mei 2024.

Mengajak Orang Banyak untuk Berbuat Baik

Mengajak Orang Banyak untuk Berbuat Baik

11 November 2011 Suparman juga menambahkan kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat umum untuk bisa ikut terjun di kegiatan Tzu Chi dan mengetahui lebih jelas mengenai “5R” (Reduce, Reuse, Recycle, Repair, Re-Think), sehingga mereka bisa lebih hemat dan lebih sadar lingkungan.
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -