Motivasi Pemacu Semangat Belajar

Jurnalis : Saktijani (He Qi Pusat), Fotografer : Suwandi (He Qi Pusat)

Relawan Tzu Chi He Qi Barat, Teguh Taslim memacu semangat belajar para anak asuh dengan motivasi bertema Kemandirian dan Semangat Belajar di Gedung ITC Lt. 6, Minggu (4/9/2016).

Masih dalam suasana tahun ajaran baru 2016-2017, pertemuan anak asuh He Qi Pusat pada Minggu, 4 September 2016 pun berlangsung penuh semangat. Sebanyak 76 anak asuh memenuhi ruang pertemuan di Gedung ITC Lt. 6. Tampak wajah-wajah baru berbaur dengan wajah-wajah lama duduk antusias mengikuti jalannya acara.

Seperti biasa, acara dimulai dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi motivasi yang kali ini dibawakan oleh relawan Tzu Chi He Qi Barat, Teguh Taslim dengan tema Kemandirian dan Semangat Belajar. Teguh menceritakan masa kecilnya yang sejak berusia empat tahun sudah kehilangan ayahnya. Sebagai anak kesembilan dari 10 bersaudara, ia memiliki ketakutan akan tumbuh sebagai anak yang bodoh dan miskin. Ia juga khawatir tentang keberlangsungan sekolahnya. Namun, doa sang ibu yang dipanjatkan setiap malam memacunya untuk tetap semangat dalam belajar dan meraih prestasi gemilang di sekolah.

Saat setengah tertidur, ia selalu mendengar doa sang ibu yang dipanjatkan dengan bersuara, yang memohon agar anak-anaknya tumbuh menjadi manusia yang jujur, berkepribadian baik, pekerja keras dan sukses. “Rupanya, doa yang ibu saya ucapkan dengan bersuara ini tertanam di alam bawah sadar saya dan tanpa saya sadari selalu memacu saya untuk mewujudkan apa yang ibu saya doakan. Doa dan usaha adalah dua senjata ampuh dalam mencapai cita-cita. Usaha keras saja tidak akan mungkin berhasil tanpa disertai dengan doa,” begitu Teguh menjelaskan.

Teguh Taslim dengan rendah hati juga berbagi tips bagaimana dulu ia belajar sehingga selalu meraih peringkat pertama atau kedua di sekolah. Untuk pelajaran berhitung seperti Matematika, latihan soal harus dilakukan setiap hari. Tidak perlu banyak soal yang dikerjakan, karena nanti akan membosankan, namun cukup dua soal saja asal dikerjakan setiap hari pasti akan mampu menguasai pelajaran hitungan. Sedangkan untuk pelajaran menghafal, harus dicicil sedikit demi sedikit. Ia pun mengibaratkan seperti makan nasi. “Kita tidak mungkin sanggup makan nasi sepanci besar sekaligus, namun bila kita makan sepiring nasi 3 kali sehari, tentunya akan nikmat apalagi bila didampingi dengan lauk kesukaan, betul tidak adik-adik?,” jelas Teguh.

Sebanyak 76 anak asuh antusias menyimak penuturan Teguh Taslim.

Anak asuh dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar belajar isyarat tangan di ruang terpisah.

Saat membaca buku pelajaran, ia selalu menyiapkan stabilo aneka warna yang akan digunakan untuk menandai hal-hal yang dianggap penting. Misal, warna hijau untuk rumus, warna oranye untuk tanggal-tanggal penting, dan warna biru untuk nama-nama orang dan lokasi.  Jadi, saat mendekati hari ujian, ia hanya membaca bagian yang sudah diwarnai. Jika dari  sepuluh soal, enam soal saja keluar dari yang ia tandai, maka nilai enam sudah pasti di tangan. Sisa empat soal lainnya Ia akan menebak-nebak dengan logika. Seandainya tebakan berlogika beliau benar dua saja maka nilai delapan sudah dalam genggaman. Seringkali semua tebakan berlogika tersebut benar maka nilai sepuluh atau sempurna bisa diraih.

Teguh juga bercerita bahwa ia pernah menghadapi halangan dan penolakan, di antaranya saat mendapat beasiswa di Universitas Gajah Mada, Teguh ditolak masuk hanya karena keturunan Tionghoa. Begitupun saat mendapat beasiswa S2 di Massachussets Intitute of Technology, Teguh ditolak dengan alasan yang sama. Namun, berkat doa dan yakin bahwa Tuhan itu Maha Adil, rejeki beasiswa tersebut tetap menjadi miliknya.

Teguh Taslim membakar semangat para anak asuh bahwa setiap anak adalah cerdas dalam bakat dan bidangnya masing-masing. Tidaklah harus menjadi dokter, insinyur, atau ahli computer untuk menjadi orang sukses, tetapi keahlian dalam bidang kuliner, fashion, seni juga bisa membawa pada kesuksesan. “Sukses tidaklah diukur dari materi, tetapi dari besarnya kebahagiaan yang diraih seseorang dalam hidupnya. Semakin bahagia seseorang, semakin sukses orang tersebut. Kita harus yakin pada pilihan yang nanti akan dibuat. Begitu sudah membuat pilihan, fokuskan segala daya upaya untuk menjalankan pilihan tersebut. Juga kita harus bersyukur dalam segala hal,” tegas Teguh Taslim.

Vincent Natanael, salah satu anak asuh bertanya tentang kiat belajar, “Shibo, apa kiat-kiat belajar untuk menghadapi ujian nasional agar mendapatkan hasil yang baik?,” Teguh Taslim menjelaskan bahwa sistem kebut semalam tidak akan efektif untuk menghadapi ujian nasional. Persiapan harus dilakukan jauh hari dengan cara mencicil. “Saya malah biasanya bersantai dengan menonton film atau berjalan-jalan dua hari menjelang ujian untuk merilekskan otak,” ujarnya.

Salah seorang relawan pendamping, Ismeilia juga turut bertanya bagaimana cara menyemangati diri sendiri. “Dalam suatu kondisi yang penuh tekanan dan beban berat, terutama bagi remaja seperti yang adik-adik asuh sering alami, adakah kiat khusus atau mantra ajaib yang bisa kita ulang-ulang ucapkan untuk diri kita sendiri agar kondisi mental kita bisa bangkit kembali?,” tanya Ismeilia.

Teguh Taslim menjelaskan bahwa mantra itu adalah doa ibunya yang terus terngiang hingga saat ini yang selalu menjadi penyemangatnya di kala menghadapi berbagai tantangan.

Tampak para anak asuh larut dalam dialog tersebut. Setelah itu para anak asuh saling berdiskusi untuk membentuk kelompok belajar dan memilih ketua dan wakil ketua grup untuk menunjang proses belajar mereka.

Di penghujung acara, para anak asuh mendapatkan kue bulan Tzu Chi dari para relawan donatur. Mereka menerimanya dengan gembira sebagai pelengkap lecutan semangat dari relawan Teguh Taslim. Para anak asuh bertekad untuk menjalani tahun ajaran baru dengan kerja keras yang disertai doa.


Artikel Terkait

Memotivasi Anak Asuh Meraih Sukses

Memotivasi Anak Asuh Meraih Sukses

21 September 2016

Sebanyak 85 anak asuh dan 90 orang tua anak asuh mengikuti gathering di Kantor Tzu Chi He Qi Pusat yang berada di Gedung ITC Lantai 6, Minggu 21 Agustus 2016. Relawan yang tergabung dalam Tim Teratai serta beberapa staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia meminta orang tua asuh lebih semangat mendukung anaknya meraih sukses.

Bersyukur dan Percaya Diri Dalam Meraih Mimpi

Bersyukur dan Percaya Diri Dalam Meraih Mimpi

14 Agustus 2017

Pada Minggu,6 Agustus 2017, Tim Teratai He Qi Pusat mengadakan pertemuan bulanan Anak Asuh di ITC Mangga Dua lantai 6. Jumlah anak asuh yang hadir sebanyak 48 orang, relawan 8 orang, Tzu Ching 4 orang dan alumni anak asuh 5 orang.

Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

30 Mei 2017
Tim Teratai kembali mengadakan gathering anak asuh pada Minggu, 2 April 2017. Pada gathering tersebut, Tim Teratai mengambil tema: 20 Kesulitan dalam Kehidupan Manusia.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -