Pascabanjir Jakarta: Bantuan Untuk Warga Kramat Jati

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

foto
Dengan hati penuh tulus dan berbahagia, relawan Tzu Chi memberikan bantuan pasca banjir kepada warga yang terkena bencana.

Bencana banjir yang terjadi di Jakarta sejak tanggal 17 Januari 2013 telah berakhir. Warga yang telah dapat kembali ke rumahnya mulai melakukan pembersihan agar rumah miliknya dapat segera dihuni dan terhindar dari kuman-kuman penyakit. Selama melakukan pembersihan, para warga tidak dapat memenuhi nafkah keluarga mereka. Bantuan dari pihak-pihak terkait misalnya pemerintah juga sudah tidak mereka dapatkan.

 

Melihat kondisi pascabanjir, dimana para warga yang terkena banjir ternyata masih membutuhkan uluran tangan kita untuk memulihkan kondisi kehidupan mereka (para korban banjir).  Relawan Tzu Chi kembali  turun ke lapangan untuk membagikan bantuan pasca banjir kepada para korban banjir. Seperti misalnya warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Setiap 5 tahun sekali, warga kecamatan ini selalu terkena banjir. Karena itu banjir sudah menjadi hal yang biasa bagi warga. tetapi di akhir penghujung tahun  2012 (bulan Desember), rumah mereka terus dilanda banjir dan yang paling parahnya ialah pada bulan Januari 2013.

“ Biasanya banjir di daerah Kecamatan Kramat Jati ini hanya setinggi lutut orang dewasa, tetapi pada bulan Januari 2013 kemarin banjir mencapai 1.5 meter,” terang Mawarni, relawan Tzu Chi yang tinggal di kecamatan ini. Mawarni yang tinggal di Kecamatan Kramat Jati  Rt 11, Rw 11 ini juga mengalami banjir. Perabot dan kulkas yang ia miliki dipindahkan ke atas kursi kayu agar tidak rusak tergenang air. Beruntung rumah Mawarni lebih tinggi 30 cm dari badan jalan sehingga air tidak terlalu tinggi masuk  ke dalam rumah. “ Sebenarnya kita (warga korban banjir)di sini  harus merasa bersyukur karena tinggi genangan air tidak setinggi di daerah Pluit dan sekitarnya. Selain itu, ketika banjir sedang tinggi – tingginya warga juga tidak kesulitan mendapatkan bantuan,” Jelas Mawarni yang aktif di Tzu Chi di bidang amal.

foto  foto

Keterangan :

  • Melihat warga yang tidak kuat untuk mengangkat barang bantuan, relawan Tzu Chi langsung dengan sigap membantu untuk membawakan  (kiri).
  • Bekerjasama dengan aparat setempat, relawan Tzu Chi menggalang lebih banyak cinta kasih agar bantuan ini dapat berjalan dengan lancar dan tenang (kanan).

Mawarni mengatakan jika banjir kali ini disebabkan oleh kondisi Kali Cipinang yang dulunya lebar kini semakin menyempit akibat lumpur yang terus bertambah membuat ruas kali Cipinang menjadi mengecil dan tidak cukup besar untuk menampung luapan air. Melihat kondisi warga korban banjir yang masih membutuhkan bantuan membuat ibu dari lima anak ini mencoba untuk meminta bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi  agar warga Kecamatan Kramat Jati juga mendapat bantuan pasca banjir. Setelah melakukan survey, ternyata diketahui sebanyak 1354 kepala keluarga (KK) masih membutuhkan bantuan.

Maka pada hari Minggu, tanggal 3 Februari 2013 dengan meminjam lapangan terbuka di Kantor Koramil 05, Kramat Jati, Jakarta Timur relawan Tzu Chi melakukan pembagian bantuan berupa 20 bungkus mi instan dan beras 5 kg kepada 1354 kepala keluarga.” kebanyakan warga yang dibantu hari ini adalah korban banjir yang  tinggal di pinggir kali Cipinang. Lokasi pembagian dilakukan di Koramil 05 juga supaya para warga tidak harus berjalan jauh untuk tiba di lokasi pembagian bantuan,” terang Hemming Suryanto, relawan Tzu Chi sekaligus koordinator kegiatan pembagian bantuan ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Bangunan rumah yang kecil yang terletak di samping Kali Cipinang inilah Waliah dan keluarganya tinggal sejak tahun 1991 (kiri).
  • Mawarni (berjilbab), relawan Tzu Chi setempat  yang membantu mengumpulkan data mengenai jumlah kepala keluarga yang terkena bencana banjir sehingga acara pembagian bantuan dapat disalurkan dengan tepat sasaran (kanan).

Hemming juga menerangkan jika Yayasan Buddha Tzu Chi  meminta bantuan koramil agar aktivitas ini dapat berjalan dengan lancar. ” Sekira-kiranya kita taruh barang – barang juga tidak khawatir . Selain itu kita  juga mengajak petugas setempat agar mau turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” terang Hemming. 

Menenangkan hati dan fisik penerima bantuan
Bantuan pascabanjir ini juga dirasakan penuh manfaat oleh para warga korban banjir. Misalnya keluarga Waliah (44). Di saat pasca banjir ini, Waliah yang belum memiliki penghasilan tetap merasa bersyukur mendapat bantuan berupa beras dan mi instant dari Tzu Chi. “ Terima kasih banyak buat Tzu Chi, ternyata masih ada juga yang perhatian sama orang-orang kecil seperti kami,” ujar  Waliah yang telah tinggal di bantaran kali Cipinang sejak tahun 1991.   

Ketika banjir besar pada hari kamis, 17 Januari 2013, Waliah sekeluarga mengungsi ke atas atap rumah mereka. “ Waktu banjir lagi gede-gedenya kita sekeluarga mau ngungsi, biar sebobrok apapun masih rumah sendiri. Lagipula kita sekeluarga banyak ada  16 orang, kasian nanti ga muat tempatnya,“ terang Waliah beralasan. Kini dengan adanya  bantuan dari Tzu Chi,  Waliah yang masih tinggal bersama ibunya Enah (90) dan ke-dua adiknya dapat bernafas lega, hati yang penuh risau dan fisik yang lelah dapat segera hilang karena untuk beberapa hari ke depan periuk mereka dapat terus menyala dan Waliah dapat dengan tenang kembali mencari pekerjaan  untuk menafkahi keluarganya.

  
 

Artikel Terkait

Sayangi Orang Tua sebelum Ada Penyesalan

Sayangi Orang Tua sebelum Ada Penyesalan

08 September 2022

Menyesal, menjadi salah satu kata kunci yang ada di benak para peserta kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang bertema Orang Tua adalah Pusaka dan digelar di Aula Xi She Ting, Tzu Chi Center pada 3 September 2022.

Kamp 4 in 1: Inspirasi dari Taiwan dan Malaysia yang Membuka Kebijaksanaan

Kamp 4 in 1: Inspirasi dari Taiwan dan Malaysia yang Membuka Kebijaksanaan

30 September 2024

Kamp 4 in 1 kali ini menghadirkan pembicara dari Taiwan dan Malaysia. Yang Guan Xin dan Chen Su Xiang, relawan dari Taichung membawakan topik "4 in 1” dan awal terbentuknya sistem 4 in 1.  

Edukasi Daur Ulang Sampah Melalui Titik Green Point

Edukasi Daur Ulang Sampah Melalui Titik Green Point

05 Oktober 2022

Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi  meresmikan titik pemilihan sampah atau green point yang pertama di kota Tebing Tinggi yang berlokasi di Kantor Cabang Bank Negara Indonesia (BNI). 

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -