My Dream: Inspirasi dari My Dream
Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Ami Haryatmi, Indra Hastuti (He Qi Barat)
Tim China Disabled People’s Perfoming Art Troupe (CDPPAT) berkesempatan menampilkan prestasi mereka di Indonesia dalam rangka memperingati 10 tahun DAAI TV Indonesia.
Seniman difabel asal Tiongkok yang dikenal dengan China Disabled People’s Perfoming Art Troupe (CDPPAT) telah memukau setiap insan di belahan dunia. Mereka ada insan-insan istimewa yang memiliki keterbatasan fisik, di antaranya tunarungu, tunanetra, maupun keterbatasan lainnya. Para seniman ini telah melanglang buana di 97 negara di dunia. Mereka pun dijuluki sebagai duta perdamaian oleh Perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
Pada kesempatan ini, tim CDPPAT berkesempatan menampilkan prestasi mereka di Indonesia dalam rangka memperingati 10 tahun DAAI TV Indonesia. Mereka telah tampil di Medan seminggu lalu, dan kini giliran Jakarta. Pementasan diadakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu yang terbagi dalam empat sesi. Kelincahan dan keindahan mereka pun telah menginspirasi ribuan penonton di Aula lantai 4, Jing Si Tang, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta.
Dalam penyelenggaraan kesenian yang sangat luar biasa ini tentu melibatkan banyak pihak, di antaranya adalah relawan yang tergabung dalam tim Pelayanan (Sheng Huo Zu). Sebanyak 14 orang relawan dari komunitas Tzu Chi He Qi Barat yang dikomandoi oleh Souw Lalan melayani jamuan makan mereka pada Sabtu pagi, 29 Juli 2017.
A Fu (kiri) meskipun memiliki keterbatasan mendengar (tunarungu) tetapi semangat bersumbangsihnya sangatlah besar.
Indra Hastuti bersama relawan Tzu Chi lainnya mempersiapkan konsumsi dengan menjadi relawan bagian pelayanan (Sheng Huo Zu).
Salah satu relawan Tzu Chi, A Fu yang juga merupakan insan istimewa karena keterbatasannya menyatakan, “Saya memiliki keterbatasan seperti mereka, yaitu tidak bisa mendengar. Untuk berinteraksi dengan sesama saja sulit, apalagi artis-artis yang bisa terbang tinggi mencapai mimpi itu. Sungguh suatu perjuangan yang luar biasa.” Ia sangat mengagumi prestasi para pemain My Dream ini. “Saya sangat kagum, dalam keterbatasan mereka bisa menciptakan berkah bagi diri sendiri dan masyarakat dunia,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh relawan lainnya, Indra Hastuti. Relawan yang tergabung dalam tim pelayanan tersebut berkisah, “Sungguh suatu kemuliaan bagi insan-insan istimewa yang memiliki keterbatasan tapi bisa lebih hebat dari kita. Ini akan menjadi inspirasi bagi saya yang juga memiliki keterbatasan dalam kesehatan.”
Relawan yang bergabung dengan Tzu Chi sejak tahun 2011 ini mengatakan bahwa dirinya sering keluar masuk Rumah Sakit karena penyakit yang dideritanya sejak tahun 2013 lalu. Meski begitu semangat dalam bersumbangsih pun tidak pernah surut. “Saya memanfaatkan waktu untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi semampu saya. Dan ternyata membuat saya lebih sehat, karena tidak fokus pada penyakit, bisa berbahagia bertemu relawan lain dan saling menginspirasi,” ujarnya.
A Fu dan Indra Hastuti maupun relawan lainnya dapat belajar dari para seniman difabel ini bagaimana meneladani keuletan, kegigihan, dan perjuangan mereka dalam menggapai mimpi. Para relawan pun menjadikan mereka sebagai inspirasi dalam mencipta berkah kebaikan yang berpegang pada ajaran Master Cheng Yen bahwa “Berkah itu harus diciptakan sendiri, bukan sekedar diharapkan atau diminta.”
Artikel Terkait
My Dream: Inspirasi dari My Dream
31 Juli 2017Seniman difabel asal Tiongkok yang dikenal dengan China Disabled People’s Perfoming Art Troupe (CDPPAT) telah memukau setiap insan di belahan dunia. Mereka ada insan-insan istimewa yang memiliki keterbatasan fisik, di antaranya tunarungu, tunanetra, maupun keterbatasan lainnya. Pada kesempatan ini, tim CDPPAT berkesempatan menampilkan prestasi mereka di Indonesia dalam rangka memperingati 10 tahun DAAI TV Indonesia.