Paket Cinta Kasih untuk Warga Kampung Makasar

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 
 

foto
Mindarti (kiri) memberikan paket bantuan kepada salah satu warga korban banjir yang diwakili anaknya dengan tersenyum ramah dan lembut.

Sejak banjir melanda Kampung Makasar yang terletak di wilayah Jakarta Timur, Minggu, 12 Januari 2014, pada tengah malam warga beramai-ramai untuk mengungsi ke gedung Gelanggang Olahraga Remaja, Kampung Makasar. Ketinggian air mencapai 1 meter bahkan ada rumah warga yang terendam dengan ketinggian satu meter lebih. Tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan barang, warga langsung meninggalkan rumah. Melihat kondisi demikian, Yayasan Buddha Tzu Chi kembali memberikan perhatian kepada para korban bencana banjir.

Senin, 13 Januari 2104 sebanyak enam relawan Tzu Chi bersama-sama bergandeng tangan membantu korban banjir dengan memberikan paket bantuan bencana banjir. “Banjir terjadi semalam. Kami langsung bergerak melakukan survei dan hari ini juga membantu korban untuk meringankan penderitaan mereka,” ujar Mindarti Susilo, relawan Tzu Chi. Bantuan yang diberikang terdiri dari ember, perlengkapan mandi, handuk, selimut, sarung, lilin, biskuit, dan air mineral kepada 79 warga dari RT 01, 03, 04 RW 5 Kampung Makasar. “Bantuan ini bisa diterima warga dengan senang hati. Semoga ini (bantuan) bisa membantu meringankan beban mereka,” ungkap Mindarti berharap.

“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Yayasan Tzu Chi. Kami sangat membutuhkan ini (bantuan),” ungkap Supriyadi, selaku ketua RT 01 RW 05 yang sekaligus korban banjir. Menurutnya Yayasan Buddha Tzu Chi ini universal yang tidak membeda-bedakan agama, ras, dan lain-lain, sehingga siapapun yang menjadi korban bencana, Tzu Chi dengan sigap memberikan bantuan. Sebagian warga sudah mulai membersihkan rumah masing-masing setelah dirasa air mulai surut. “Mudah-mudahan air tidak banjir lagi. Untuk bantuan ini mungkin sewaktu-waktu membutuhkan bantuan kembali, yayasan ini (Tzu Chi) mau menanggapi,” harap Supriyadi.

foto   foto

Keterangan :

  • Penyerahan bantuan secara simbolik oleh para relawan kepada warga konban banjir Kampung Makasar pada Senin, 13 Januari 2014 (kiri).
  • Salamun (71) bersama istrinya dengan penuh sukacita membuka paket bantuan yang diterimanya dari Tzu Chi (kanan).

Selain Supriyadi, salah satu warga Kampung Makasar juga bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi. Rumah Salamun (71) terendam air dengan ketinggian air sepusar orang dewasa memaksanya untuk meninggalkan rumah mengungsi bersama 58 warga lainnya. “Saya dan empat orang keluarga saya mengungsi. Daripada terendam di rumah mending ngungsi di sini,” ungkap Salamun. Di usianya yang tidak muda lagi, Salamun tetap semangat dengan keadaan yang dirasakan. “Alhamdulillah, walaupun sudah tua begini saya sehat saja tidak ada keluhan apa-apa mengungsi di sini,” ucapnya sambil tersenyum lebar.

Dengan rasa syukurnya yang mendalam, Salamun tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih dan mendoakan Yayasan Buddha Tzu Chi. “Saya senang sekali mendapatkan bantuan ini. Ini sudah Alhamdulillah banget sudah ada perhatian dari Yayasan Buddha Tzu Chi,” ungkapnya. “Mudah-mudahan Yayasan Buddha Tzu Chi usianya panjang,” ucap Salamun mengakhiri pembicaraan. Semoga dengan sentuhan cinta kasih dari para relawan Tzu Chi walaupun bukan barang yang bernilai tinggi, namun dapat membantu meringankan beban para korban bencana banjir  yang melanda sebagian wilayah ibukota Jakarta.

  
 

Artikel Terkait

Welas Kasih untuk Semua

Welas Kasih untuk Semua

15 Maret 2016 Ratusan pasien penderita katarak dari berbagai latar belakang dan usia mengikuti jalannya operasi tahap demi tahap pada bakti sosial operasi katarak yang digelar di Sampit, Kalimantan Tengah pada 25 hingga 27 Februari 2016 lalu.
Celine, Buah Hati Theresia Jauh Membaik Usai Transplantasi Hati

Celine, Buah Hati Theresia Jauh Membaik Usai Transplantasi Hati

30 Mei 2022

Relawan Tzu Chi Tangerang hari ini (30 Mei 2022) gemas sekali melihat tingkah polah Eleanor Graceline Yure. Setelah mendapat transplantasi hati, Celine semakin bertumbuh dan mengejar perkembangannya.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -