Muda-Mudi yang Peduli
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Gou Go Siang, Riani Purnamasari (He Qi Utara) Hok Lay dan Agus Yatim, 2 orang relawan Tzu Chi ini menjelaskan tentang pemilahan sampah daur ulang kepada para mahasiswa Universitas Bina Nusantara di Posko Daur Ulang Muara Karang, Jakarta Utara. |
| ||
Jalinan jodoh dengan Tzu Chi memang dapat berasal dari mana saja. Rika, salah seorang mahasiswi Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta telah cukup lama mendengar berbagai hal yang baik tentang Yayasan Buddha Tzu Chi. Memasuki dunia maya, Rika pun mendapati website Tzu Chi dan kemudian menghubungi kantor yayasan yang berada di Gedung ITC Mangga Dua Jakarta. “Saya dan teman-teman ingin mencoba tahu lebih banyak tentang Tzu Chi, dan terlebih lagi tentang daur ulangnya,” ujar Rika. Begitu bersemangatnya seorang Rika untuk mengoordinir teman-temannya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi. “Sebelumnya, karena kami takut telat di hari H-nya, kami survei dulu. Ada 3 orang teman kami, Henry, Beny, dan Sofian yang pada dua hari sebelumnya sudah mencari tempat ini,” kata Rika lebih lanjut. Produk dari Bahan Daur Ulang
Keterangan :
Presentasi yang sangat menginspirasi pun dilanjutkan dengan praktik pemilahan. “Di sini kita bisa melakukan tindakan nyata. Selama ini kan kita tahunya kita harus lindungi bumi, tapi tindakan nyata daur ulangnya ya cuma gitu-gitu aja. Ternyata setelah dijelaskan oleh Hok Lay Shixiong, saya jadi tahu, pemilahan tuh nggak sederhana. Banyak proses yang dilakukan,” ujar Rika. “Ternyata styrofoam yang biasa kita pakai nggak bisa didaur ulang!” ujar Arfian terkaget-kaget. Tim yang terdiri dari 3 orang pun kemudian disebar dan secara bergantian mendapat giliran di masing-masing tipe daur ulang. “Tadi saya injek-injek botol, terus buka-bukain tutupnya, terus juga bersihin gelas plastik. Pas waktu memilah kertas, ternyata putih dan yang bukan putih harus dipisah,” ujar Arfian.
Keterangan :
Kegiatan pemilahan daur ulang selesai pada pukul 13.00 WIB. Makanan vegetarian pun telah siap tersedia. Beberapa dari mahasiswa itu ternyata sudah cukup mengenal makanan vegetarian. “Di dekat kampus ada restoran vegetarian. Nanti kita (juga) mau coba makan sama-sama,” janji Rika. “Ke depannya, kita akan mulai milah-milah sampah dari kamar kos kita, terus rencananya kita mau keliling di sekitar tempat kos kita ngumpulin botol, supaya kita mulai lakuin pemilahan. Jadi dimulai dari kecil dulu,” ujar Arfian yang berasal dari Pulau Natuna, Kota Ranai, jauh di ujung Kepulauan Riau. Muda-mudi merupakan harapan masa depan. Dengan adanya mereka yang peduli, titik cerah bumi semakin terlihat. Ayo mari bersama-sama lindungi bumi. Di mana lagi kita akan hidup, jika bukan di bumi. Sayangi bumi, hargai kehidupan dan berpola hidup sederhana, maka akan menjadikan kita sebagai pelindung bumi yang sejati. | |||
Artikel Terkait
Sembako Cinta Kasih Menjelang Hari Raya
11 Mei 202110 panti asuhan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang menerima bakti sosial pembagian sembako cinta kasih dari DAAI TV Medan.
My Dream di Medan: Memotivasi Para Difabel dan Mengetuk Hati para Donatur
02 Agustus 2019Para seniman yang tergabung dalam My Dream berasal dari latar belakang dan keterbatasan yang beragam. Walaupun mengalami keterbatasan, mereka mampu bangkit dan menjadi seniman kelas dunia. Mereka memotivasi para penyandang disabilitas dalam Coaching Clinic pada Kamis, 1 Agustus 2019 di Medan.