Operasi Katarak Bersama BKIM
Jurnalis : Natalina Thomas (Tzu Chi Medan), Fotografer : Effendy Leman, Lukman (Tzu Chi Medan)Senyuman kebahagiaan terlihat di wajah pasien katarak setelah berhasil menjalani operasi. Dengan jelasnya penglihatan, maka aktivitas dan produktivitas mereka pun akan meningkat.. |
| ||
Penyakit katarak yang umumnya menyerang penderita lanjut usia, juga bisa diderita oleh kaum muda yang diakibatkan oleh hidrasi, penambahan cairan lensa, cacat bawaan lahir, dan juga infeksi virus di masa pertumbuhan dan penyakit mata. Tentu saja bagi penderitanya penyakit yang mengganggu penglihatan ini sangat mengganggu aktivitas mereka. Faktor ekonomi sering menjadi hambatan bagi masyarakat kurang mampu penderita katarak untuk mendapatkan pengobatan. Biaya pengobatan yang tinggi dan kurangnya pengetahuan akan penyakit ini membuat banyak penderita tidak mengobati penyakitnya. Di Balai milik BKIM, sejak jam 8 pagi para pasien dengan didampingi keluarganya sudah mulai berdatangan dan disambut relawan dengan senyuman yang ramah. Dengan penuh harapan pasien menunggu giliran untuk mendapat pelayanan. Menjelang operasi, beberapa pasien penderita katarak ada yang merasa kuat dan cukup tenang tetapi ada juga yang merasa deg-degan, cemas atau ketakutan. Melihat hal itu relawan Tzu Chi dengan hati yang tulus mengubah perasaan mereka menjadi cukup nyaman dengan menghibur mereka dengan nyanyian, memberikan humor, dan mengajak ngobrol hingga para pasien tersenyum.
Ket : - Relawan Tzu Chi tengah menjelaskan prosedur perawatan mata pasca operasi kepada pasien. (kiri) “Saya sudah tidak bisa bekerja lagi karena penglihatan saya sudah tidak jelas lagi. Dulunya saya seorang supir truk pasir dan setiap hari waktu bekerja sering debu-debu kecil masuk ke mata saya. Itu membuat mata saya semakin sakit dan penglihatan menjadi tidak jelas. Ada keinginan saya untuk operasi tetapi terhambat karena ekonomi. Saya bersyukur karena mendapat bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini,” tutur Abdul (58), salah seorang pasien katarak, yang berharap agar matanya cepat sembuh dan dapat melihat dengan jelas sehingga bisa kembali bekerja. “Saya gembira di sini, Dek, dan bersyukur karena selain saya dapat operasi gratis, saya juga mendapat pelayanan yang sangat memuaskan dan terbaik dari Yayasan Tzu Chi ini. Relawan-relawannya ramah-ramah sekali, mau menuntun kami yang sudah tua ini dan memberikan penghiburan. Saya bersyukur dapat bertemu dengan Yayasan Tzu Chi ini, semoga yayasan ini dapat berkembang menjadi besar sebesar cinta kasih mereka,” kata ML. Tobing (68), salah satu pasien katarak yang senang mendapatkan hiburan dari relawan Tzu Chi.
Ket : - Para pasien katarak tengah beristirahat di ruang tunggu pasca operasi. (kiri). Para tim medis dari BKIM juga turut larut dalam kebahagiaan bersumbangsih bagi sesame. “Saya senang dapat bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, kegiatan seperti ini diharapkan dapat berkelanjutan sehingga angka kejadian gangguan penglihatan dan kebutaan serta gangguan pendengaran dan ketulian masyarakat Sumatera Utara dapat diturunkan dan dicegah dengan cepat. Ini merupakan program dari Badan Kesehatan Indera Masyarakat, dimana visinya menjadi pusat pelayanan, pendidikan, pelatihan serta pengembangan upaya kesehatan penglihatan dan pendengaran yang berorientasi kepada masyarakat. Dan misinya melakukan promosi kesehatan indera untuk pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pemerataan, mutu dan keterjangkauan pelayananan serta mengembangkan jejaring kemitraan dan koordinasi dengan instansi terkait. Visi dan misinya sejalan dengan visi dan misi Bapak Gubernur Sumatera Utara, mewujudkan masyarakat tidak sakit, dalam hal ini untuk mengatasi gangguan penglihatan dan mencegah kebutaan,” kata dr T. Yohanita, Sp.THT-KL yang merupakan Plh. Kepala BKIM, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Melayani dengan tulus adalah salah satu ciri pelayanan yang diberikan oleh Tzu Chi. Semoga benih cinta kasih Tzu Chi dapat bersemai di hati pasien untuk berbagi cinta kasih dengan sesama dalam menatap hari esok yang lebih baik. | |||