Mohon Maaf Lahir dan Batin
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
|
| ||
Mengembangkan Cinta Kasih Acara ini diikuti oleh sekitar 140 tamu undangan. Nelly dan Suparman, relawan Tzu Chi yang bertindak sebagai pembawa acara memperkenalkan salah satu relawan Tzu Chi pertama di Indonesia, yaitu Wen Yu Shijie. Pada kesempatan itu, Wen Yu menjelaskan bahwa setiap orang harus memenuhi hatinya dengan cinta kasih, karena dengan adanya cinta kasih maka seseorang akan menjadi merasa bahagia dan dapat membahagiakan orang lain. Oleh karena itu cinta kasih harus terus dikembangkan. “Di dunia Tzu kita semua adalah Satu Keluarga, tidak ada perbedaan apapun,” kata Wen Yu mengingatkan para peserta untuk tidak ragu berbaur dengan para relawan Tzu Chi.
Ket : - Dengan penuh perhatian seorang relawan memapah seorang ibu yang sulit berjalan. Walaupunbelum saling mengenal, di dunia Tzu Chi semua menjadi "Satu Keluarga". (kiri) Kekuatan Sebuah Tekad Untuk menyegarkan suasana maka para relawan Tzu Chi membawakan sebuah hiburan berupa lagu isyarat tangan berjudul “Masih Ada Kehangatan” dan “Cinta Kasih di Muka Bumi Ini”. Acara dilanjutkan dengan pementasan drama kisah nyata Aditya, salah seorang penerima bantuan pengobatan Yayasan Buddha Tzu Chi yang akhirnya juga menjadi donatur Tzu Chi. Ini semua terjadi karena cinta kasih dan perhatian yang diberikan oleh relawan kepada pasien sehingga keluarga pasien merasa terharu. Akhirnya mereka membiayai pengobatan sendiri dan maju selangkah lagi dengan menjadi donatur Tzu Chi agar bisa membantu yang lain yang lebih membutuhkannya. Kisah nyata ini jika disimak dengan seksama sangat menyentuh dan membuat banyak orang terharu. Di akhir drama, Aditya beserta keluarga juga diundang ke atas panggung untuk diperkenalkan pada para hadirin, dan pada kesempatan itu pula Aditya menyerahkan celengan bambu yang ia tabung untuk disumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang diterima oleh Wen Yu Shijie, mewakili pihak Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Ket : - Inilah salah satu ciri budaya humanis Tzu Chi, dimana semua undangan berbaris dengan tertib dan rapi. (kiri). Dalam kesempatan ini Budi salim yang awalnya juga adalah pasien Tzu Chi, namun karena cinta kasih anak ini tumbuh maka ia kemudian menjadi donatur Tzu Chi dengan menyisihkan sebagian dari keuntungannya menjual kue. Ketika ditanya alasannya, “Budi ingin membantu yang lebih membutuhkan,” jawabnya. Setelah peragaan isyarat tangan “Satu Keluarga” dan doa bersama, tibalah saat yang dinanti, pembagian bingkisan Lebaran. Satu per satu Gan En Hu naik ke atas panggung untuk mengambil paket bingkisan dan dilanjutkan dengan pemberian uang saku beserta baju untuk merayakan Hari Raya. Dengan wajah ceria dan penuh kebahagiaan, mereka satu per satu maju ke atas panggung dengan rapi dan tertib. Inilah salah satu ciri budaya humanis Tzu Chi yang indah. Menurut salah seorang Gan En Hu dari Cakung yang bernama Bapak Sugimin, acara ini membuatnya sangat gembira dan bahagia. Karena dalam keadaan sakit, selain obat-obatan medis, perhatian dan dukungan dari relawan-relawan Tzu Chi sangat ia butuhkan. “Semoga saya bisa segera sembuh dan dapat bekerja kembali,” katanya berharap. Sebuah harapan sekaligus doa yang tulus dari orang yang ingin memulihkan kehidupannya. | |||
Artikel Terkait

Melakukan Dengan Hati yang Penuh Sukacita dan Menginspirasi yang Lain
28 Oktober 2013 Lokasi kali ini agak sedikit berbeda karena pada kegiatan sebelumnya pemilahan selalu dilakukan di dalam halaman belakang . Dengan mendirikan terpal pada bagian halaman depan serta bendera dan banner pelestarian lingkungan Tzu Chi pun dilakukan.
Berbagi Kebahagiaan di Panti Asuhan Dorkas Orphanage
16 November 2023Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengadakan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Dorkas Orphanage di Jakarta Pusat pada Minggu, 12 November 2023.
