Para Penyambung Tali Kasih

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya
 
 

foto
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-87 mulai ramai dikunjungi para pasien yang datang dari berbagai daerah di Kota padang. Sejak pukul 8 pagi mereka telah tiba di lokasi baksos.

Cinta kasih tidak akan berkurang apabila dibagikan, sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain (Master Cheng Yen)

 

Di penghujung bulan November 2012, sebanyak 83 warga Padang yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan beberapa orang dewasa lain mungkin merasakan bahwa telah ada sejarah baru yang terukir dalam hidup mereka. Hal ini dikarenakan oleh baksos kesehatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi. Mulai dari pagi para pasien telah memenuhi halaman depan RS. Reksodiwiryo Padang dengan ditemani oleh anggota keluarga masing-masing.

Selain para pasien, hadir pula sekelompok anak muda yang datang dengan seragam biru-biru bertuliskan Mandiri 14. Baru saja datang, beberapa relawan kemudian menghampiri mereka dan memberikan mereka rompi Tzu Chi. Ya…, ternyata mereka datang ke lokasi baksos dengan tujuan untuk menjadi relawan membantu terlaksananya baksos kesehatan hari ini. Kurang lebih 18 orang dengan baju yang sama yang kemudian ditempatkan di pos-pos berbeda. Ada yang bertugas sebagai asisten apoteker, ada yang bertugas di pendaftaran, memotong bulu mata, dan ada juga yang bertugas untuk memandu para pasien untuk opersi.

foto  foto

Keterangan :

  • Walaupun baru mengenal Tzu Chi, Siska (berjilbab), seorang karyawan dari Bank Mandiri dengan tulus membantu terlaksananya baksos (kiri).
  • ketelatenan dan kesabaran dan juga keinginan untuk berbakti pada masyarakat menuntun hati Fauzun untuk menjadi salah seorang relawan yang membantu kegiatan Tzu Chi (kanan).

Seperti Siska Nidyasari, yang bertugas untuk membantu apoteker memberikan obat. Karyawab Bank Mandiri ini ternyata telah mengenal Tzu Chi sejak satu tahun lalu melalui berbagai kegiatan yang biasa dilakukan oleh Tzu Chi yang bekerjasama dengan pihak Bank Mandiri. “Sebenarnya aku masuk Mandiri sudah tiga tahun, tetapi untuk kenal Tzu Chi baru setahun terakhir ini lewat beberapa kegiatan seperti pelestarian lingkungan dan baksos ini,” ujar Siska. Ia juga menuturkan bahwa apa yang dilakukan oleh Tzu Chi merupakan kegiatan yang bagus dan pantas menjadi panutan, “Untuk sisi kemanusiaannya bagus ya, karena untuk sosial gitu dan bantu masyarakat yang memang butuh bantuan.” Siska merasa membantu kegiatan baksos bukanlah merupakan paksaan dan niat untuk berbuat baiklah yang akhirnya membuatnya ikut melangkahkan kaki dalam dunia Tzu Chi. “Mungkin tergantung pribadinya ya, namanya juga relawan pasti dari niat diri sendiri karena kan untuk bantu sesama, dan walaupun capek rasa senang juga pasti ada karena lihat para pasien yang juga senang,” tuturnya tersenyum.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 83 pasien katarak berhasil ditangani oleh 9 dokter spesialis mata pada hari pertama baksos(kiri).
  • Po San Shixiong memberi penghiburan bagi para pasien agar merasa lebih santai dan tidak takut dalam menghadapi operasi (kanan).

Tak jauh berbeda dengan Siska, Fauzul yang juga merupakan karyawan Bank Mandiri terlihat begitu telaten memperlakukan pasien. Fauzul yang biasa dipanggil Boim ini dengan senang hati juga penuh kesabaran menuntun para pasien yang baru saja keluar dari ruang operasi. “Kalau dipikir-pikir, kegiatan seperti ini kan kegiatan sosial yang bisa juga diartikan sebagi bakti pada masyarakat, jadi sekalian berbakti dan berbuat baik,” ucap Boim. Walaupun tidak tercatat sebagai relawan namun ia sudah tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tzu Chi hingga membuatnya sebisa mungkin dapat membantu dan turut serta. Boim mulai ikut dalam kegiatan Tzu Chi  pada saat penyerahan kunci bedah rumah di Kampung Lubuk Buaya, dan hingga saat ini masih sering ikut serta. Selain memposisikan diri sebagai relawan, Boim juga merasa simpati pada para pasien, “Lihat para pasien ini ngerasa terharu, bukan karena mereka sakit, tapi karena mereka orang-orang tua dan nanti saya juga akan tua seperti mereka. Siapa tahu nanti tua saya juga ada masalah dengan penglihatan, jadi untuk kesehatan ya harus diperjuangkan,” ungkapnya. “Kalau lihat mereka gini, jadi ingat sama orang tua di rumah, sama kakek, dan timbul perasaan lebih ingin menjaga mereka (keluarga) semua,” tambah Boim.

Siap Menghibur
Baru menginjakkan kaki di Padang sekitar pukul 3 sore, Posan Shixiong dengan semangat yang tinggi langsung menuju rumah sakit tempat baksos berlangsung. Begitu tiba, senyumnya yang khas sudah menyapa para pasien yang sedang menunggu giliran operasi. “Gimana, Pak.., Bu? Enggak takut kan?” sapanya dengan disambut dengan tawa riang para pasien. Selain memberikan penenangan bagi para pasien yang menunggu, Posan juga tidak lupa menjelaskan mengenai Tzu Chi dan dari mana datangnya dana yang digunakan untuk segala kebutuhan Tzu Chi, baik baksos atau kegiatan lain. Mendengar penjelasan dari Posan, para pasien terlihat begitu antusias karena sikap Posan juga begitu hangat dan ramah hingga pasien tidak merasa sungkan untuk melakukan interaksi. “Bapak-bapak dan Ibu-ibu ada yang tahu nggak nih kita bisa lakukan operasi karena dana dari siapa?” tanyanya pada para pasien yang sedang duduk mengantri. “Kita bisa adakan baksos di sini karena celengan cinta kasih yang biasa disebut dengan celengan bambu loh…,” sambungnya. Ia juga menjelaskan bagaimana cinta kasih bisa sampai ke Padang, dan bisa menyentuh para masyarakat di berbagai daerah lain. “Kita kan bisanya menyembuhkan psikis, belum bisa menyembuhkan fisik. Jadi ya kita lakukan apa yang bisa kita lakukan, ya bisanya menghibur mereka,” ucapnya sumringah saat ditanya alasannya menghibur para pasien.

  
 

Artikel Terkait

Audiensi BPBD Jawa Barat ke Tzu Chi Indonesia

Audiensi BPBD Jawa Barat ke Tzu Chi Indonesia

20 Juli 2018 Pada Rabu, 18 Juli 2018, Tzu Chi Indonesia menerima kunjungan dari rombongan BPBD Jawa Barat. Selain untuk bersilaturahmi, kunjungan ini juga menjadi momen untuk saling bertukar pikiran dan berencana menjalin kerja sama.
Bersumbangsih untuk Sesama

Bersumbangsih untuk Sesama

19 Oktober 2018
Pada 16 Oktober 2018 penuangan celengan bambu dilaksanakan di Widya Salon, yang berlokasi di Jl. Sadakeling No. 12 Bandung. Para donatur yang telah menabung di setiap hari untuk mengisi celengan SMAT ini terlihat begitu bahagia saat menuangkan isi celenganya ke dalam kolam dana.
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -