Pascabanjir Jakarta: Baksos Bantuan di Kelurahan Pekojan

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)
 
 

fotoPaket bantuan banjir yang diberikan kepada warga berupa 5 kg beras dan 20 bungkus mi instan.

Lokasi kelurahan Pekojan, Jakarta Utara, minggu 3 Februari jam 7 pagi sudah dipadati oleh  puluhan relawan biru putih, komite, abu putih dan  rompi Tzu Chi. Tampak beberapa relawan mulai mendata jumlah bantuan yang sudah disiapkan didalam tenda. Adapun satu paket peduli bantuan paska banjir sudah disiapkan berisi 5 kg beras dan 20 bungkus mi instan. “Kita sediakan 1700an paket sesuai dengan jumlah kupon yang sudah dibagikan di RW 07, 08, 09 kelurahan Pekojan ini,” kata Chandra Chaidir Shixiong sebagai PIC acara.

 

 “Bantuan ini buat rayain imlek,” kata opa Ahay (59) saat saya bertemu dengannya di depan sebuah rumah sederhana di RW 08, daerah Pekojan. Opa berbagi tugas dengan sang menantu, Mirah, yang akan mengantri di kelurahan untuk mengambil jatah paket bantuan setelah beberapa waktu sebelumnya keluarganya diberikan kupon oleh relawan Tzu Chi. Opa menggendong cucu kesayangannya berusia satu tahun saat anaknya pergi mencari nafkah dengan berjualan bakmi  gerobak di pasar. “Pas banjir air masuk rumah 40 cm, sebagian bahan mi abis terendam,” tutur opa dengan wajah sedih menerawang musibah banjir yang sempat membuat mereka mengungsi ke rumah saudaranya yang memiliki loteng di sekitar tempat tinggalnya.

Pada hari tersebut ada empat wilayah di daerah Jakarta utara menjadi lokasi  pembagian paket paska banjir dan dibagikan ribuan paket  kepada para korban banjir. Adapun tema yang digelar untuk acara bakti sosial ini yaitu, “Menebar cinta kasih untuk sesama” seperti spanduk yang terpampang di pintu masuk kelurahan Jl. Pekojan 3 no.97 ini. Berpedoman pada perasaan welas asih dan sepenangungan atas penderitaan yang dialami mereka, paket peduli banjir Jakarta ini disampaikan sebagai wujud rasa cinta kasih universal yang tulus untuk menolong sesama yang menderita. Rasa simpati dan rasa bersyukur yang mendasari Chie Yen Shixiong & Suryati Shijieyang baru bergabung sebagai relawan Tzu Chi untuk mengajak serta dua orang putra mereka, Darren dan Derrik turut  bersumbangsih dengan tulus tanpa kenal lelah melakukan kegiatan ini. Walaupun rumah mereka di kapuk saat 17 Januari terendam banjir juga, tetapi keluarga ini merasa senang dapat berpartisipasi membagikan kupon dan paket bantuan banjir. “Rasa bersyukur dalam segala hal,”  kata Suryati Shijie saat terjun ke lokasi ini untuk  memberikan kupon kepada para korban banjir hingga sabtu malam.  Semangat luar biasa yang menjadikan panutan bagi orang lain.

foto   foto

Keterangan :

  • Opa Ahay, salah satu penerima paket bantuan banjir merasa senang atas bantuan yang diberikan, beberapa waktu lalu rumah Opa Ahay juga terkena banjir dengan tinggi 40 cm yang membuat ia dan keluarganya mengungsin di rumah saudara (kiri).
  • Relawan Tzu Chi senantiasa memberikan bantuan kepada setiap warga, bukan hanya sekedar memberikan paket bantuan namun juga memberikan keramahan dan pelayanan (kanan).

Pujian juga dilontarkan oleh Bapak H. Taswin sebagai wakil dari pihak kelurahan dalam kata sambutannya, “Terima kasih sebesarnya kepada Tzu Chi yang tulus  dalam membantu masyarakat yang menderita.” Pihak Polres dan Koramil yang turut datang mengamankan lokasi ikut bergabung membagikan paket itu kepada masyarakat setempat. Para relawan dengan sigap membantu membagikan beras, bungkusan mi kepada 1726 orang yang datang mengantri sejak pagi hingga tengah hari. Seorang nenek renta berjalan tertatih-tatih juga antri diantara barisan mereka, seorang relawan yang berdiri didekatnya dengan sigap membawakan paket tersebut  sambil mengantarkan sang nenek  kembali ke rumahnya menyusuri gang yang sempit .

Antusiasme masyarakat sangatlah tinggi untuk terus mencapai lokasi mengambil bantuan itu. Sumbangan ini akan habis tetapi benih cinta kasih sudah berhasil disemaikan ke lubuk hati mereka dan memberikan kebahagiaan di tengah duka nestapa yang dirasakan akibat banjir. “Alhamdulilah dapat bantuan ini,” kata Karyo (40) seorang petugas kebersihan DPU DKI yang datang di penghujung acara, saat waktu menunjukkan pukul 13.05 WIB. Dengan ekspresi wajah gembira, Karyo menerima bantuan paket ini, sehingga memberikan kebahagiaan bagi orang lain yang melihatnya. Bantuan ini memberikan arti sangat besar bagi mereka yang hidupnya kekurangan. Berbagi untuk meringankan beban yang menghimpit ditimpa musibah.

Hidup ini tidak kekal, maka manfaatkanlah setiap saat untuk senantiasa melakukan kebajikan. Ada dua hal yang tidak bisa ditunda untuk dilakukan, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Perbuatan baik harus diwujudkan dalam tindakan nyata dengan melakukan kegiatan di ladang berkah Tzu Chi secara berkesinambungan .

 

 
 

Artikel Terkait

Rumah yang Bahagia

Rumah yang Bahagia

01 Oktober 2010 Rumah yang bahagia, adalah tema kelas budi pekerti Ai De Xi Wang yang dilaksanakan pada 4 September 2010 yang lalu. Bertepatan dengan bulan Ramadan, kegiatan kali ini khusus dilaksanakan sore hari karena sekaligus akan diadakan acara buka puasa bersama.
Bencana Bukan Akhir Segalanya

Bencana Bukan Akhir Segalanya

02 Maret 2010
Tidak mudah bagi para relawan untuk menjangkau tempat pengungsian warga. Jalanan berbatu disertai lumpur tanah liat yang tebal, membuat relawan harus berusaha keras untuk dapat memberikan bantuan.
Semangat yang Sama

Semangat yang Sama

15 Februari 2012
Senin 13 Februari 2012 di hari ke-3 di Indonesia para mahasiswa dari Universitas Tzu Chi Taiwan kembali melanjutkan aktivitasnya di Sekolah Tzu Chi Indonesia dan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -