Nilai Sebuah Cinta Kasih
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : YuliatiSebanyak 25 relawan bersatu hati mengalirkan cinta kasihnya dengan membagikan 337 paket bantuan kebakaran kepada warga di Keluraharan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kebakaran kerap kali melanda kawasan padat penduduk ibukota Jakarta. Sabtu siang, 13 September 2014, si jago merah kembali mengamuk di Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Panasnya terik matahari dan angin yang cukup kencang membuat api melalap lebih dari seratus rumah warga di RT 01, 02, dan 09, RW 010 ini. Akibatnya, lebih dari seribu warga harus mengungsi di tenda pengungsian, fasilitas umum (masjid dan gereja), ataupun rumah sanak saudara. Bahkan sebagian besar warga tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka, hanya surat-surat berharga saja yang mampu diselamatkan. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kesedihan akan kehilangan tempat berteduh tentu menjadi beban berat bagi para warga.
Melihat kondisi warga yang sangat memprihatinkan ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali membawa cinta kasihnya untuk membantu meringankan beban mereka. Pada hari Rabu (17/9), sebanyak 337 paket bantuan dan 160 terpal dibagikan kepada para warga. Setiap paket terdiri dari perlengkapan mandi, selimut, pakaian, sandal, handuk, sarung, air mineral dan kebutuhan lainnya. “Memang kebutuhan masyarakat pada saat itu (setelah kebakaran) yang mereka manfaatkan hanya itu, karena kalau kebakaran masyarakat tidak bisa menyelamatkan apa-apa (barang),” ujar Hemming Suryanto, koordinator pembagian bantuan. Sebanyak 25 relawan bersatu hati membagikan bantuan yang diawali dengan pembagian kupon pengambilan paket bantuan.
Ketua RW 010 Kelurahan Cililitan, Siti Fatona menyambut baik atas welas asih yang dialirkan oleh Tzu Chi. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi untuk memberikan paket satu kontainer (bantuan) kepada yang kena musibah dan terpal untuk menutupi rumah. Kita tidak bisa membalas, mudah-mudahan semua bermanfaat untuk para korban,” ungkap Siti Fatona. Ia juga berharap kepada setiap warga yang mendapatkan musibah agar memiliki ketenangan dan tidak larut dalam kesedihan yang mendalam.
Anak-anak menghampiri salah satu rumah yang hanya tersisa tembok-tembok cokelat akibat dilalap si jago merah sepulang sekolah.
Sebelum paket bantuan kebakaran diberikan, relawan mendata ulang warga dan memberikan kupon pengambilan bantuan. Mereka berinteraksi dengan penuh keramahan.
Tetap Tegar Meski Terpukul
Salah satu warga korban kebakaran, Christina Leni (50) mengaku bahagia atas bantuan yang diterimanya dari Tzu Chi. Bahkan ia langsung memakai sandal yang diperolehnya. Leni, sapaan karibnya menceritakan kejadian kebakaran yang menimpanya untuk kali pertama ini. Saat itu ia sedang menikmati istirahat siang, tiba-tiba api semakin besar. Pikiran yang masih belum benar-benar sadar membuatnya masih belum bisa berpikir jernih. Namun berkat kewaspadaannya, ia segera menyelamatkan surat-surat berharga dan meninggalkan rumahnya. Tak ada satu pun benda-benda berharga yang bisa diselamatkannya, kecuali yang menempel pada tubuhnya. “Begitu saya mulai sadar saya langsung berpikir, langsung bertindak saja jadi langsung ambil surat berharga saja,” kenang ibu satu anak ini. Sekarang Leni bersama keluarganya mengungsi di rumah saudaranya yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Ia bersama suami dan keluarga besarnya mulai membersihkan sisa-sisa reruntuhan akibat lalapan si jago merah.
Meskipun telah kehilangan tempat tinggal dan semua harta yang dimilikinya, namun Leni tetap tegar dalam menjalani semua ini. Ia juga terus mengajarkan anak dan keluarganya untuk terus sabar dan tegar. “Itu yang paling menguntungkan bagi saya semua keluarga semuanya selamat,” akunya. Di balik ketegaran yang dimiliki Leni, tentu ada kesedihan akan kondisi tempat berteduhnya yang hancur hanya tersisa puing-puing tembok dan kayu yang ludes tersambar api. Bahkan ia tidak tahu kapan bisa mengembalikan rumah yang selama ini dijadikan sebagai tempat bercengkrama dengan keluarga. “Sebelum kebakaran sudah sempat renovasi sedikit-sedikit, tapi kalau sudah terbongkar begini (rusak) tidak tahu. Kalau nggak ada bantuan bangun rumah dari siapa pun ya tunggu waktu saja,” ungkap Leni.
Leni terus mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterimanya. Ia mengatakan bahwa apa yang diberikan Tzu Chi merupakan barang yang diperlukannya. Ia juga menyebut kebutuhan untuk kebersihan diri, handuk, sandal, dan lain-lain sangat diperlukannya setelah kejadian kebakaran ini. “Setiap bantuan itu menunjukkan rasa kemanusiaan, saya sangat bersyukur yang tadinya kita nggak kenal ternyata mau turut berpartisipasi. Saya bangga yang sejujurnya saya nggak menyangka,” ungkap guru bimbel ini terharu.
Siti Fatona, Ketua RW 010 Kelurahan Cililitan memberikan sambutan dan pengarahan kepada warga sebelum pengambilan paket bantuan Tzu Chi.
Leni (kiri) terus mengungkap syukur atas bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi, terlebih bantuan ini merupakan kebutuhan yang diperlukannya setelah barang-barang miliknya hangus terbakar.