Pembagian paket Cinta Kasih di Sekolah Dharma Widya, Tangerang.
Minggu, 17 April 2022, relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Barat 1 membagikan paket cinta Kasih di dua titik, yakni di Wihara Yan Sen Bio dan Sekolah Dharma Widya, Kec. Neglasari, Kota Tangerang, Banten. Total sebanyak 5.300 paket sembako, yang terdiri dari 10 bungkus DAAI Mie, 10 kg beras, dan 1 liter minyak sayur.
Metta, koordinator acara menerangkan jika dirinya sempat takut mengingat pembagian kali ini jumlahnya besar. Dirinya risau, jika ada kendala maka acara akan menjadi kacau.
”Bersyukur pada relawan yang hadir, berani mengambil tanggung jawab sehingga alur pembagian lancar, prokes terjaga, dan pembagian selesai dengan cepat,” tutur Metta penuh sukacita.
Pembagian Paket Cinta Kasih di Wihara Yan Sen Bio, Tangerang.
Seremoni penyerahan paket cinta kasih kepada warga.
Wakapolsek Neglasari IPTU Suyoto yang turut hadir dalam acara mengapresiasi langkah tepat Tzu Chi mengingat beberapa hari lagi menjelang hari Raya Lebaran.”Kegiatan hari ini sangat membantu masyarakat sekitar mengingat suasana masih pandemi dan menjelang Idul Fitri,” ujar Suyoto.
Yuyun, warga RT 2/RW 3 Neglasari merasa bersyukur karena ia yang memiliki 3 anak dan telah ditinggal meninggal oleh suami mendapat bantuan hari itu. Penghasilan Yuyun yang bekerja sebagai buruh potong ayam tidak mencukupi untuk biaya hidup ketiga anaknya.
“Bersyukur hari ini mendapat bantuan yang bisa meringankan beban saya untuk 2 minggu ke depan. Sebelumnya saya juga pernah dibantu sembako oleh Tzu Chi beberapa tahun lalu, kerena itu terima kasih banyak atas bantuannya,” tuturnya.
Suyoto, Wakapolsek Neglasari bersyukur karena menjelang Idul Fitri warganya mendapat bantuan sembako.
Relawan Tzu Chi membantu warga lansia membawakan paket cinta kasih.
Perhatian dan Kasih Sayang Seindah Alunan Musik
Dalam kegiatan ini, relawan juga menghampiri rumah pembuat alat musik Tehyan, yang biasa dipanggil dengan sebutan Mpe Goyong (71) yang ahli memainkan alat musik buatannya di Kampung Tehyan, Kota Tangerang, Banten. Mpe Goyong mendapat bantuan sembako dan relawan berkunjung untuk berbincang-bincang.
Metta, koordinator kegiatan pembagian paket di Sekolah Dharma Widya menandatangani berita acara dengan lurah setempat.
Mpe Goyong, salah seorang seniman pembuat Tehyan mendapat bantuan paket Cinta Kasih.
Mpe Goyong memiliki 10 anak dan yang hingga kini masih hidup hanya 8 anak. Kini ia tinggal bersama ketiga anaknya sedangkan 5 anak yang lain sudah berumah tangga dan tidak serumah.
Mpe Goyong merupakan tulang punggung keluarga saat ini mengingat anak-anaknya masih kecil. Karena pandemi sudah dua tahun ia tidak mendapat panggilan untuk memainkan alat musik tehyan dan beralih menjadi pemulung.
“Dulu setiap tahun ada panggilan untuk manggung ke luar kota atau pernikahan warga sekitar. Karena pandemi, saya cari nafkah dengan mulung,” ungkap Mpe Goyong penuh senyum.
Untuk menafkahi keluarga, setiap hari ia bangun pukul 03.00 pagi untuk memulung dan pukul 06.00 kembali ke rumah untuk merapikan barang-barang yang ia bawa pulung. Setelah ia rapikan maka disatukan untuk ia jual kembali dua bulan kemudian.
“Ini saya kumpul dulu, dua bulan lagi kalau sudah ada dua truk barangnya saya jual, lumayan dapat dua juta. Jadi kalau belum ada uang ya kita utang sama warung,” ujar Mpe Goyong.
Kondisi rumah Mpe Goyong yang mulai bobrok karena usia dan tiada dana untuk meraparasi rumahnya.
Mpe Goyong mempersembahkan sebuah lagu untuk relawan sebagai bentuk rasa terima kasihnya.
Hingga Dua pekan lalu, dirinya tidak menyangka dikunjungi oleh relawan Tzu Chi dan diinfokan dirinya mendapat bantuan paket sembako.
“Senang (dikunjungi relawan). Mereka datang dan lihat rumah saya yang sudah mulai tua dan bocor di mana-mana, difoto-foto katanya nanti mau dibantu,” ungkap Mpe Goyong yang merasa seperti mimpi di siang bolong saat itu.
Kini, 17 April 2022, relawan kembali menghampiri rumah Mpe Goyong menyampaikan bantuan sembako. “Senang sekali (dapat sembako). Lumayan untuk beberapa hari,” ucap Mpe Goyon dengan senyum yang bahagia.
Sebagai balas budi, ia pun memainkan sebuah lagu untuk relawan, sebagai bentuk terima kasihnya untuk bantuan dan perhatian yang telah ia dapatkan.
Editor: Khusnul Khotimah