Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

Jurnalis : Nuraina Ponidjan 傅麗蓉 (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan 陳俊賓 (Tzu Chi Medan)
Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

Anak-anak kelas kata Perenungan Master Cheng Yen di Depo Mandala, Medan, berkumpul untuk melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan.

Pada 9 Oktober 2016, kelas kata Perenungan Master Cheng Yen di Depo Mandala, Medan, mengajarkan anak-anak beberapa materi kata perenungan dalam dua bahasa yaitu bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia, di kelas ini juga diajarkan kerajinan tangan, peragaan isyarat tangan (shou yu) dan pelestarian lingkungan.

Kegiatan yang berlangsung di depo pelestarian lingkungan ini bertepatan dengan jadwal pelestarian lingkungan oleh anak-anak, untuk itu relawan kelas kata perenungan mengajak bodhisatwa cilik untuk mengambil barang daur ulang dari rumah ke rumah di sekitar Depo Mandala. Sehari sebelumnya, relawan telah menyebarkan selebaran ke rumah-rumah warga yang isinya mengajak warga bersama-sama melakukan pelestarian lingkungan dengan mengumpulkan barang-barang yang tidak terpakai lagi, karena ada bodhisatwa cilik dan relawan  yang akan datang dan mengumpulkannya. 

Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

Anak-anak didampingi Tzu Ching dan relawan Tzu Chi Medan mendatangi rumah-rumah di sekitar Depo Mandala untuk mengumpulkan barang bekas.

Sebanyak 31 orang Bodhisatwa cilik menjadi pahlawan penyelamat bagi bumi kita pertiwi. Mereka dibagi atas dua kelompok, tugas untuk kelompok pertama yaitu mendatangi rumah warga dan kelompok kedua tinggal di depo Mandala untuk memilah barang daur ulang. Kegiatan yang dilakukan dua kelompok ini berlangsung bergantian, jika kelompok pertama sudah kembali ke depo, maka kelompok kedualah yang mendatangi rumah warga dengan tujuan alamat yang berbeda dan anak-anak tetap didampingi relawan beserta Tzu Ching ( muda-mudi Tzu Chi).

Tujuan dari kegiatan pelestarian lingkungan kali ini adalah mengajarkan sejak usia dini untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa sampah itu sebenarnya adalah emas yang bias dimanfaatkan untuk menebarkan cinta kasih. Selain itu, kegiatan ini juga mengajarkan kepada anak-anak untuk melestarikan lingkungan. “Kita ajarkan cara memilah barang daur ulang, mana yang organik dan mana yang non organik, plastik, karton dan sebagainya supaya mereka lebih sadar lingkungan dan mencintai alam," tutur Halim Lona, koordinator dalam kegiatan ini.

Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

Anak-anak kelas kata Perenungan Master Cheng Yen di Depo Mandala membawa barang bekas dari rumah warga untuk dikumpulkan.

Para Bodhisatwa cilik ini tetap bersemangat mengetuk pintu dari rumah ke rumah. Ketika mendapatkan barang dari pemilik rumah, anak-anak merasa senang sekali mengangkatnya dan kemudian relawan akan membantu menaikkannya ke mobil daur ulang depo. Semangat menjadi pahlawan penyelamat Bumi terlihat dari wajah Justin Christian, walaupun tangannya yang memakai sarung tangan yang sudah kotor sekali, ia tetap bersemangat tanpa mengeluh letih ataupun lelah.

Kegiatan ini juga memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk tidak menganggap bumi ini sebagai sebuah tong sampah besar sehingga kitanya dengan gampang membuang sampah sembarangan. Apabila di jalan atau di taman umum, menemukan sampah maka diambil dan buanglah pada tempatnya. Apabila sampah tersebut dapat di daur ulang, maka dikumpulkan dan dibawa ke depo pelestarian lingkungan terdekat. Semua yang di lakukan dalam kegiatan ini untuk kepentingan makhluk hidup dan menyelamatkan bumi dari global warming, untuk itu lakukan saja yang terbaik untuk bumi dan semua makhluk hidup, seperti yang dikatakan Justin Christian salah seorang anak kata perenungan "Duo zuo duo de, shao zuo duo shi" yang artinya banyak berbuat banyak mendapatkan, sedikit berbuat banyak kehilangan.

Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

Anak-anak kelas kata Perenungan Master Cheng Yen diajarkan untuk memilah sampah dan melestarikan alam untuk menjaga bumi.

Walaupun sudah berkeliling dan keringat bercucuran namun, anak-anak kelas kata Perenungan Master Cheng Yen tetap bersemangat. Ketika diminta untuk menyebutkan salah satu kata perenungan Master Cheng Yen, dengan gampangnya mereka melafalkannya. Seperti Jillian Agatha Angsana yang dengan lancarnya menyebutkan "Jiang hao hua, cun hao xin, chang huai gan en xin” yang artinya berkata baik, berhati baik, senantiasa menjaga rasa syukur di dalam hati.


Artikel Terkait

Menanam Untuk Semua Makhluk

Menanam Untuk Semua Makhluk

21 November 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Biak bekerjasama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Biak Numfor mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan menanam pohon Gaharu di kampung Warsansan, Distrik Biak Utara. (18/11/16).
Tindakan Sederhana Demi Bumi dan Sesama

Tindakan Sederhana Demi Bumi dan Sesama

01 April 2016

Relawan Tzu Chi komunitas Sunter dan Jembatan Lima kembali melakukan kegiatan pelestarian lingkungan yang berlokasi di Taman Kantor RW 04, Sunter Metro, Jakarta Utara. Kegiatan pelestarian lingkungan ini diadakan pada tanggal 20 Maret 2016 dan diikuti oleh 10 orang relawan.

Membangun Kesadaran Melindungi Bumi

Membangun Kesadaran Melindungi Bumi

16 September 2020
Sebanyak 38 peserta yang berpartisipasi dalam kelas Tzu Shao pada Minggu 30 Agustus 2020. Dalam kelas online kali ini para peserta diajak untuk terus melestarikan lingkungan dan menerapkan prinsip 5R dalam kehidupan mereka sehari-hari.Sebanyak 38 peserta yang berpartisipasi dalam kelas Tzu Shao pada Minggu 30 Agustus 2020. Dalam kelas online kali ini para peserta diajak untuk terus melestarikan lingkungan dan menerapkan prinsip 5R dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -