Olahraga Fisik dan Batin
Jurnalis : Supriadi Marthaen (Tzu Chi Biak), Fotografer : Supriadi Marthaen (Tzu Chi Biak)Meskipun cuaca dingin para relawan tetap bersemangat untuk jalan pagi bersama. Kekompakan dan semangat kekeluargaan dari para relawan dapat terjalin melalui kegiatan olahraga ini.
“Jadikan batin kita sebagai tempat pelatihan diri dan hargailah semua orang dengan sikap kesetaraan” – Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Meningkatkan kekompakan, rasa kekeluargaan antar relawan sambil berolahraga pagi dan mendengarkan Dharma Master (Xun Fa Xiang) adalah sebuah kegiatan rutin Tzu Chi Biak setiap hari Sabtu pagi yang dimulai pada tanggal 9 Agustus 2014. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, kegiatan Xun Fa Xiang atau Menghirup Harumnya Dharma di Pagi Hari adalah sebuah kegiatan rutin yang sedang digalakkan relawan Tzu Chi di berbagai Negara termasuk di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan mengajak para relawan untuk lebih mendalami ajaran Master sambil berdiskusi dan sharing sehingga para relawan dapat lebih teguh tak tergoyahkan dalam Jalan Bodhisatwa. Di Biak sendiri kegiatan Xun Fa Xiang kali ini merupakan kegiatan yang perdana.
Di Biak sendiri para masyarakatnya termasuk para relawan memiliki kegemaran berolahraga dan menjaga kebugaran tubuh yang cukup tinggi, karenanya Yenny Shijie, salah seorang relawan senior di Tzu Chi Biak memiliki ide untuk menggabungkan kegiatan olahraga dengan kegiatan Xun Fa Xiang. Ide ini mendapat sambutan yang positif dari para relawan Tzu Chi Biak sehingga kegiatan ini pun dilaksanakan dengan cukup lancar. Pada pukul 06.00 WIT, meskipun suhu udara cukup dingin sebagai akibat cukup seringnya hujan di Biak belakangan ini, tidak mengurangi semangat para relawan untuk berkumpul di lapangan Cenderawasih Biak untuk melakukan kegiatan jalan pagi bersama.
Robert Shixiong dan Chandra Shixiong yang sudah sering berolahraga menjadi teladan dengan melakukan jogging.
Kegiatan olahraga pagi ini rencananya tidak hanya jalan pagi saja, melainkan akan divariasikan dengan kegiatan sepeda santai, senam Tai Chi Tzu Chi (Da Di He Feng), jogging, dan olahraga-olahraga lainnya. Hal ini dilakukan agar para relawan tetap bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Total ada 17 orang relawan yang ikut berpartisipasi dalam acara jalan pagi dan Xun Fa Xiang ini. Sanusi Shixiong, mengungkapkan bahwa meskipun usianya sudah cukup lanjut, tetapi itu tidak menghalanginya untuk berolahraga, bahkan menurutnya ini merupakan salah satu resep untuk menjaga kebugaran dan awet muda. Marco Shixiong, Robert Shixiong, dan Chandra Shixiong yang cukup sering berolahraga bahkan mengkombinasikan kegiatan jalan pagi dengan jogging keliling lapangan.
Setelah selesai berolahraga, para relawan berkumpul di kantor Tzu Chi Biak untuk bersama-sama mendengarkan Dharma Master Cheng Yen. Adapun tema yang dipilih pada kesempatan kali ini adalah mengenai Makna Bulan Tujuh Penuh Berkah. Tema ini dipilih selain karena memang bulan ini merupakan bulan tujuh kalender china, tetapi juga agar para relawan dapat memahami makna sesungguhnya dari bulan Ulambana ini dimana sebaiknya kita memandangnya sebagai bulan yang “penuh berkah” karena di bulan ini kita memiliki kesempatan untuk melakukan pelimpahan jasa dan menanam di ladang berkah dengan berbuat kebajikan. Selain itu juga dalam ceramahnya Master Cheng Yen mengajak para relawan untuk bisa membedakan antara tradisi dan ajaran agama. Tradisi persembahan hewan-hewan bukankah sebenarnya merupakan tradisi yang sebaiknya diganti dengan tradisi yang sifatnya lebih berbudaya humanis, misalnya dengan mengajak para relawan bervegetarian selama bulan ini, demikian juga dengan tradisi membakar kertas sembahyang yang sebenarnya dapat meningkatkan jumlah emisi karbon.
Mendengarkan Dharma Master di pagi hari diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Master Cheng Yen. Relawan juga melakukan sesi sharing setelah mendengarkan Dharma Master sehingga dapat saling menginspirasi semangat di jalan Bodhisatwa.
Setelah selesai mendengarkan Dharma Master Cheng Yen, para relawan pun melakukan sharing terkait Bulan Tujuh Penuh Berkah. Yenny Shijie berbagi mengenai pengalamannya mengganti persembahan hewan dengan sayur-sayuran. Sementara Daruranto Shixiong membandingkan antara bulan tujuh penuh berkah dengan bulan Ramadhan sebagai bulan kesempatan untuk melatih diri dan berbuat kebajikan. Di akhir sharing para relawan berkomitmen untuk berbuat kebajikan selama bulan tujuh ini dan akan saling berbagi pengalaman terkait hal ini pada acara Xun Fa Xiang berikutnya.