Paket Lebaran: Sembako untuk Warga Desa Jagabita

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Lebih dari 1000 warga yang mayoritas ibu-ibu antre menukar kupon dengan paket sembako dari Tzu Chi Tangerang, di Balai Desa Jagabita, Parung Panjang Bogor, Minggu 26 Juni 2016.

Pagi itu Minggu 26 Juni 2016, Umsani (60 tahun) berjalan pelan-pelan sambil menenteng dua kantong. Tangan kanannya menggendong kantong berisi dua botol sirup dan sekaleng biskuit. Sementara tangan kiri menenteng karung berisi lima kilogram beras. Raut mukanya terlihat sumringah.  

"Lumayan berat. Tapi saya senang. Tadi sempat takut pingsan karena kebetulan sedang tak enak badan. Ternyata di sana kita dihibur sama relawan yang lucu. Jadi saya lupa kalau sedang sakit,” kata Umsani seraya tersenyum.

Nenek dari dua orang cucu ini  baru saja menukar kupon yang diterimanya dua hari lalu dengan paket bantuan sembako di lapangan yang tak begitu jauh dari rumahnya. Umsani mengungkapkan, bantuan sembako tersebut sangat membantu. Pasalnya dalam sehari, ia menghabiskan tiga kilogram beras untuk makan bersama delapan anggota keluarganya.  Salah satu yang tinggal di rumahnya adalah Oji, anak piatu (sudah tidak memiliki ibu –red) yang terlantar setelah sang ayah menjual rumah dan pergi dari desa.

“Kayaknya sirupnya akan dipakai buat buka puasa nanti malam, tak bisa menunggu Lebaran," tambahnya sambil tertawa lebar. Sehari-hari, Umsani pergi ke sawah. Sementara suaminya bekerja sebagai kuli bangunan. Meski penghasilan pas-pasan, ia dan suami ikhlas mengasuh Oji di rumahnya. 

Sementara itu Ati (23 tahun) menggendong bayinya yang masih berumur satu bulan. Tetangganya yang baik hati membantu membawakan paket sembako seperti yang diterima Umsani. "Saya bawa anak karena tak ada yang menjaga di rumah. Ternyata meski ramai, anak saya tidak rewel.  Tendanya tidak panas, dan tidak uyel-uyelan,” kata Ati.

Umsani dan Ati merupakan sekian dari sekitar 1.000 warga Desa Jagabita yang menerima paket bantuan sembako dari Tzu Chi Tangerang. Dua hari sebelumnya, para relawan memberikan kupon untuk bisa ditukar dengan sembako. Satu paket sembako berisi lima kilogram beras, dua botol sirup dan satu kaleng biskuit. Pembagian paket sembako sendiri berlangsung mulai pukul 09.00-12.00 WIB.

Selama mengantre, warga Desa Jagabita dihibur dengan banyolan dari Hok Acun, seorang relawan Tzu Chi.


Aparat dari Koramil, Kapolsek dan juga para relawan sigap membantu warga membawa sembako.

Sembari menunggu antrean, Hok Cun, relawan Tzu Chi menghibur warga yang mayoritas adalah ibu-ibu. Hok Cun juga mengajak warga mengikuti gerak lagu isyarat tangan (shou yu) "Satu Keluarga".  Tawa canda dan keakraban terbangun di antara relawan dan warga.

"Bagaimana ibu-ibu masih Puasa tidak?” kata Hok Acun seorang relawan Tzu Chi dengan pengeras suara.

“Puasa..,” sahut para pengantre yang mayoritas adalah ibu-ibu.

“Tadi sahurnya pakai apa?” tanya Hok Cun.

 "Tahu Tempe,” celetuk seorang ibu sambil tertawa.

"Wah, Tahu Tempe memang sehat. Jangan lupa senyum ya.., “ ujar Hok Cun.

Pembagian paket sembako di Desa Jagabita Parung Panjang Bogor, Minggu (26/6/2016) berlangsung dengan lancar. Warga dengan tertib mengikuti arahan dari para relawan. Persiapan yang matang sudah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Pada pagi hari yang masih gelap, para relawan Tzu Chi Tangerang telah berada di Balai Desa Jagabita. Dibantu beberapa pemuda desa, mereka mendirikan tenda, memasang garis antrian, meletakkan meja dan memindahkan paket sembako ke lapangan samping balai desa.

Pengamanan yang sangat baik tidak terlepas dari dukungan Polsek Parung Panjang, Koramil Parung Panjang serta pemuda Desa Jagabita. Komandan Rayon Militer (Danramil) Parung Panjang, Kapten Inf Nanang S. mengatakan dari pantauannya sejak pembagian sembako gratis dimulai, penerimaan dari warga Jagabita sangat baik. Kesuksesan pengamanan mengacu pada aturan bahwa hanya yang punya kupon saja yang bisa masuk. “Ini merupakan event yang positif. Sesuai dengan apa yang digariskan oleh panitia, yang ada kupon ya dikasih. Karena prosedurnya seperti itu. Kemudian yang tidak punya ya tidak dikasih. Kita fokus aturan itu, “ katanya.

Nanang menambahkan, pemilihan waktu dan lokasi pembagian sembako sudah tepat dan sesuai dengan kondisi penerima yang mayoritas adalah ibu-ibu. Selain itu tenda pelindung juga cukup nyaman untuk berteduh sehingga warga sangat antusias namun dapat tertib.

Dalam pembagian sembako, Komandan Rayon Militer (Danramil) Parung Panjang ini, juga aparat kepolisian serta para relawan tak segan membantu para penerima membawakan paket sembako. Bahkan ada pula relawan yang membawakan hingga ke rumah.

Sekretaris Desa Jagabita, Awaluddin menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Tzu Chi Tangerang kepada warganya. “Kami sampaikan, terima kasih atas bantuannya. Kita jadi terbantulah, satu dua hari kita beli beras, ini satu dua hari atau tiga hari tidak usah lagi beli beras. Seolah-olah ini THR (Tunjangan Hari Raya) untuk masyarakat kurang mampu,” ungkapnya.

Umsani, seorang warga menuang beras bantuan dari Tzu Chi Tangerang ke dalam ember. Ia begitu senang dengan bantuan ini.

Antrean pembagian sembako berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Dalam pembagian sembako ini, ada sedikit perubahan dari rencana semula. Yakni yang sebelumnya pembagian berbeda waktunya per-RW, ini kemudian digabung menjadi satu. Menurut koordinator pembagian paket yang juga relawan Tzu Chi, Sukandi, penggabungan waktu pengambilan paket dikarenakan beberapa warga punya kesibukan lain di jam tertentu. Meski begitu dengan kerja sama yang baik dari semua pihak, pembagian sembako berlangsung lancar. “Sukses dan lancar. Saya pribadi sangat berterima kasih pada relawan karena menyempatkan waktu, panas-panasan, dan gerah juga untuk mengangkat. Mereka bekerja dengan Sukarela. Ada 63 relawan yang hadir,” jelas Sukandi.

Ia menambahkan, dari total 1200 paket yang disediakan, total penerima sebanyak 1.059 warga.

Ketua Tzu Chi Tangerang, Lu Lian Chu merasa sangat bersyukur pembagian sembako berjalan lancar. Ia juga berharap ada beberapa warga yang mendaftar menjadi relawan baru. Ini agar dapat bersama-sama melakukan aksi kemanusiaan seperti yang sekarang dilakukan di desa mereka.

“Bisa mengetahui keadaan ekonomi Desa Jagabita serta kehidupan mereka yang sangat sederhana. Masyarakat di sini sangat ramah. Dalam pembagian paket bantuan ini, saya mengharapkan masyarakat di sana bisa mandiri,” kata Lu Lian Chu.

Desa Jagabita sendiri merupakan desa perbatasan antara Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Tangerang. Sebagian warganya hidup di garis kemiskinan. Karena itu Tzu Chi Tangerang memberi perhatian yang besar. Selain memberikan bantuan paket sembako, Tzu Chi Tangerang juga berencana melakukan bedah rumah pada beberapa  rumah warga.


Artikel Terkait

Paket Lebaran: Sembako untuk Warga Desa Jagabita

Paket Lebaran: Sembako untuk Warga Desa Jagabita

27 Juni 2016

Pembagian sembako di Desa Jagabita Parung Panjang Bogor, Minggu (26/6/2016) berlangsung lancar. Sekitar 1.000 warga yang mengantre, dengan tertib mengikuti arahan para relawan.

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -