Orang Tua Sosok Paling Mulia

Jurnalis : Agung Taufik (Tzu Chi Cianjur), Fotografer : Agung Taufik (Tzu Chi Cianjur)

doc tzu chi

Opa-Oma memilih baju yang disukai dan para relawan membantu memilihkan baju dan langsung memakaikannya untuk dicoba oma dan opa dalam kunjungan kasih yang diadakan pada tanggal 3 Maret 2017.

Orang tua merupakan sosok paling mulia dalam hidup kita. Dengan susah payah mereka membesarkan anaknya dengan cinta kasih yang tulus. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan buah hatinya, orang tua rela mengorbankan segalanya agar sang anak bahagia. Maka tidak heran sebagai seorang anak, kita wajib berbakti pada orang tua.

Namun disayangkan ketika sudah dewasa, banyak anak dengan tega menitipkan orang tuanya di panti jompo dengan berbagai macam alasan. Ada yang beranggapan dengan menitipkan mereka, maka akan ada yang memperhatikan dan bisa fokus mengurus. Di tengah kesibukan anak-anaknya bekerja, hal ini dianggap solusi yang tepat menurut mereka.

Pada Jumat, 3 maret 2017 relawan Tzu Chi Cianjur kembali mengunjungi Panti Jompo Bina Sejahtera Cipanas. Sebanyak 17 relawan Tzu Chi Cianjur dan relawan dari Tzu Chi Jakarta kembali menghibur 26 opa dan oma yang ada di panti jompo. Kegiatan yang rutin selama tiga bulan sekali ini disambut gembira oleh opa oma di panti.

Salah satu opa dipanti, Yung Kim atau sering di sapa opa Herianto (84) menetap di Jakarta sejak tahun 1953. Ia mengadu nasib di Ibukota dan memiliki kehidupan yang nyaman dengan ketiga anaknya. Setelah dewasa dua anaknya mulai berkeluarga. Anak pertama berkeluarga dan menetap di Jawa, sementara anak kedua tinggal bersama Opa Herianto di Jakarta. Anak yang ketiga tidak berkeluarga karena dia memiliki cacat sejak lahir, tidak bisa berbicara.

Lambat laun kehidupan Opa mulai berubah. Di rumah yang ditempatinya, ia dan anak ketiganya sering mendapatkan perlakuan yang kurang wajar. Opa Herianto sering diperlakukan buruk oleh menantunya. Hingga akhirnya di usir dari rumah. Setelah diusir dari rumah, opa Herianto bertemu dengan Suhu. Ia pun dibawa ke panti jompo  Bina Sejahtera, Cipanas.

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi mengajak para opa dan oma bersama-sama memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga.


Cinta Kasih dengan perbuatan merupakan bukti nyata menjalin jodoh dengan sesama. Itulah yang dilakukan relawan Steffi kepada opa Herianto dalam kunjungan kasih di Panti Jompo Bina Sejahtera Cipanas.

Sementara oma Yenli (70), yang menemukan dan memutuskan sendiri untuk tinggal di panti jompo ini. Oma dua anak ini berkeinginan tinggal di panti bukan alasan diusir atau anaknya tidak mau mengurusnya. Dua anaknya di bawa suaminya yang pertama di Taiwan yang kedua di Hongkong. “Saya terus dipaksa untuk tinggal bersama anak dan menetap di sana, tetapi saya menolak dengan alasan saya mau melihat anak-anak saya mandiri dengan keluarga barunya, saya tidak mau melihat anak-anak selalu bergantung pada mamanya. Di samping itu saya tidak mau merepotkan anak-anak dengan harus mengurus saya yang sudah tua ini,” ujar oma Yenli.

Tinggal di panti ini semuanya gratis tidak dipungut biaya sepeserpun, seminggu sekali atau seminggu dua sekali anak-anak oma Yenli menelepon untuk sekedar ngobrol dan berbagi kisah, dan anak-anak sebulan sekali selalu mengirimkan uang kepada oma Yenli. Pelajaran hidup yang selalu didapat oleh relawan Tzu Chi ketika kunjungan ke panti jompo adalah bersyukur masih bisa bersama orang tua dan membahagiakan mereka dengan jarak yang dekat.

Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya para relawan selalu mengadakan acara bersama semua opa dan oma di panti. Kali ini relawan memulai acara dengan penampilan isyarat tangan Satu Keluarga yang diikuti oleh Opa Oma. Relawan juga membagikan bingkisan obat-obatan dan beberapa keperluan makanan di panti. Beberapa dari mereka ada yang minta di potong rambut, gunting kuku, dan cat kuku. Dengan senang hati semua relawan melakukan hal tersebut.

Dilanjut dengan acara makan dan ngobrol bersama Opa Oma, mulai dari menceritakan kehidupan dulu, menceritakan kisah anak-anaknya bahkan ada yang menceritakan penyakit dan hobi mereka. Dari sorot matanya semua relawan terlihat senang bisa berbagi dengan semua yang tinggal di panti, semua dengan bermodalkan tekad yang kuat dan iklas berbagi dengan sesama semua akan terwujud. Seperti Kata Perenungan Master Ceng Yen bahwa “Cinta kasih tidak cukup hanya ada di dalam hati saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam perilaku.” Menjalin cinta kasih dengan semua yang tinggal di panti mendapatkan manfaat yang besar bagi diri kita. 


Artikel Terkait

Tetes Cinta Kasih Tzu Chi untuk Dian dan Maliki

Tetes Cinta Kasih Tzu Chi untuk Dian dan Maliki

18 Agustus 2020
Melalui tetes cinta kasih yang tulus, relawan Tzu Chi bukan hanya memberikan perhatian bantuan pendidikan kepada Maliki, namun juga dapat menyembuhkan Dian, kakak Maliki dari gangguan kejiwaan. Hal ini memberikan secercah harapan dan luapan semangat bagi ibu mereka untuk tetap tegar berjuang, membesarkan kedua anaknya.
Perhatian untuk Rifki, Zaskia, dan Alisha

Perhatian untuk Rifki, Zaskia, dan Alisha

10 Agustus 2020

Relawan Tzu Chi mengunjungi salah satu penerima bantuan di wilayah Sawangan, Depok, Jawa Barat. Kali ini relawan mengunjungi Rifki, Zaskia, dan Alisha penderita ADHD yang sudah 5 tahun dibantu oleh Tzu Chi. 

Bingkisan Lebaran Penuh Makna

Bingkisan Lebaran Penuh Makna

20 Juni 2017

Di setiap kunjungannya selain mengadakan kegiatan terapi bagi anak-anak disabilitas, relawan Tzu Chi juga memberikan motivasi kepada setiap orang tua dan berinteraksi langsung dengan anak-anak penyandang disabilitas dengan cara mengajaknya bermain dan membantu proses terapi. Kali ini relawan membagikan bingkisan Lebaran kepada satu persatu keluarga pasien pada 18 Juni 2017.

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -