Para Pemberita Cinta Kasih

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya, Hendra, S, Mulyono

 

fotoSelain teori mengenai teknik menulis dan foto, peserta juga diajak untuk praktik meliput dan menulis berita dalam pelatihan Teknik Menulis dan Foto bagi relawan Tzu Chi pada 2-3 April 2011 di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakara Barat.

Banyak kata cinta yang kita dengar dan ungkapkan, tetapi sangat sulit untuk memahami esensi cinta yang terdalam. Bagi sebagian orang cinta adalah ketulusan, sesuatu yang mengalir dan melibatkan perasaan, energi yang memberi kesejukan sekaligus membuat siapapun bisa melupakan banyak penderitaan. Bahkan cinta yang dilandasi oleh kasih akan mampu menembus perbedaan yang paling besar sekalipun.

Cinta kasih inilah yang hendak ditebarkan oleh Tzu Chi ke semua orang di seluruh dunia, dengan maksud cinta kasih akan menghilangkan semua perbedaan dan membuat dunia menjadi damai. Agar jangkauan cinta kasih Tzu Chi dapat semakin luas, maka dibutuhkan sebuah pemberitaan baik melalui media cetak maupun elektronik.

Cinta kasih yang disebarkan melalui berita akan menyentuh orang-orang yang membacanya, hingga akhirnya para pembaca tertarik untuk memberikan kasihnya dan bergabung menjadi relawan kemanusiaan. Atas dasar inilah kemudian Tzu Chi mengadakan pelatihan menulis dan foto pada Sabtu dan Minggu tanggal 2-3 April 2011. Pelatihan ini bertujuan agar para relawan mau dan dapat mendokumentasikan setiap kegiatan Tzu Chi yang diikutinya. Sesuai dengan tema pelatihan hari itu "Ren Wen Zhen Shan Mei Jing Hua Ren Xin" (Budaya Humanis yang Benar-Bajik-Indah Menyucikan Hati Manusia), maka relawan diajak untuk memberitakan semua yang indah dari sisi kemanusiaan dan mengandung kebenaran yang dapat menyucikan hati manusia. Bertindak sebagai narasumber adalah Henry Tando Koordinator relawan 3 in 1 (dokumentasi) He Qi Utara, Riadi Pracipta Koordinator relawan 3 in 1 He Qi Barat, Agus Hartono Wakil Pemimpin Umum Majalah Dunia Tzu Chi, Ivana Chang Pemimpin Redaksi Majalah Dunia Tzu Chi, Hadi Pronoto Pemimpin Redaksi Buletin Tzu Chi, dan Anand Yahya Redaktur Pelaksana Majalah Dunia Tzu Chi.

Pelatihan yang diikuti oleh 122 relawan Tzu Chi itu diharapkan akan dapat menggugah peserta untuk membuat dokumentasi kegiatan Tzu Chi, karena menurut Henry Tando pada dasarnya tugas pendokumentasian sejarah cinta kasih Tzu Chi ada dalam diri setiap insan Tzu Chi. "Pelatihan ini dibuka untuk semua relawan dari berbagai misi, khususnya relawan penanganan pasien penanganan khusus karena mereka adalah relawan yang paling banyak bersentuhan dengan para penerima bantuan," kata Agus Hartono dalam sambutannya.

Menyampaikan Pesan Lewat Dokumentasi
Gianny Trixie (41) dan Johnny Tanny (42) yang baru beberapa bulan bergabung di Tzu Chi juga merasakan pentingnya pendokumentasian kegiatan Tzu Chi untuk dapat disebarluaskan minimal ke orang terdekat. Gianny yang mengenal Tzu Chi melalui salah satu media di Tzu Chi (tayangan DAAI TV Taiwan) merasa tergugah dengan visi dan misi Tzu Chi. Oleh karena itu saat mengetahui Tzu Chi telah ada di Indonesia, Gianny yang masih tinggal di Surabaya segera meminta suaminya yang bertugas di Jakarta untuk mencari keberadaan Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi. Johnny yang juga gemar akan kegiatan sosial segera menjalani apa yang diminta oleh sang istri. Namun kenyataannya setelah mencari kesana-kemari Johnny belum juga menemukan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Bambang Shixiong yang datang dari Singkawang, Kalimantan Barat dengan antusias mengerjakan tugas menulis artikel. Meskipun ia seorang wartawan tapi baginya karya jurnalistik Tzu Chi memiliki perbedaan, terutama kisah kemanusiaannya. (kiri)
  • Gianny (tengah) dan putrinya (Clarissa) merasakan banyak manfaat dari membuat dokumentasi kegiatan. Salah satunya untuk mengajak sanak saudara lebih mengenal Tzu Chi. (kanan)

Merasa Tzu Chi adalah organisasi yang pas untuk mereka berdua, maka setelah mereka sekeluarga pindah ke Jakarta pada tahun 2008, Johnny dan Gianny semakin gencar mencari Tzu Chi. Sampai suatu hari di tengah penantian dan harapan menjadi relawan, Johnny yang sedang mengantar Gianny ke RSKB Cinta Kasih untuk berobat melihat sesosok relawan Tzu Chi. Antara senang dan terkejut, Johnny dan Gianny langsung menghampiri relawan itu, lalu mengajukan minatnya untuk menjadi relawan. "Saat saya menemukan relawan, saya tak buang waktu lagi langsung saya kejar dan bertanya cara menjadi relawan," kata Gianny.

Setelah sosialisasi dan berbagai kegiatan diikuti, Johnny dan Gianny merasa perlu menyebarkan cinta kasih ini kepada orang-orang terdekat mereka. Kendati demikian, Gianny yang dibesarkan oleh seorang ayah yang berprofesi sebagai fotografer merasa perlu adanya sebuah media untuk menyampaikan pesan mereka. Dan media itu adalah dokumentasi. "Saya ingin mengajak saudara, orang terdekat untuk bergabung di Tzu Chi. caranya ya tentu dengan dokumentasi," jelas Gianny.

Menurut Gianny dokumentasi adalah sebuah media efektif untuk menyampaikan momen-momen menyentuh dan indah kepada banyak orang. Namun Gianny merasa untuk menghasilkan dokumentasi yang menyentuh diperlukan keterampilan dan etika yang perlu dipelajari. Atas pertimbangan inilah kemudian Gianny mengajak Johnny dan Clarissa Aurelia (11) anaknya untuk mengikuti pelatihan hari itu. Hasilnya, Clarissa yang gemar memotret semakin memiliki improvisasi dalam setiap jepretannya. Dan Gianny pun semakin paham akan pentingnya etika dan komposisi gambar yang baik untuk sebuah berita.

Puisi Untuk Relawan 3 in 1
Tidak hanya Gianny yang memetik manfaat, Rudi Santoso, relawan Tzu Chi di bagian penanganan pasien yang juga giat menulis ini merasakan banyak manfaat yang ia peroleh dengan menjadi relawan di bagian penanganan pasien pengobatan khusus sekaligus juga relawan 3 in 1. Menurut Rudi, menulis adalah ungkapan perasaan dan sarana untuk berbagi. "Saya bisa menghasilkan tulisan yang menginspirasi karena saya mengalami sendiri dan bersentuhan langsung pasien-pasien," kata Rudi dalam sharingnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Clarissa Aurelia (11) setelah mendapatkan banyak penjelasan dari narasumber, langsung mengaplikasikan dan mengimprovisasikan ilmu baru itu dalam setiap jepretan kameranya. (kiri)
  • Di penghujung acara para peserta (relawan) bersatu hati menggalang dana untuk korban gempa dan tsunami di Jepang. (kanan)

Pelangi Tzu Chi

Tangan kiri menggenggam kamera, tangan kanan memegang pena
Lewat kamera merekam cinta kasih, dengan pena menggores kasih sayang
Kemana pun relawan Tzu Chi melangkah, dikau mengikuti bagai bayang-bayanngnya
Dengan prinsip kebenaran, kebajikan, dan keindahan
Menceritakan kenyataan hidup, mengisahkan arti perjuangan
Kasih sayang antar anak manusia yang tidak saling kenal
Merekam kisah baru yang terjadi di sekeliling kita
Jejakmu mengabadikan kisah cinta kasih universal
Relawan 3 in 1, dikau pelangi Tzu Chi yang memancarkan warna warni bagi dunia Tzu Chi.

Alhasil ketika Rudi menuangkannya dalam kata-kata, kata-kata itu terangkum indah dalam sebuah kalimat yang menyentuh. Karena rasa optimisnya yang tinggi pada relawan (3 in 1) yang mengikuti pelatihan ini, maka pada hari kedua pelatihan Rudi membacakan sebuah puisi yang khusus ia persembahkan bagi relawan 3 in 1. Puisi ini merupakan ungkapan bangga Rudi terhadap relawan 3 in 1 yang selalu setia mengabadikan setiap kegiatan Tzu Chi kapanpun dan di manapun.

Di akhir acara pelatihan, sebagai ungkapan keprihatinan dan kasih sayang, diadakan penggalangan dana untuk membantu meringankan beban para korban bencana tsunami di Jepang.

Dari pelatihan singkat selama dua hari itu diharapkan para peserta yang mayoritas merupakan relawan Tzu Chi semakin menyadari pentingnya pendokumentasian sebagai perekam jejak sejarah cinta kasih Tzu Chi. Karena sejarah yang diabadikan oleh relawan lewat dokumentasi adalah sarana untuk menyucikan batin manusia. Melalui cara ini pula cinta kasih akan bertahan hingga ratusan tahun (abadi) dan menjadi panduan bagi generasi berikutnya dalam menyebarluaskan semangat cinta kasih universal di dunia ini.

 
 

Artikel Terkait

Buah Harapan untuk Santi

Buah Harapan untuk Santi

24 Agustus 2009 Hampir 1,5 tahun Santi menjadi pasien pengobatan Tzu Chi. Sekarang, tak ada lagi cerita Santi tiba-tiba pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Tak tampak lagi Santi yang berjalan sempoyongan dan tertatih-tatih dengan wajah pucat seraya menyangga payudara kirinya yang membengkak serta mengeluarkan bau anyir.
Bazar Murah Tzu Chi yang Selalu Dinanti

Bazar Murah Tzu Chi yang Selalu Dinanti

04 Juni 2018
Halaman Kantor Kecamatan Pademangan, pagi itu sudah ramai dengan antrean warga yang mengikuti bazar sembako murah yang digelar oleh Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat. Pemandangan seperti ini bahkan berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 1-3 Juni 2018.
Ada Cinta Kasih Di Kota Bagansiapiapi

Ada Cinta Kasih Di Kota Bagansiapiapi

18 Januari 2019

Acara pemberkahan akhir tahun di Bagansiapiapi dilaksanakan pada Sabtu malam, 12 Januari 2019 di Pak kwa ting di mana dilaksanakan di lapangan terbuka yang didekor sedemikian rupa. Ini merupakan pemberkahan akhir tahun yang ke-9 kali di kota ini.


Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -