Paket Cinta Kasih Pelipur Hati

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 
 

foto
Pembagian paket bantuan kebakaran kepada 615 KK warga Pedongkelan RT 6 dan RT 7, kec. Pulo Gadung, Jakarta Timur pada tanggal 20 Maret 2013. Warga dengan rapi membentuk barisan dan secara bergantian mengambil paket bantuan.

Terik mentari tepat berada di atas ubun-ubun tidak menjadi penghalang dalam mengalirkan cinta kasih para insan Tzu Chi hari itu. Barisan Tzu Chi semakin merapat mempersiapkan keperluan untuk membantu meringankan beban sesama. Amukan si jago  merah pada hari Minggu, 17 Maret 2013 yang melalap habis pemukiman warga Pedongkelan RT 6 dan RT 7, kec. Pulo Gadung, Jakarta Timur mengetuk hati para insan Tzu Chi untuk memberikan perhatian kepada warga korban.

 

Setelah melakukan survei ke lokasi kejadian, pada hari Rabu, 20 Maret 2013, sebanyak 35 relawan Tzu Chi bekerjasama dengan aparat TNI setempat bersatu hati menyalurkan paket bantuan kepada 615 KK korban kebakaran berupa selimut, pakaian anak-anak maupun dewasa, sandal, sepatu, perlengkapan mandi, dll. Sebelum paket bantuan dibagikan terlebih dulu membagikan kupon kepada warga yang terkena dampak kebakaran. “Setelah mendapat info dari salah satu relawan, kami melakukan survei pada hari Senin dan sekarang paket bantuan dibagikan,” ungkap Johan Kohar Shixiong.  Selain paket bantuan kebakaran terdapat pula bantuan berupa terpal sebanyak 60 lembar dan air mineral yang diserahkan kepada RW setempat untuk dibagikan kepada warganya yang terkena dampak kebakaran. “Setidaknya meringankan beban mereka. Mereka tahu ada orang yang peduli pada mereka. Tanpa melihat siapa dia tetapi kita saling membantu sesama,“ Johan Shixiong menambahkan.

Ada Gundah di Hati
Kuko Alwiyah Bawimbang (22) turut masuk ke dalam barisan panjang antrian pengambilan paket cinta kasih dari insan Tzu Chi. Terpancar senyum merekah di bibir wanita berkulit sawo matang ini setelah menerima paket bantuan. Alwiyah nama sapaannya, memanggul paket bantuan di atas kepala untuk memudahkan dirinya membawa paket yang diterima lantaran dalam kondisi hamil tua. Ibu dari dua anak ini dengan tabah dan sabar harus menerima keadaan yang dialaminya. Dengan kondisi kehamilannya yang sudah sembilan bulan tidak sempat menyelamatkan barang yang dimilikinya kala itu. “Saat itu, sekitar jam setengah sebelasan saya lagi duduk-duduk sama anak saya terus tiba-tiba dengar orang teriak-teriak kebakaran gitu. Tidak sempat bawa barang langsung keluar lari,” cerita Alwiyah mengenang kisahnya. Hanya menyelamatkan surat-surat penting dan menggandeng anaknya yang bisa dilakukan di tengah-tengah kepanikan semua warga. Suami Alwiyah, Anwari (24) yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan tengah libur kerja. Namun akibat kepanikan dan kebingungan saat kejadian, Anwari hanya menyelamatkan motor milik adik iparnya. “Jarak dari rumah yang kebakar selang lima petak. Tidak sempat ambil baju. Cuma ada baju yang dipakai saja yang selamat. Tapi Alhamdulillah, keluarga selamat semua,” ungkap Alwiyah bersyukur. Kobaran api akibat hubungan arus pendek pada rumah salah satu warga RT 6 telah membuat rumah Alwiyah rata dengan tanah dan hanya tersisa sedikit tembok bangunan saja. Kini Alwiyah dan keluarga tinggal di tenda pengungsian bersama warga lainnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Persiapan yang dilakukan para relawan Tzu Chi yang bekerja sama dengan aparat TNI setempat dan dibantu oleh para warga dalam mendirikan tenda untuk pembagian paket (kiri).
  • Pembagian kupon pengambilan paket bantuan kebakaran kepada warga yang terkena dampak kebakaran (kanan) .

Kendati demikian, terdapat kegundahan dalam hati kecil Alwiyah. Disaat-saat kehamilannya yang menjelang kelahiran harus menerima cobaan berat baginya. Perkiraan dokter mengenai kelahiran anak ketiganya yang diperkirakan jatuh pada tanggal 24 Maret 2013 ini membuat Alwiyah gelisah. “Perlengkapan bayi yang sudah disiapkan tidak sempat di bawa, padahal kelahiran tinggal nunggu hari makanya bingung banget,” ungkapnya dengan nada lirih. Hanya pasrah yang bisa dilakukan Alwiyah dan Anwari. Melihat kondisi yang dialami Alwiyah, banyak orang yang terketuk hatinya untuk memberikan perlengkapan bayi kepadanya. “Untungnya ini ada yang kasih-kasih baju bayi,” tambahnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Kuko Alwiyah Bawimbang menukarkan kupon bantuan yang dimilikinya. Dia memanggul paket bantuan di atas kepala untuk memudahkan dirinya membawa paket yang diterima lantaran dalam kondisi mengandung (kiri) .
  • Lokasi kebakaran yang menghabiskan rumah hingga rata dengan tanah. Didirikan tenda-tenda pengungsian untuk para warga korban kebakaran (kanan) .

 Walaupun kondisi Alwiyah yang begitu memprihatinkan, namun masih ada rasa syukur dengan kehadiran para insan Tzu Chi. “Makasih banyak sudah ada yang ngebantu. Senang dapat bantuan, ternyata masih ada yang perhatiin. Bersyukur banget disaat-saat susah begini masih ada yang peduli,” ungkap Alwiyah penuh syukur.

Saling membantu meringankan penderitaan sesama yang membutuhkan itulah hal utama yang dilakukan para relawan Tzu Chi. Terus bersumbangsih secara langsung disertai rasa syukur itulah pesan Master yang harus di tanamkan dalam hati insan Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Teluk Gong

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Teluk Gong

22 Juli 2021

Tzu Chi memberikan paket bantuan kebakaran untuk 270 keluarga yang rumahnya habis terbakar di wilayah RT 01/RW 012, Teluk Gong, Penjagalan, Jakarta Utara. Pembagian bantuan itu dilakukan pada Rabu, 21 Juli 2021.

Baksos yang Menginspirasi (Bag. 1)

Baksos yang Menginspirasi (Bag. 1)

15 Oktober 2010 Pada tanggal 2-3 Oktober 2010, Tzu Chi Batam kembali menggelar kegiatan Bakti Sosial Kesehatan yang didukung oleh Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Baksos ini dilaksanakan di RS Budi Kemuliaan (RSBK) Batam.
Perhatian Relawan Tzu Chi kepada Para Penerima Bantuan

Perhatian Relawan Tzu Chi kepada Para Penerima Bantuan

30 April 2021

Okari Sabtari (54) merasa sangat senang dikunjungi para relawan Tzu Chi di rumah kontrakannya, di Kamal, Jakarta Barat, Kamis, 29 April 2021. Meski hanya bisa terbaring di kasur karena stroke yang menyebabkan anggota badan bagian bawah lumpuh, suaranya lantang mengutarakan isi hatinya.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -