Padang: Untukmu Ranah Minang

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Anand Yahya
 

fotoGempa tanggal 30 September 2009 di Padang diduga menimbulkan kerusakan dan korban yang sebanding dengan gempa di DI Yogyakarta pada tahun 2006. Tim demi tim relawan berangkat menuju lokasi gempa untuk memberikan bantuan.

 

 

Setelah melalui perjalanan lebih kurang dua setengah jam dari Jakarta, akhirnya tim kedua dari Tim Tanggap Darurat Tzu Chi tiba dengan selamat di tanah Minang. Empat relawan dan empat orang tim dokumentasi membawa serta barang bantuan berupa obat-obatan, peralatan medis, 45 tenda darurat, dan 5 genset untuk menunjang kegiatan kemanusiaan Tzu Chi kepada para korban gempa Padang.

 

 

 

 

Peralatan Penunjang Kesehatan
“Seluruh peralatan ini kami bawa untuk menunjang posko kesehatan Tzu Chi yang berlokasi di RS Tentara dr Reksodiwiryo,” ucap Yopie, salah satu relawan Tzu Chi Jakarta. Atas dasar kepedulian dan kemanusiaan, para tentara TNI juga terlihat sangat aktif membantu para relawan Tzu Chi untuk melakukan kegiatan bongkar muat di Lanud Minangkabau. “Lima buah genset dengan rata-rata berat lebih kurang 120 kg per genset, dapat kami atasi dengan mudah dengan bantuan para tentara TNI,” tegas Yopie.

 

foto  foto

Ket :-Keberangkatan tim kedua yang menyusul sehari setelah keberangkatan tim pertama tidak menyertakan           banyak relawan. Namun mereka yang berangkat adalah tim ahli di bidang listrik dan penunjang lain untuk           mendukung tugas di lokasi bencana.(kiri)
       - Untuk menjaga kualitas barang-barang medis dan obat-obatan, para relawan mengemas ulang beberapa           barang. Kali ini mereka membawa tenda, obat-obatan, dan genset sebab aliran listrik di Padang masih           terputus. (kanan)

Cukup lama menunggu, akhirnya relawan Tzu Chi Padang menjemput tim dengan dua buah truk. “Sebelumnya kami minta maaf karena terlambat menjemput,” tutur Awi, salah satu relawan. Awi menuturkan keterlambatan mereka dikarenakan macetnya jalan karena penumpukan warga yang mengantri bahan bakar kendaraan.

Sulitnya memperoleh bahan bakar kendaraan juga dituturkan Niken, salah satu warga yang sudah mengantri bahan bakar sejak pukul 07.00 pagi, “Saya sudah di sini sejak pukul 07.00 pagi. Tapi hingga jam satu, mereka belum juga membuka pom bensin ini.” Menurut Niken, terhambatnya penjualan bahan bakar ini dikarenakan disel yang bekerja di pom bensin ini tidak bisa berfungsi. “Sebenarnya saya hanya ingin mengisi penuh motor saya untuk mencari keluarga saya yang hilang,” tambah Niken.

 

foto  foto

Ket : - Karena mesin disel di pom bensin tidak berfungsi, pengoperasian menjadi sangat lambat, membuat antrian           warga yang ingin membeli bahan bakar semakin panjang. Terlebih lagi dengan dibatasinya jumlah           pembelian bahan bakar membuat warga khawatir kehabisan.  (kiri)
        - Bahan obat-obatan yang dibawa oleh tim kedua sudah ditunggu-tunggu oleh tim medis. Obat-obatan ini           sangat dibutuhkan untuk menjalankan operasi bagi korban gempa yang terluka ringan ataupun berat. (kanan)

Tidak hanya Niken, Silo salah satu warga yang tinggal di daerah Tabing bahkan mengaku sudah mengantri sejak pukul 01.00 malam. “Dari tadi malam kami sudah mengantri, tapi karena kami pikir tanggung, kami pun tidur di mobil dan menunggu hingga siang ini,” ungkap Silo yang berencana mengisi penuh bahan bakar mobilnya untuk berjaga-jaga mengungsi apabila gempa kembali mengguncang.

Bantuan obat antibiotik injeksi dan obat anastesi yang dibawa oleh tim tanggap darurat tim kedua sangat ditunggu oleh tim medis di Posko Tzu Chi. “Untung saja obat-obatan tersebut segera datang, jadi kegiatan operasi dapat berlangsung dengan lancar,” tutur Fatima, salah satu tim medis yang mengaku lega dengan kedatangan beberapa obat yang sedang ditunggu oleh tim dokter yang tengah melakukan operasi.

Di hari yang sama, tim dokter tambahan dari Tzu Chi Jakarta, dan beberapa relawan dari Jepang serta anjing pelacak juga datang ke Padang untuk turut serta membantu para korban gempa. “Rencananya, Tzu Chi dan relawan dari Jepang akan bekerja sama untuk melakukan evakuasi terhadap korban gempa,” jelas Adi Prasetio, ketua tim tanggap darurat Tzu Chi.

 

  

  

 

 

 

 
 

Artikel Terkait

Menggenggam Jodoh yang Ada di Depan Mata

Menggenggam Jodoh yang Ada di Depan Mata

18 November 2014 Bertempat di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan, Tzu Chi Medan bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mengadakan kegiatan rutinnya yakni donor darah.
Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Jawaban Dari Doa-doa Warga Palu

Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Jawaban Dari Doa-doa Warga Palu

15 Maret 2020
Air mata berlinangan di pipi Marlina Manopo (33) saat hendak mengambil nomor huni rumah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Sabtu 14 Maret 2020. Sesekali ia mengusap air mata itu dengan ujung jilbabnya.
Menanti Awal yang Baru

Menanti Awal yang Baru

19 April 2018
Menjadi salah satu keluarga yang mendapatkan bantuan renovasi rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan Kopassus, Juminah tak habis bersyukur. Tiga puluh empat tahun sudah Juminah berjuang sendiri membesarkan dan menghidupi 8 anaknya. Tak pernah sedikitpun ia mengeluh karena ditinggal suami.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -