Pameran Poster Tzu Chi

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoPara pengunjung mengamati perlengkapan makan (Huan Bao) Tzu Chi. Setiap perlengkapan merupakan barang yang tahan lama dan tidak merusak lingkungan.

Begitu banyak orang di dunia, tetapi berapa banyak yang beraspirasi menjadi Bodhisatwa? Dalam kenyataannya, tidaklah sulit menjadi seorang Bodhisatwa, hanyalah kondisi yang tidak tepat bagi sebagian orang untuk ikut serta dalam usaha semacam itu. Orang-orang bijak mengatakan, ”Pertama, latihlah dirimu sendiri, lalu uruslah keluargamu, selanjutnya perintahlah negara, dan akhirnya bawalah kedamaian bagi dunia.” Jika setiap keluarga sejahtera, masyarakat akan harmonis.

 

Tzu Chi adalah sebuah keluarga besar yang bekerja untuk membawa keharmonisan kepada masyarakat dan berdoa agar dunia bebas dari bencana. Jalan kita masih panjang. Kita memerlukan lebih banyak orang untuk bekerja bersama-sama dengan sepenuh hati dalam berbagi tujuan kita untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan dunia tanpa batas. (Lingkaran keindahan, Master Cheng Yen)

Pada tanggal 29 Oktober 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan pameran poster, buku-buku karangan Master Cheng Yen dan peralatan makan yang ramah lingkungan di Mal Pluit Village Lantai 4. Kegiatan pameran ini akan diselenggarakan selama satu bulan lamanya. ”Kita diundang oleh Biksu Wiryadharma untuk berpartisipasi dalam acara Pameran Buddhis ini,” ujar Livia Tjin, relawan Tzu Chi sekaligus pengelola Jing Si Books and Café Pluit.

foto  foto

Keterangan :

  • Livia Tjin, relawan Tzu Chi sekaligus pengelola Jing Si Books And Cafe Pluit sedang merapikan peralatan dan perlengkapan relawan. (kiri)
  • Pameran ini bertujuan untuk memberitahukan sejarah Tzu Chi, apa saja kegiatan Tzu Chi dan visi serta misi Tzu Chi di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.(kanan)

Livia Shijie juga menambahkan ketika ada undangan dari Biksu untuk berpartisipasi dalam pameran, dirinya sempat ragu apakah ia bisa menanganinya dengan baik atau tidak. Karena itu Livia meminta pendapat Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara. Ternyata Like Shijie menyarankannya untuk melakukan observasi terlebih dahulu. Setelah mengobservasi tempat yang akan dijadikan lokasi pameran, diketahui ruang yang disediakan cukup besar daripada stan-stan lainnya.

Setelah melihat lokasi pameran, Livia Shijie berkonsultasi kembali dengan Like Shijie. Maka Like Shijie pun mengatakan, ”Kalau memang tempatnya memungkinkan dan bagus, maka koordinirlah acara ini dengan baik. Karena ini juga suatu kesempatan bagi relawan untuk belajar dalam komunitas.” Setelah mendapat persetujuan maka diberitakanlah kegiatan pameran ini melalui stasiun radio dan media cetak, dengan harapan semakin banyak orang yang akan datang mengunjungi pameran.

foto  foto

Keterangan :

  • Setelah diajak keliling melihat-lihat pameran poster, para pengunjung diajak untuk menikmati secangkir teh sambil mendengar apa saja kegiatan Tzu Chi serta visi dan misinya.(kiri)
  • Setiap pengunjung yang datang diberikan penjelasan oleh para relawan sehingga para pengunjung dapat lebih memahami visi dan misi Tzu Chi.(kanan)

Acara pameran ini dimanfaatkan oleh Livia Shijie sebagai salah satu cara untuk menginformasikan mengenai kegiatan-kegiatan Tzu Chi dan apa saja yang telah Tzu Chi lakukan. Lalu untuk yang menjaga pameran adalah para relawan dari wilayah He Qi Utara. “Di He Qi Utara kita memiliki 6 Hu Ai, untuk hari Senin hingga Jumat yang menjaga adalah satu Hu Ai yang dibagi dalam tiga shift. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu mengingat itu adalah hari libur, dimana kemungkinan pengunjung akan ramai maka satu hari ada 3 Hu Ai yang berjaga secara bergantian,” ujar Livia Shijie.

Secara tidak langsung kegiatan ini juga merupakan salah satu cara untuk mensosialisasikan visi dan misi Tzu Chi kepada para pengunjung pameran. Livia juga berharap dengan adanya kegiatan pameran ini akan semakin bertambahnya Bodhisatwa dalam komunitas relawan. Seperti yang diucapkan oleh Master Cheng Yen, ”Orang yang berani memikul tanggung jawab memiliki tenaga yang berlimpah karena mereka melakukannya dengan sukacita serta mampu mengubah tekanan menjadi panggilan jiwa.” 

 

  
 

Artikel Terkait

Di Balik Jeruji Besi

Di Balik Jeruji Besi

24 Januari 2009 Meskipun mereka adalah orang-orang yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat akibat melakukan tindak kriminal, namun relawan Tzu Chi tetap menganggap mereka sebagai insan yang masih memiliki cinta kasih. “Siapapun yang merangkul (membantu–red) orang (lain) dinamakan Bodhisattva,” pesan Lu Lian Chu kepada para napi. Lu Lian Chu berpesan agar kelak selepas bebas dari hukuman, para narapidana dapat mempraktikkan cinta kasih.
Melepas Belenggu, Menggapai Cita

Melepas Belenggu, Menggapai Cita

13 November 2018

Sebelas November 2018 kata kebanyakan orang adalah tanggal yang bagus di mana ada perulangan angka yang sama di dalamnya. Bagi saya ternyata sama, di mana di tanggal ini ada sebuah pengalaman hidup yang begitu berharga, “Kesehatan itu Amatlah Berharga”. Setidaknya itu yang saya peroleh dari kegiatan Pelestarian Lingkungan Ke-2 di Xie Li Cikarang.

Paket untuk Warga Kali Baru

Paket untuk Warga Kali Baru

28 April 2016

Paket bantuan kebakaran sebanyak 121 paket kontainer, 120 ember, 69 terpal, dan 120 dus air mineral ukuran 600 ml diberikan kepada warga Jalan Kali Baru Timur Dalam, Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada 26 April 2016.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -