Sebanyak 25 orang murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam juga mengikuti kegiatan pembagian Paket Lebaran bagi para penerima bantuan Tzu Chi.
Bertepatan dengan kalender lunar tanggal 24 bulan 3 (Minggu, 24 April 2022) adalah Hari Ulang Tahun Master Cheng Yen ke-85 sekaligus juga Ulang Tahun berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi ke-56. Sejak pagi hari, para insan Tzu Chi sudah berkumpul di Aula Jing Si Batam untuk mengikuti pertemuan relawan pagi hari dan dilanjutkan dengan kebaktian Sutra Bhaisajyaguru.
Di hari yang penuh makna ini, tim amal Tzu Chi Batam menggenggam kesempatan untuk mengajak peserta kebaktian mengantarkan paket lebaran ke rumah Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Sejak pandemi, tim relawan di misi amal harus mengikuti protokol kesehatan (Prokes) sehingga paket Lebaran selalu dijemput oleh para Gan En Hu di Aula Jing Si Batam. Kini kondisi pandemi sudah mulai membaik, dan tim relawan di misi amal menggenggam jodoh baik dengan berkunjung langsung ke rumah para Gan En Hu.
Tepat jam 12 siang, sebanyak 137 relawan Tzu Chi berkumpul di Kantin Aula Jing Si Batam untuk mengikuti arahan dari Ketua Misi Amal Tzu Chi Batam, Eliyana. Sebelum melakukan kunjungan kasih, Eliyana mengingatkan kepada para relawan pentingnya menerapkan budaya humanis Tzu Chi yang harus dijalankan ketika melakukan kunjungan kasih. Sebelum berangkat, Eliyana mengajak semua relawan untuk berdoa dan membagi kelompok. Sebanyak 137 relawan dibagi menjadi 29 kelompok untuk membagikan 85 paket lebaran.
Mulai membaiknya kondisi pandemi Covid-19 membuat relawan Tzu Chi Batam kini dapat memberikan Paket Lebaran secara langsung ke rumah-rumah penerima bantuan Tzu Chi.
Adapun paket lebaran ini terdiri dari mi vegetarian, biskuit, minyak goreng, teh, gula pasir, kurma, sirup, beras, makanan ringan, dan uang tunai (dana sukacita). Tidak ketinggalan celengan bambu dan Buletin Tzu Chi juga turut dibawa.
Momen ini menjadi yang paling ditunggu-tunggu oleh relawan amal karena sudah dua tahun lamanya tidak berkunjung ke rumah Gan En Hu. Disamping antusias, ada beberapa relawan juga merasa khawatir, “Saya khawatir tidak dapat menemukan rumah Gan En Hu, karena ada beberapa Gan En Hu yang baru, selama ini hanya melalui video call,” ujar Sujati, selaku Ketua Tim Misi Amal wilayah Batu Aji. Melalui bantuan Google Map dan arahan melalui telepon, satu per satu rumah Gan En Hu akhirnya dapat ditemukan, meski harus melalui jalan yang berliku-liku.
Tidak hanya orang dewasa, sebanyak 24 anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi juga turut serta dalam kunjungan kasih kali ini. Salah satunya adalah Jeivien. “Menyadari banyak sekali orang-orang yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan kita di luar sana, saya bersyukur dan berpuas diri dengan apa yang sudah saya miliki dan hidup berkecukupan,” ungkap Jeiven. Menurt Jeivien, dapat berkunjung ke rumah Gan En Hu merupakan pengalaman yang bermakna karena ada cerita dibalik setiap Gan En Hu yang sangat menyentuh.
Antusias relawan amal tidak dapat dihalangi dengan perubahan cuaca. Hujan deras datang secara tiba-tiba. Di bawah guyuran hujan deras, relawan tetap berusaha melanjutkan perjalanan dengan tekad mengantarkan paket lebaran hingga ke tangan Gan En Hu.
Menemukan alamat rumah Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi relawan setelah 2 tahun melakukan survei secara online.
Para Gan En Hu sangat bahagia melihat kedatangan relawan amal yang sudah lama tidak bertatap muka secara langsung. Ada seorang bapak bahkan membawakan payung untuk menjemput kedatangan relawan Tzu Chi. Beliau adalah suami dari Zaini. Selama pandemi, suami Zaini diberhentikan dari pekerjaannya. Selama hampir dua tahun, Tzu Chi membantu biaya pendidikan anaknya, Maghreza agar tetap dapat melanjutkan sekolah. “Alhamdulillah sangat membantu buat kami, kalau nggak, anak saya tidak bisa sekolah lagi,” ujar Zaini.
Zaini tidak dapat menahan rasa harunya melihat kedatangan relawan Tzu Chi yang membawakan kepedulian yang tidak pernah didapatkan sebelumnya. “Senang, bangga dan bahagia, ternyata ada yang memperhatikan kami,” kata Zaini sambil mengusap air matanya.
Ada Kata Perenungan Master Cheng Yen berbunyi, “Keindahan yang paling kokoh dan kekal adalah yang berasal dari cinta kasih universal dalam hati.” Cinta kasih universal yang tidak memandang suku, agama, ras, maupun golongan. Cinta kasih yang mengetuk hati Gan En Hu untuk tidak hanya menerima berkah, tetapi juga dapat menciptakan berkah kembali melalui celengan bambu.
Editor: Hadi Pranoto