Pandemi Bukan Penghalang dalam Menyerap Dharma Sutra Makna Tanpa Batas
Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)Rekaman Bab Pembuka yang dibawakan oleh relawan komite Tzu Chi Medan.
Tzu Chi Medan mengadakan Persamuhan Dharma “Sutra Makna Tanpa Batas” Bab “Sepuluh Pahala”. Sutra Makna Tanpa Batas merupakan sebuah sutra yang sangat sederhana, tapi mengandung makna yang sangat dalam.
Sutra Makna Tanpa Batas terdiri dari 3 Bab yaitu Bab Sifat Luhur, Bab Pembabaran Dharma dan Bab Sepuluh Pahala. Bab Sifat Luhur dan Bab Pembabaran Dharma sudah dipentaskan pada acara Pemberkahan Akhir tahun sebelumnya, maka tahun ini dilanjutkan dengan Bab Sepuluh Pahala. Bab Sepuluh Pahala menjelaskan hubungan antar sesama manusia, yang bertujuan mendorong pikiran semua makhluk menjalankan Dharma sehingga menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan tak mudah terpengaruh oleh hawa nafsu keinginan, kekayaan, dan ketenaran.
Persamuhan Dharma di Masa Pandemi
Rekaman Bab Penutup yang dibawakan oleh relawan calon komite dan Abu Putih dari komunitas Huai Petisah.
Agar semakin banyak relawan yang bisa menyerap Dharma, maka Sutra Makna Tanpa Batas bagian Sepuluh Pahala ini dibagikan ke 10 komunitas, yang melibatkan 182 relawan. Karena masih di masa pandemi, maka Persamuhan Dharma ini direkam terlebih dahulu dan akan ditayangkan secara online saat acara Pemberkahan Awal Tahun nantinya.
“Untuk satu Sutra yang mengandung 10 pahala, kita bagi menjadi 10 komunitas supaya masing-masing komunitas bisa latihan sendiri di dalam komunitasnya dan ada sebagian relawan yang latihan secara online atau dengan zoom,” Wu Mei Yin, salah seorang fungsionaris isyarat tangan menjelaskan.
Proses rekaman Bab Pahala ke-7 di Kantor Penghubung Kota Tebing Tinggi.
Sementara untuk rekamannya dibagi menjadi 6 kali pertemuan dengan jam yang berbeda untuk tiap komunitas supaya relawan tidak berkumpul dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang bersamaan. “Di saat rekaman setiap relawan wajib memakai masker,” tambah Wu Mei Yin.
Rekaman Bab Pahala 10
dibawakan oleh staf DAAI TV.
Adapun sepuluh kelompok komunitas yaitu;
Pahala 1 Relawan komunitas Huai Mandala,
Pahala 2 Relawan komunitas Huai perintis
Pahala 3 Relawan komunitas Huai Titi Kuning
Pahala 4 Relawan Komunitas Huai Petisah
Pahala 5 Relawan komunitas Huai Cemara
Pahala 6 Relawan komunitas Huai Binjai
Pahala 7 Relawan komunitas Huai Tebing Tinggi
Pahala 8 Relawan komunitas Muda Mudi Tzu Chi (Tzu Ching)
Pahala 9 Relawan komunitas TIMA
Pahala 10 Para staf DAAI TV, staf Jingsi, dan staf Kantor Tzu Chi Medan
Rekaman Bab Pahala 10 dibawakan oleh staf Kantor Tzu Chi Medan.
Persamuhan Dharma ini direkam oleh staf dari DAAI TV Medan, yaitu Vinson Theodoric dan Sherly. Keduanya merupakan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) yang sangat bersungguh hati.
“Merekam Sutra Makna Tanpa Batas, banyak yang saya dapatkan, terutama tentang kesabaran. Kesabaran dalam merekam Persamuhan ini sangat diperlukan. Proses perekaman pasti ada pengulangan berkali-kali, karena ada yang tidak rapi atau pun salah gerakan, jadi kesabaran itu sangat dibutuhkan dan di sinilah kesabaran kita dilatih,” tutur Vinson.
Sementara bagi Sherly, merekam Persamuhan Dharma mendorong dan memotivasi dia agar lebih serius belajar Dharma.
Kesungguhan Dalam Mempelajari Isyarat Tangan Sutra
Muda-mudi Tzu Chi atau Tzu Ching juga ikut Persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas.
Bagi Ryanto Budiputra, peserta Persamuhan Dharma, mempelajari isyarat tangan Sutra tak boleh salah supaya tak salah arti. Pesan Dharma dalam isyarat tangan, jika serius mengikutinya akan terserap dalam hati.
“Itupun harus dibarengi dengan bedah buku supaya mengerti arti yang terkandung di dalamnya. Jadi bukan sekedar peragakan saja tetapi kita juga belajar apa yang disampaikan dalam Sutra Makna tanpa Batas ini,” katanya.
Tim yang merekam
persamuan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas.
Karena Persamuhan Dharma ini adalah sebuah Sutra maka setiap komunitas ada seorang relawan yang mengajarkan bagaimana gerakan tangan dari sutra ini dan dibimbing oleh dua orang fungsionaris isyarat tangan dari He Qi yaitu Wu Mei Yin dan Ellyn Lestari.
Begitu juga saat rekaman, supaya terlihat rapi dan indah maka dibantu penataan formasi tiap kelompok oleh Jusni Lina selaku fungsionaris kerohanian. Jusni Lina dengan sabar mengikuti setiap rekaman, bahkan ikut sampai ke Tebing Tinggi ketika merekam komunitas Hu Ai Tebing Tinggi. Jusni Lina sangat bersukacita melihat semangat dan kesungguhan hati para relawan mengikuti Persamuhan Dharma dan juga mengikuti bedah buku.
Proses rekaman Bab Pahala 3 oleh relawan komite komunitas Huai Titi Kuning.
“Tujuan Persamuhan Dharma ini, agar semua relawan yang ikut bisa menyerap arti yang terkandung dalam Sutra Makna Tanpa Batas. Untuk itu semua relawan diharapkan ikut bedah buku di setiap Jumat malam dan saya sangat terharu melihat semua peserta Persamuhan Dharma sangat bersungguh hati dan juga ikut bedah buku. Semoga walaupun dalam masa pandemi, relawan tetap bisa mendalami Dharma melalui persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas atau Wu Liang Yi Jing,” Jusni Lina Shi jie menjelaskan.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Pandemi Bukan Penghalang dalam Menyerap Dharma Sutra Makna Tanpa Batas
08 Desember 2020Tzu Chi Medan mengadakan Persamuhan Dharma “Sutra Makna Tanpa Batas” Bab “Sepuluh Pahala”. Sutra Makna Tanpa Batas merupakan sebuah sutra yang sangat sederhana, tapi mengandung makna yang sangat dalam.