Dari balik maskernya, tampak raut wajah bahagia dari Yayah (48). Hari itu, Selasa, 15 Juni 2021, ibu dua anak ini kembali dikunjungi relawan Tzu Chi. Setelah satu tahun lebih tidak bertemu relawan akibat pandemi Covid-19, ia pun menunjukkan perubahan yang signifikan dan mulai pulih dari stroke yang dideritanya.
Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 mengunjungi serta memberikan bingkisan untuk Yayah, salah satu penerima bantuan Tzu Chi yang sudah mulai pulih dari stroke.
Awalnya Yayah hanya memiliki riwayat darah tinggi, kemudian pada Mei 2019 saat sedang beraktivitas, badannya pun terasa lemas. “Lagi ke warung, tiba-tiba langsung lemes, langsung pusing kaya muter-muter. Pegangan di tembok trus langsung duduk, mau bangun langsung nggak bisa bangun,” cerita Yayah.
Saat itu Yayah juga meminta tolong ke tetangganya yang kemudian membantunya untuk bisa pulang ke rumah. “Anak saya datang, ‘mamak kenapa? Ini coba tangan gerakin.’ Waktu itu udah nggak bisa gerak tangan dan kaki,” ungkapnya. Akhirnya Yayah pun dibawa menuju salah satu rumah sakit di Jakarta Barat.
Leng Leng, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 memeriksa kondisi tangan kiri Yayah yang sudah mulai bisa digunakan kembali.
Yayah sendiri tinggal bersama suami dan dua orang anaknya di rumah kontrakan di wilayah Pedongkelan Dalam, Kel. Kapuk, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat. Sebelum stroke, ia bekerja menjadi kuli cuci gosok serta momong (menjaga) anak tetangganya untuk membantu suaminya yang juga bekerja menjadi sekuriti.
Banyaknya biaya untuk perawatan penyakit stroke membuat Yayah dan keluarga kesulitan sehingga mencari bantuan. Yayah pun sempat merasa putus asa dengan keadaannya. Beruntung salah satu tetangganya mencoba membantu untuk mendapatkan bantuan dari Tzu Chi. “Waktu itu kata tetangga mau minta tolong ke Tzu Chi,” kata Yayah. Setelah melalui proses pengajuan, relawan pun melakukan survei langsung ke rumah sakit tempat Yayah dirawat.
“Alhamdulillah, relawan perhatian. Senang sekali,” kata Yayah saat menyambut kedatangan relawan Tzu Chi. Semenjak stroke, ia pun berhenti total menjadi kuli cuci gosok. Yayah juga bersyukur bisa dibantu selama ini. “Kita kalau nggak dibantu ya kalang kabut. Bukan berarti lagi, tetapi berarti sekali. Berat kalau nggak ada bantuan,” tuturnya.
Foto kiri: Kondisi Yayah saat mendapatkan perawatan di rumah sakit karena stroke. Foto kanan: Saat mendapatkan kesempatan berkunjung, relawan Tzu Chi juga membantu Yayah untuk latihan berjalan.
Dalam kesempatan ini, relawan Tzu Chi juga tetap memperhatikan protokol kesehatan saat berkunjung serta memberikan bingkisan untuk Yayah dan keluarga. “Terima kasih banyak buat Tzu Chi, terima kasih banget,” ungkap Yayah sesaat setelah membuka bingkisan tersebut.
Leng Leng, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 yang menjadi pendamping sangat bahagia melihat perkembangan Gan En Hu (Penerima bantuan Tzu Chi) Yayah. “Hari ini berkesan sekali berkunjung ke ibu Yayah. Pada saat pertama kali saya survei, saya datang ke rumah sakit. Setelah beberapa bulan saya berkunjung ke rumahnya juga masih tergeletak di tempat tidur nggak bisa ngapa-ngapain. Tapi hari ini saya senang sekali, karena dia (Yayah) sudah bisa merayap kemana-mana. Jauh sekali perbedaannya,” kata Leng Leng.
Yayah sendiri mengalami stroke sebagian bukan seluruhnya. Setengah badan sebelah kirinya tidak bisa ia gunakan saat itu. Dalam kesempatan ini, Leng Leng juga melihat kondisi tangan kiri Yayah yang dulu sempat kaku dan tidak bisa digunakan. “Sudah nggak kaku lagi, seperti biasa. Dulu nggak bisa gerak, kaku sekali,” kata Leng Leng.
Dalam kunjungan kali ini, relawan Tzu Chi juga membawakan bingkisan berupa beras dan barang kebutuhan lainnya untuk membantu Yayah dan keluarga, meringankan beban ekonomi mereka di tengah pandemi Covid-19.
Saat pandemi, relawan Tzu Chi tidak bisa rutin mengunjungi Yayah. Hubungannya pun hanya melalui aplikasi Whatsapp untuk menanyakan perkembangannya kepada anaknya. Setiap bulannya Tzu Chi memberikan bantuan pengobatan diluar BPJS dan bantuan biaya hidup kepada Yayah. Ketika bisa berkunjung kembali, Leng Leng dan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 lainnya pun berharap supaya Yayah dapat terus bersemangat menjalani hidup di tengah pemulihannya. “Semoga ibu Yayah hidup seperti biasa (normal) dan mudah-mudahan ia bisa mengerjakan pekerjaan sehari-hari tanpa harus dibantu orang lain lagi,” harap Leng Leng di akhir kunjungan.
Editor: Erli Tan