Open House Tzu Chi School

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoMinggu, 30 April 2011, diadakan Open House Tzu Chi School Indonesia di PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan Tzu Chi School kepada para calon orang tua murid dan keluarganya agar mengenal lebih dalam tentang misi pendidikan di Tzu Chi.

“Selenggarakanlah pendidikan yang berpendidikan”, inilah pesan Master Cheng Yen yang sangat mendalam kepada guru-guru Tzu Chi school Indonesia saat menjalani traning di Hualien Taiwan. Maksud perkataan Master Cheng Yen tersebut menurut Susie, Wakil Kepala Sekolah Dasar (SD)Tzu Chi School, anak-anak ini dibentuk dari pendidikan yang sangat mendasar. Anak-anak yang berpendidikan itu adalah anak yang dibina dengan baik di sekolah, namun tidak hanya dari segi akademik, tetapi juga dari sisi moralnya (humanis) juga kita bina agar terbentuk karakter (humanis) yang baik.

Pagi hari, senyum ramah insan Tzu Chi Indonesia menyambut kedatangan para orangtua siswa-siswi yang menghadiri acara Open House Tzu Chi School pada Minggu, 30 April 2011. Tzu Chi selalu menyiapkan yang terbaik. Contohnya seperti Tzu Chi School yang ada di Pantai Indah Kapuk (PIK) ini. Acara open house di kemas dengan nuansa budaya kemanusiaan Tzu Chi yang apik dan unik bagi orang yang baru mengenal Tzu Chi.

Sejak orangtua murid datang ke gedung Tzu Chi school saat pendaftaran mereka langsung di sambut insan Tzu Chi dengan ramah dan senyum kehangatan. Sebelum memasuki area gedung Tzu Chi School, insan Tzu Chi memberikan kantung sepatu dan mengajak tamu yang datang untuk melepaskan alas kaki demi menjaga kebersihan area sekolah dan kenyamanan kebersihan sekolah.

Di ruang aula sekolah orang tua siswa mendapat sambutan dari Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Franky O. Widjaja yang mengatakan bahwa sebuah lembaga pendidikan akan berhasil jika software dan hardware-nya juga baik. “Pendidikan akan menjadikan seseorang menjadi pintar, namun kepintaran itu jika tidak dilandasi dengan moral  dan budi pekerti yang baik akan menjadi destruction (kerusakan)bagi masyarakat luas.”

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam sambutannya, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Franky O. Widjaja mengatakan bahwa sebuah lembaga pendidikan akan berhasil jika software dan hardware-nya juga baik. (kiri)
  • "Di Tzu Chi school kita mengajarkan bagaimana anak itu berbakti kepada orang tua, bagaimana menghargai alam dan lingkungannya serta kedisiplinan," kata Susie, Wakil Kepala SD Tzu Chi School. (kanan)

Ada yang berbeda dari pendidikan di Tzu Chi dengan sistem pendidikan sekolah lain, yaitu adanya mata pelajaran pendidikan budi pekerti yang menanamkan norma-norma kebaikan bagi para siswanya, serta menjunjung tinggi nilai berbakti seorang anak kepada orang tuanya. Franky O. Widjaja merasa sangat terkesan dengan pesan Master Cheng Yen yang sangat sederhana yaitu, “Ada dua hal yang tidak dapat ditunda di dunia ini: berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan”. Perkataan ini selalu teringat terus oleh Franky O. Widjaja saat bertemu dengan Master Cheng Yen.

Makna di Setiap Sudut Bangunan
Saat Open House Tzu Chi School hampir semua insan Tzu Chi memperkenalkan budaya kemanusiaan Tzu Chi dengan berbagai filosofinya. Relawan Tzu Chi menyiapkan beberapa tema: kelas merangkai bunga, kelas tata cara minum teh, kelas drama, kelas mendongeng, kelas saint teknologi, kelas shou yu, serta ada trip bagi orang tua murid berkeliling gedung sekolah. Mereka semua dipandu oleh insan Tzu Chi dan staf dari DAAI TV Indonesia. Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia berkesempatan memandu para orangtua siswa-siswi untuk mengenal lebih dekat makna dari setiap bangunan gedung Tzu Chi School. “Setiap bangunan Tzu Chi School ini mempunyai arti filosofi dengan kehidupan kita, seperti dinding yang dilapisi oleh batuan kecil yang berwarna putih dan abu-abu, mengandung makna setiap butir batuan ini adalah hati insan Tzu Chi yang bahu membahu membangun sekolah ini, Tzu Chi School ini ada karena cinta kasih dari insan Tzu Chi,” ungkap Hong Tjhin saat berada di pilar-pilar gedung sekolah. “Selain perawatannya sangat mudah, nilai estetikanya juga memberikan nuansa alami orang yang berada di dalamnya,” lanjut Hong Tjhin.

Hong Tjin juga menjelaskan bahwa koridor depan dan persegi di bagian dalamnya pada bangunan sekolah mengajarkan kepada kita untuk bersikap toleransi lembut dan ramah serta lapang dada terhadap sesama. Makna dari persegi yang berada di dalamnya mengajarkan kepada kita dan anak-anak untuk bersikap tegas, mempunyai prinsip dan disiplin diri.

Berbeda dengan sekolah lain, Tzu Chi School mempunyai taman yang dinamakan Butterfly Garden yang secara estetika menyediakan suasana sekolah yang nyaman, asri dan bersahabat bagi siswa. Dan yang menjadi ciri khas setiap bangunan Tzu Chi adalah bentuk atap yang berbentuk huruf  人 (manusia/saling menopang) yang berfungsi mengingatkan setiap manusia hidup bersosial.   

foto  foto

Keterangan :

  • Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia berkesempatan memandu para orangtua siswa untuk mengenal lebih dekat makna dari setiap bangunan gedung Tzu Chi School. (kiri)
  • "Dinding yang dilapisi batuan kecil yang berwarna putih dan abu-abu, mengandung makna setiap butir batuan ini adalah hati insan Tzu Chi yang bahu membahu membangun sekolah ini,” ungkap Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia. (kanan)

Susie, S.Ag,M.Pd, Wakil Kepala SD Tzu Chi School mengatakan perbedaan Tzu Chi school dengan sekolah lain adalah pada pendidikan budaya kemanusiaan (humanis) Tzu Chi. “Di Tzu Chi school kita mengajarkan bagaimana anak itu berbakti kepada orang tua, bagaimana menghargai alam dan lingkungannya serta kedisiplinan. Kita menggunakan berbagai program, upacara minum teh, kelas merangkai bunga dan juga ada kelas isyarat tangan. Ini yang membedakan Tzu Chi school dengan sekolah lain,” jelas Susie.

Di sisi lain Tzu Chi school juga sudah mengaplikasikan kurikulum standar nasional dalam pendidikan sehari-hari. Tzu Chi School ini mengaplikasikan filosofi Tzu Chi School di Taiwan, mulai dari filosofi bentuk bangunan, budaya kemanusiaan Tzu Chi dan kurikulumnya itu benar-benar diaplikasikan dari Taiwan. Selain itu rintisan isi kurikulumnya selain dari Taiwan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (mengadaptasi) budaya Indonesia. Dari sisi fasilitas penunjang sistem pengajaran, Tzu Chi School menggunakan sistem pendidikan yang modern, seperti alat bermain dan alat penunjang lainnya. Tzu Chi school juga menyediakan 10 kelas untuk Sekolah Dasar dan 12 kelas untuk Taman Kanak-kanak dengan 52 tenaga pengajar yang sudah profesional di bidangnya.          

  
 

Artikel Terkait

Pengobatan Penyakit Dalam

Pengobatan Penyakit Dalam

24 Oktober 2017
Pada 21 Oktober 2017, Tzu Chi Padang mengadakan baksos kesehatan untuk masyarakat di sekitar Kantor Tzu Chi Padang. Kegiatan ini terselenggara berkat jalinan jodoh antara Tzu Chi Padang dengan dr. Niko F, SpPD.
Kisah Haru Keluarga Pemulung Penerima Sembako

Kisah Haru Keluarga Pemulung Penerima Sembako

12 Mei 2020

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 memberikan bantuan kepada para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Salah satunya bantuan sembako ditengah pandemi Covid-19.


Relawan Tzu Chi Bantu Bersihkan Rumah Korban Banjir

Relawan Tzu Chi Bantu Bersihkan Rumah Korban Banjir

09 Januari 2020 Banjir di wilayah Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara itu menyisakan air kotor bercampur lumpur. Relawan membantu membersihkan seluruh ruangan di tempat tinggal Zulliafy (72), Ayah dari Dicky Darwis (40), penerima bantuan Tzu Chi setelah rumahnya tergenang banjir setinggi 1,5 meter.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -