Menyambut momen Natal dan Hari Ibu, paduan suara Tzu Chi Hospital menyajikan lagu-lagu Natal dan tema kasih sayang ibu sebagai cara untuk menghibur pasien, keluarga, dan staf rumah sakit di lobi Tzu Chi Hospital.
Suasana lobi Tzu Chi Hospital belakangan ini super meriah dengan dekorasi menyambut Natal dan tahun baru. Ada sebuah pohon Natal besar yang menjulang hingga ke lantai duanya, lengkap dengan pernak pernik hiasan khas Natal. Banyak keluarga pasien maupun pengunjung, juga staf Tzu Chi Hospital menyempatkan waktu berfoto di depannya.
Tak sampai di sana, untuk semakin memeriahkan suasana pula, di tengah kesibukan dan tantangan pekerjaan di rumah sakit, ada sekitar 50 orang perawat yang membawakan lagu-lagu Natal populer, Senin lalu (16/12). Lima lagu itu dinyanyikan secara paduan suara, menggema dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan.
Para penonton tak ketinggalan mengabadikan penampilan tim paduan suara ini dari lantai satu dan lantai dua Tzu Chi Hospital. Sesekali ikut bergoyang, bernyanyi, dan bertepuk tangan meriah.
Berselang beberapa hari, di hari Jumatnya (20/12), giliran lagu-lagu tentang ibu yang dikumandangkan, mengingat momen Hari Ibu pun diperingati dalam waktu dekat. “Hari ini, saya pribadi merasa senang sekali karena bisa menghadirkan sesuatu, menghibur lewat lagu,” kata Ns. Artatina Lase, perawat Tzu Chi Hospital sumringah.
Ns. Lase, panggilan akrabnya bercerita, sudah lama ia hobi menyanyi, lalu ketika berkesempatan berkunjung ke Rumah Sakit Tzu Chi Taipei, Taiwan mereka menyaksikan sebuah pertunjukan musik yang memberikan hiburan bagi para pasien dan pengunjung rumah sakit. “Ketika kami berada di rumah sakit Tzu Chi itu, ada musik yang dimainkan. Itu memberi kami ide, kenapa tidak kita lakukan hal yang sama di rumah sakit kita? Kayaknya ini bisa diadopsi ke Indonesia karena musik kan bisa menjadi cara untuk menghibur orang lain,” ungkap Ns. Lase. Dari situ, muncul keinginan untuk ikut berkontribusi dengan cara yang lebih personal, menghadirkan kebahagiaan di tengah kesibukan dan kesedihan yang sering kali menghiasi rumah sakit melalui tim paduan suara.
Ns. Artatina Lase (kanan) dan Ns. Stephania Febriana (kiri) antusias berbagi kisah mereka tentang paduan suara Tzu Chi.
Lebih lanjut Ns. Lase menuturkan paduan suara yang mereka ikuti bukan hanya sekadar untuk tampil, tetapi juga untuk memberikan dampak positif bagi semua orang yang terlibat. Ia ingin dengan kehadiran paduan suara, pasien dan keluarga yang berada di rumah sakit bisa merasa terhibur.
"Kami ingin rumah sakit ini menjadi tempat yang menyenangkan, tidak hanya tempat orang sakit, tetapi juga tempat untuk orang sehat berkarya dan merayakan kebersamaan," ungkapnya. Harapan ini tentu membawa semangat untuk terus memberikan yang terbaik, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain yang membutuhkan kebahagiaan di tengah-tengah perjuangan mereka.
Ns. Stephania Febriana pun merasa demikian, awalnya ia juga ikut tim paduan suara karena hobi dan ingin mencari kegiatan di luar rutinitas sebagai tenaga keperawatan. Beruntung ada penawaran yang istimewa dari tim paduan suara ini yang tak perlu lagi dipertimbangkan.
“Selain sebagai hiburan, musik memiliki peran penting dalam memberikan ketenangan, terutama di rumah sakit,” ujar Ns. Fani, panggilan karibnya. “Menurut saya, musik itu obat hati. Di rumah sakit, kita biasanya melihat dokter, perawat, dan obat-obatan. Mungkin dengan mendengarkan musik, bisa mengobati hati, mempercepat penyembuhan, dan membuat pasien teralihkan dari hal-hal yang menakutkan," lanjutnya.
Pun bukan hanya untuk mereka yang sedang sakit, untuk dirinya pribadi, musik memiliki kekuatan untuk menenangkan jiwa yang sedang resah dan memberikan semangat bagi mereka yang sedang berjuang.
Wujud Kerinduan untuk Ibu
Menyanyikan lagu-lagu tema Natal dan Hari Ibu juga memberikan makna tersendiri bagi Ns. Lase dan Ns. Fani yang sudah lama menjadi anak rantau yang jauh dari orang tua. Lagu Mother, How Are You Today? pun menjadi favorit keduanya.
Sebagai koordinator paduan suara, Ester Maria yang juga merupakan Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan mengatur formasi paduan suara sebelum penampilan dimulai.
“Setiap tahun saya menyanyikan lagu ini untuk mama saya di rumah, jadi kadang telepon atau video call, karena kami semua adalah anak perantauan. Lagu ini seperti obat rindu bagi kami yang jauh dari orang tua,” ungkap Ns. Lase. “Tahun ini, mereka merasa sangat senang bisa menyanyikan lagu ini bersama teman-teman paduan suara, nanti videonya akan saya kirimkan ke mama. Inilah menciptakan momen spesial yang menghangatkan hati,” imbuhnya.
Sementara itu, Ns. Fani tak menampik kerap memendam rindu kepada orang tuanya, terutama ibu, itulah mengapa lagu Mother, How Are You Today? membuatnya merasa relate seperti kisah hidupnya.
“Mungkin karena kisahnya mirip sama saya, di mana anak dan ibu terpisah jauh karena saya anak perantauan. Jarak antara Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jakarta membuat komunikasi dengan ibu hanya bisa dilakukan melalui video call atau telepon. Jadi, doanya saya kirim lewat lagu saja," ungkap Ns. Fani menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang terkandung dalam setiap lagu yang dibawakan hari itu.
Hari Ibu adalah momen untuk merayakan kasih sayang yang tak tergantikan, meski terkadang terpisah oleh jarak. "Walaupun jauh, melalui lagu, kita bisa merayakan ibu, dan setiap hari adalah Hari Ibu," ujar Stephania.
Menyanyikan Ketulusan
Sebagai koordinator paduan suara, Ester Maria yang juga merupakan Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan sangat senang melihat antusiasme para perawat yang terlibat dalam penampilan kali ini. Apalagi mereka pun mendapat sambutan meriah dari para penonton yang sebagian besar adalah staf rumah sakit dan juga keluarga pasien maupun pengunjung.
Ester Maria sangat senang melihat antusiasme para perawat yang terlibat dalam penampilan kali ini. Ia juga mendapatkan buket bunga ungkapan selamat hari ibu dari para perawat.
"Tujuan kami memang untuk mengajak semua orang bergembira. Kami ingin semua menyambut momen Natal dengan bahagia dan mengenang kisah manis bersama ibu, makanya kami pilih lagu-lagu yang sudah populer agar semua bisa ikut menyanyi bersama," kata Ester dengan senyum merekah.
Ester menjelaskan bahwa tim paduan suara ini baru dibentuk sekitar dua bulan yang lalu setelah ia melihat potensi besar di antara para staf yang memiliki bakat seni dan talenta. Ia menyatakan bahwa banyak anak muda yang bertalenta dan suka menyanyi, sehingga ia memfasilitasi mereka untuk berkumpul setiap Jumat sore agar bisa menyalurkan bakat mereka. Menurut Ester, musik bukan hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga bisa menjadi refleksi dari suara hati. "Musik bisa menguatkan kita di saat lemah dan mengingatkan kita untuk lebih calm dan peduli," ujar Ester.
Kebahagiaan dan keceriaan tercermin di wajah setiap perawat usai penampilan selesai dilakukan.
Ia pun berharap nantinya paduan suara ini bisa tampil lebih sering, bahkan di luar jadwal rutin, seperti mengunjungi pasien di kamar-kamar mereka dan momen-momen penting lainnya.
Ya dengan segala suka dan duka yang mereka (pasien) alami, semoga paduan suara ini menjadi lebih dari sekadar aktivitas hiburan,” kata Ester. “Mungkin bisa menjadi simbol harapan, kebersamaan, dan cinta yang tak terhingga karena musik telah menjadi bahasa universal yang mampu menjembatani perasaan dan menguatkan hati, terutama bagi mereka yang tengah berada dalam kondisi yang sulit. Intinya kami ingin membuat rumah sakit ini terasa lebih menyenangkan dan bukan hanya tempat orang sakit. Semoga pasien dan keluarga bisa merasa lebih tenang dan bahagia," harapnya.
Editor: Arimami Suryo A.