Murah dan Bergizi

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

fotoMeski menu yang disajikan adalah vegetarian, namun relawan Tzu Chi tetap memperhatikan kandungan gizi yang terkandung di setiap menu. Dengan harga yang terjangkau, makanan ini sangat membantu menghemat pengeluaran para pekerja.

 

 

Bukan hanya membantu meringankan, tetapi juga menularkan kebiasaan bervegetarian. Itulah pesan yang disampaikan oleh Zhang Rui Ying, relawan Tzu Chi. Tingginya biaya makan pada masa kini merupakan alasan yang mendorong Tzu Chi menyediakan program makan sepuasnya dengan harga yang terjangkau (Rp 3.500) bagi para pekerja yang mengerjakan pembangun Aula Jing Si.

 

 

 

Murah dan Bergizi Tinggi
Di proyek yang telah tersedia kantin ini, seluruh karyawan dapat menikmati makan siang sepuasnya dengan asupan gizi yang cukup, dan bahkan bisa dikatakan baik. Meski menu yang disediakan dalam kantin ini semuanya adalah vegetarian, tetapi relawan Tzu Chi tidak pernah melewatkan prinsip kesehatan, yaitu makanan yang disajikan harus bersih dan mengandung kalori, protein, mineral, dan vitamin.

Harga yang terjangkau dengan asupan gizi yang cukup membuat para pekerja merasa sangat terbantu. Salah satunya seperti yang dituturkan oleh Suharto, selama sebulan bekerja di pembangunan Aula Jing Si, Suharto bisa berhemat biaya makannya. Bila dalam sekali makan ia harus mengeluarkan Rp 7000 sampai Rp 8000, tetapi dengan program makan sepuasnya di kantin Aula Jing Si ini ia bisa menghemat separuhnya. “Daripada makan di luar, lebih baik makan di sini lebih hemat,” katanya.

foto  foto

Ket: - Menurut Rui Ying, Ketua He Qi Selatan, kegiatan ini selain meringankan beban pekerja juga untuk              mengembangkan budaya humanis Tzu Chi.  (kiri).
        - Hanya dengan Rp 3.500 para pekerja sudah bisa makan sepuasnya dengan asupan gizi yang baik. Agar              tidak bosan, relawan selalu mengubah menu makan setiap harinya. (kanan)

Keuntungan yang sama juga dirasakan oleh Kurniawan. Pria asal Bandung yang baru 2 minggu bekerja di tempat ini, mengaku tidak merasa kekurangan asupan gizi lantaran makanan yang disediakan di kantin sudah memenuhi standar gizi yang dibutuhkannya. “Kita kan kerja berat, butuhin standar gizi. Kalau makan di luar yang standar gizi itu bisa Rp 7000. Tapi di sini Rp 3500 udah standar gizi dan bisa makan sepuasnya,” katanya. Bahkan, ia berharap Tzu Chi bisa meyediakan makan malamnya dengan program yang sama.  “Kalau bisa mah saya usulkan makan kayak gini setiap siang dan sore,” kata Kurniawan.

Menurut Rui Ying, untuk mencegah kejenuhan menu, relawan Tzu Chi mengatasinya dengan memberlakukan giliran memasak kepada setiap He Qi (Barat, Utara, Timur, dan Utara). Setiap hari akan diisi dengan He Qi yang berbeda-beda, yang tentunya berimbas pada menu yang bervariasi. Sejak bulan Oktober 2009, He Qi Selatan sedikitnya telah 5 kali mengisi kegiatan ini.

foto  foto

Ket: - Menurut Kurniawan, selama dua minggu ia bekerja di proyek pembangunan Aula Jing Si, ia merasa sangat            terbantu dengan adanya program kupon makan sepuasnya. (kiri).
      - Para pekerja sedang menikmati makan siangnya. Karena sangat membantu menghemat pengeluaran            mereka, beberapa dari mereka mengharapkan Tzu Chi bisa menyediakan makan malam. (kanan) 

Lebih lanjut Rui Ying menerangkan bahwa tujuan kegiatan ini sesungguhnya adalah untuk mengembangkan welas asih. Dengan bervegetarian secara langsung, pemasak (koki) tidak terlibat dengan pembunuhan makhluk hidup, sedang para konsumennya secara tidak langsung telah ikut melestarikan lingkungan dan mencegah pembunuhan makhluk hidup. “Kita kembangkan, biar mereka pelan-pelan mengurangi kebiasaan yang kurang bagus. Jadi utamanya adalah kita mengembangkan budaya humanis,” terangnya.

 

 

.

 

 
 

Artikel Terkait

Penghiburan untuk Pengungsi Gunung Sinabung

Penghiburan untuk Pengungsi Gunung Sinabung

09 September 2016
Relawan Tzu Chi Medan mengunjungi para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Posko Jambur Korpri Sadaarih. Dalam kunjungan pada 4 September 2016 tersebut, relawan menghibur para pengungsi yang telah lama merasakan kejenuhan.
Perjalanan yang Penuh Kasih

Perjalanan yang Penuh Kasih

15 Februari 2012 Walau hidup seorang diri dan menghadapi kesulitan, namun ia tetap bersemangat untuk menabung dalam sebuah celengan bambu agar bisa ikut membantu orang lain yang juga membutuhkan bantuan.
Bumiku Rumahku

Bumiku Rumahku

25 Agustus 2020

Minggu, 23 Agustus 2020 kelas budi pekerti dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom dari rumah masing-masing, dengan menggabungkan dua kelas, Qin Zi Ban kecil dan Qin Zi Ban besar yang dihadiri oleh 61 partisipan termasuk para duifu mama dan moderator.

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -