Pasca Banjir Jakarta: Untaian Cinta Kasih

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Nandar (He Qi Barat)
 
 

foto
Dengan senyum sumringah, relawan mendata para peserta baksos kesehatan Tzu Chi.

Baksos kesehatan Tzu Chi pada tanggal 3 Februari 2013 di Kelurahan Duri Kosambi, sungguh luar biasa. Sedari pagi tim logistik mulai membereskan Sekolah Madrasah Al Khairiyah di Kampung Duri Rt 04, Rw 05 ini. Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada diubah menjadi ruang apotik, ruang penyuluhan, ruang pemeriksaan tensi, dan ruang pemeriksaan dokter. Sebanyak 10 dokter, 6 mahasiswa kedokteran, 3 perawat, dan 55 relawan bergabung bersama mengikuti kegiatan baksos kesehatan ini.

Relawan Tzu Chi yang beraktivitas layaknya pasukan semut, semua bergerak bahu membahu bekerja tanpa kenal lelah. Dari  menurunkan perlengkapan logistik, alat-alat dan obat-obatan, memasang tenda, menyusun bangku. Untuk sampai ke lokasi baksos sendiri, relawan harus melalui gang yang sempit dan  jauh dari jalan raya. Di sebelah kiri kanan gang terlihat permukiman warga yang padat. Ketika melihat relawan Tzu Chi sedang sibuk mempersiapkan tenda dan perlengkapan baksos, sebagian warga keluar rumah dan memenuhi sepanjang jalan yang kami lalui. Mereka sepertinya sudah mengetahui dari pengurus setempat jika hari ini akan diadakan bakti sosial kesehatan di wilayah mereka.  Daerah yang dipilih kali ini dirasakan sangat tepat mengingat permukiman yang padat warga dan pada saat musibah banjir, wilayah ini terkena cukup parah dengan ketinggian 1-2 m.  Sebanyak 809 warga yang berobat pada baksos kali ini.

Sekitar jam 8.00 wib para warga sudah banyak yang berdatangan dan mengambil antrian nomor urut periksa. Kebanyakan mereka adalah warga sekitar, ada yang berobat untuk diri sendiri, ada pula yang datang bersama keluarga, ayah, ibu, dan anak. Mereka sungguh memanfaatkan baksos kesehatan ini untuk memulihkan kondisi kesehatan mereka yang menurun akibat bencana banjir.

Seperti halnya, Ibu Meni (43), warga Rt 7 Rw 4, dia datang bersama anaknya Haiqal yang usia 1 tahun 10 bulan. Haiqal menderita radang tenggorokan, tidak  mau makan, badan panas, pilek, dan batuk. Sementara Ibu Meni menggigil dan menderita diabetes. Pada saat terjadi  banjir, rumahnya masuk air setinggi  60 cm bila di luar rumah ketinggian air hingga 2 meter, sehingga mereka  terkurung di dalam rumah.  Mendapatkan bantuan melalui baksos kesehatan ini Ibu Meni menuturkan, “Bagus karena bisa ngebantu warga untuk kesehatannya, karena banyak yang sakit. Ibu Meni  mengetahui kegiatan ini dari pengumuman Pak Rt.”  Ibu dan anak ini mendapat nomor urut 032 dan 033.

foto  foto

Keterangan :

  • Pemeriksaan tensi darah dilakukan guna mengetahui jenis penyakit yang dialami oleh warga secara pasti (kiri).
  • Dr Purwanto Chandra yang telah mengikuti kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi selama beberapa kali ini juga turut membantu meringankan penderitaan warga korban banjir (kanan).

Dituturkan juga oleh Bapak Lili Setiadi (48), warga Rt 8/Rw 4 yang datang bersama keluarga. Mereka mengeluhkan tangannya kaku, istrinya meriang, dan gatal, sementara anaknya  terluka kena pecahan beling. “Pada saat banjir rumah masuk setinggi 150 cm. Dengan adanya baksos ini kami sangat berterima kasih, sangat senang, sangat membantu. Saya sangat berterima kasih pada Buddha Tzu Chi  atas pertolongannya,  mungkin Tuhan lebih tahu dan Tuhan akan membalas kebaikannya”.

Hadir pula Bunda Marhuma Yakub (43). Bunda adalah adik dari pemilik sekolah yang kami pinjam untuk baksos kesehatan ini. Beliau adalah seorang pekerja sosial, pendidik dan juga tim siaga di Rw5. “Saya ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat dari Buddha Tzu Chi. Saya melihat antusias dari Buddha Tzu Chi ini tentang kepedulian terhadap masyarakat, tanggap bencana yang terjadi disetiap wilayah. Buddha Tzu Chi sangat tanggap dan peduli sehingga masyarakat merasa sangat senang dan kebutuhan mereka pun dapat diakomodir dengan kehadiran temen-temen dari Buddha Tzu Chi.” Sangat besar,  sangat bermanfaat, sosialisasi kepedulian kita terhadap lingkungan untuk  tidak membuang sampah sembarangan yang berakibat fatal kepada bencana banjir. Kehadiran Buddha Tzu Chi sangat bermanfaat karena memang inilah yang dibutuhkan masyarakat pasca banjir yang banyak terkena penyakit. Baksos ini membawa kegembiraan dan kebahagiaan bagi masyarakat.  Demikian seperti yang dituturkan oleh Bunda.

Dikesempatan ini Bunda juga ikut memeriksakan kesehatannya, memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. “Saya sangat tertarik dengan kepedulian Buddha Tzu Chi, Insya Allah saya  pun akan ikut berpartisipasi aktif di yayasan untuk menjadi seorang relawan”.

foto  foto

Keterangan :

  • Setelah menjalani pemeriksaan, para pasien akan menuju bagian apoteker guna mengambil obat yang telah ditulis agar penyakitnya cepat sembuh (kiri).
  • Para warga yang kelelahan atau harus menjalani pemeriksaan lebih detail akan didampingi oleh relawan guna menenangkan batin pasien agar nyaman menjalani pemeriksaan (kanan).

Mulyadi, mahasiswa dari Universitas Indonesia semester VIII, ikut kegiatan baksos ini karena diajak oleh temannya, Stevi mahasiswi kedokteran dari Ukrida. Mulyadi menuturkan, “Hari ini banyak pasien yang datang. Pasien datang kebanyakan karena penyakit kulit dan diare. Baksos ini sangat membantu dan ada pesan moril tersendiri bagi saya. Kalau kami sebagai mahasiswa  bisa bantu tenaga.”  Seperti Stevi sendiri, dia adalah mahasiwi kedokteran lulusan Ukrida yang sedang bertugas di Kudus, kebetulan saat ini dia sedang balik ke Jakarta dan mendapat info ada baksos kesehatan dari Dr. Yasavati, maka diapun menyempatkan diri  datang dan bersumbangsih bersama 4 orang temannya dan 3 orang dokter. 

Dr.  Purwanto Chandra, dokter umum dan mendalami Chinese Medicine, mengatakan, “Kondisi pasien pada pasca banjir ini rata-rata penyakit kulit, infeksi pernafasan, diare, juga beberapa penyakit hipertensi dan diabetes.” Ia sudah mengikuti baksos kesehatan Tzu Chi untuk yang ke-8 kalinya.

Dikesempatan baksos kesehatan ini pun, diadakan penyuluhan tentang pelestarian lingkungan. Di sini, dibahas mengenai pemanasan global, apa dampaknya bagi bumi kita dan pencegahan yang dapat kita lakukan. Tujuan penyuluhan ini agar para warga tahu bahayanya pemanasan global yang saat ini sedang terjadi dan bisa mengantisipasi dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga bumi kita bersama-sama. Sadar pentingnya pelestariaan lingkungan. Karena semakin banyak yang peduli terhadap lingkungan ini akan membantu menjaga kawasan lingkungan sekitar lebih baik.  Ulah manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadi nya banjir dimana-mana. Kita tidak perlu saling menyalahkan tapi kita bersama-sama menjaga lingkungan kita dengan sadar akan kebersihan lingkungan, daur ulang, menanam kembali pohon dan hutan yang rusak  serta pelestarian lingkungan. Mari kita sama-sama bergerak ke satu tujuan agar dunia terhindar dari bencana.

  
 

Artikel Terkait

Peduli pada Kesehatan Siswa-siswi di Desa Wanatirta

Peduli pada Kesehatan Siswa-siswi di Desa Wanatirta

13 Desember 2023

Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 4 memberikan paket vitamin C untuk siswa yang berasal dari TK Sekar Bangsa dan SDS Eka Tjipta Sulin yang berada di Desa Wanatirta, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Seruyan.

Pembangunan Rusun yang Berkelanjutan

Pembangunan Rusun yang Berkelanjutan

08 Juni 2011
Delapan tahun sudah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng berdiri. Bukan hanya dikunjungi para tamu dan akademisi dari dalam negeri, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi juga menjadi tujuan para tamu dari luar negeri, salah satunya tim dari universitas di Malaysia.
Hari Ibu Internasional: Kasih Ibu Sepanjang Masa

Hari Ibu Internasional: Kasih Ibu Sepanjang Masa

31 Mei 2024

Perayaan Hari Ibu di Tzu Chi Surabaya menekankan betapa pentingnya seorang anak untuk berbakti sejak kecil kepada orang tuanya. Kegiatan dilaksanakan Minggu, 12 Mei 2024.

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -