Para relawan seperti Rudi bersama ibu guru Sangkara dan M. Rizal Yahya saat menanam pohon Glodokan di area pengolahan limbah.
” Jika hendak menyelamatkan dunia, setiap orang harus menjalankan kegiatan pelestarian lingkungan batin masyarakat dan bumi . ”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Pagi menjelang siang, langit tidak begitu cerah, seolah semesta melindungi para relawan dari panasnya sinar matahari. Pada Sabtu 17 September 2022 itu, relawan Tzu Chi dari Xie Li Indragiri bersama guru dan siswa SMP Eka Tjipta PT Bumipalma Lestaripersada melakukan penanaman pohon.
Kegiatan ini menjadi lebih spesial dengan hadirnya Nora Simanjuntak, selaku istri Pembina Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 5 yang kebetulan sedang berada di Kantor Xie Li Indragiri. Penanaman pohon ini juga untuk menyemarakkan peringatan 100 tahun semangat #pantang menyerah, Bapak Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas.
Sebanyak 100 bibit pohon berhasil ditanam yang terdiri dari 65 batang pucuk merah dan 35 batang glodokan. Penanaman ini dilakukan di empat titik yaitu di dekat area pengolahan limbah pabrik, area sepanjang kanal perumahan pondok karyawan pabrik kelapa sawit, rumah posyandu, dan yang terakhir di halaman Gereja PT. Bumipalma Lestaripersada. “Kami sengaja menanam di area pengolahan limbah dengan tujuan supaya tanahnya tidak longsor,” jelas Fitriadi, salah satu relawan.
Nora Simanjuntak (istri Pembina Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 5) saat menanam pohon Glodokan bersama dengan Janica Welsika dan Raihan Juhri di area pengolahan limbah.
Para relawan Tzu Chi saat menanam Pucuk Merah di halaman depan Gereja, keduanya baru pertama kali memasuki halaman gereja.
Meskipun relawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kali ini mayoritas muslim tetapi tidak membatasi langkah para relawan untuk menanam pohon di area halaman gereja.
“Meski saya sudah lama berada di sini tapi baru kali ini saya memasuki halaman gereja. Semoga pucuk merah yang saya tanam dapat tumbuh subur dan indah menghiasi halaman gereja ini, juga sebagai penanda toleransi yang baik di lingkungan kami,” tutur Cicih Kurneasih.
Nora Simanjuntak sangat terkesan dengan kegiatan penanaman pohon ini. “Tumbuh subur ya pohon. Baru pertama kalinya saya mengikuti kegiatan Tzu Chi di
Xie Li Indragiri, sangat senang dan terharu melihat semangat dan kekompakan para relawan. Saya juga merasa senang saat menanam pohon bersama para siswa dan siswi SMP,” ujarnya ketika menanam pohon glondokan di area pengolahan limbah.
Ibu guru Sangkara bersama muridnya Raihan Juhri dan Manipuja saat menanam Pucuk Merah di halaman belakang gereja.
Foto bersama relawan, guru dan siswa siswi SMP Eka Tjipta PT. Bumipalma Lestaripersada.
Kebahagiaan juga dirasakan Janica Welsika, siswi kelas 8 yang melakukan penanaman. Sesekali relawan bersendang gurau bersama para siswa-siswi. “Wuih nanti kalau sudah besar pasti pohon ini tinggi sekali seperti pohon cemara,” ujar Janica Welsika sambil bergurau dengan relawan.
Raihan Juhri, siswa kelas 7 juga bersemangat dalam penanaman pohon ini. “Pasti cantik kali lah pohon merah ini kalau sudah besak (besar) nanti,” ujarnya sambil menanam bersama gurunya, Sangkara, di halaman belakang gereja.
Sebuah langkah kecil untuk berkontribusi dengan bumi bisa dilakukan dengan penanaman pohon. Sehingga diharapkan bisa memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar di masa mendatang. Menjaga bumi tidak selalu dengan tindakan besar, satu perubahan kecil dapat memberikan arti yang begitu besar.
Sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen,“Kita harus berterima kasih dan menghargai bumi yang telah menyediakan tempat tinggal dan sumber daya bagi kita.”
Editor: Khusnul Khotimah