Pascabanjir Jakarta: Bersyukur, Menghormati, dan Mencintai

Jurnalis : Martha Khosyahri (Tzu Ching), Fotografer : Miki Dana (Tzu Ching)
 
 

foto Dengan penuh hormat relawan memberikan paket bantuan kepada warga di Kapuk Muara, Jakarta Utara.

Air banjir yang menggenangi wilayah Jakarta, memang sudah surut. Namun, dampaknya masih terasa hingga sekarang. Menganggap seluruh manusia di bumi ini adalah sebuah keluarga besar dan dengan welas asih menolong sesama yang membutuhkan uluran tangan, para relawan Tzu Chi Hu Ai Angke, Hu Ai Sinarmas, dan Tzu Ching pada hari Minggu tanggal 3 Februari 2013 mengadakan pembagian sembako di sekolah Al-Muttaqin, Kapuk Muara.

 

Meski acara pembagian akan dimulai pada pukul 09.00, namun sedari pukul 07.00 pagi para relawan berdatangan ke sekolah untuk mempersiapkan alur pembagian sembako dan barang yang akan dibagikan. Para relawan pria dengan penuh semangat mengeluarkan beras dari ruang kelas yang dijadikan ruang logistik, dan menyusunnya dengan rapi di pos pembagian beras. Sedangkan, para relawan perempuan dengan berestafet mengeluarkan dan menyusun mie instan di pos pembagian mie instan. Semua barang yang akan dibagikan disusun dengan begitu rapi sebagai wujud menghormati para penerima bantuan.

Sebelum pembukaan acara yang dihadiri oleh kapolsek Penjaringan, ketua RW, dan pemuka agama daerah Kapuk Muara ini, rintik hujan sempat turun membasahi lapangan sekolah, maka para relawan mendirikan tenda. Sekitar pukul 09.00, para warga berdatangan dan acara pun dimulai. Para penerima bantuan  menunjukkan kupon yang dibagikan oleh para relawan ke rumah mereka masing-masing sehari sebelumnya. Mereka pun mengikuti alur yang telah ditentukan dengan tertib. Meski kupon yang dibagikan mencapai angka 5.130 paket, namun tidak ada adegan berdesakan ataupun berebutan. Sesama relawan juga saling memberikan perhatian dan mengingatkan untuk menggunakan budaya humanis Tzu Chi,  yaitu Gan En, Zun zhong, Ai (Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih) saat berinteraksi dengan para penerima bantuan.

foto   foto

Keterangan :

  • senyuman lebar dari para penerima bantuan yang beranjak pulang sambil membawa sembako, membuat rasa lelah lenyap seketika dan berganti dengan kegembiraan dan rasa syukur di dalam hati (kiri).
  • Sesama relawan juga saling memberikan perhatian dan mengingatkan untuk menggunakan budaya humanis Tzu Chi,  yaitu Gan En, Zun zhong, Ai (Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih) (kanan).

Salah satu dari Tzu Ching adalah Miki Dana yang sering kali terlihat sambil membawa kamera di lehernya, membantu para penerima bantuan lansia atau ibu dengan anaknya membawakan barang. Ia mendapat kisah yang menyentuh tentang seorang penerima bantuan yang sangat bersyukur karena mendapat bantuan sembako ini. Lain lagi dengan Silvia yang merasa sangat bersyukur bisa bersumbangsih dan melihat begitu banyak orang yang masih membutuhkan bantuan.

Matahari yang cukup terik yang menemani sepanjang acara, banyaknya jumlah paket yang dibagikan, juga persiapan yang dilakukan, memang menguras tenaga para relawan. Namun, ketika melihat senyuman lebar dari para penerima bantuan yang beranjak pulang sambil membawa sembako, rasa lelah itu pun lenyap seketika dan berganti dengan kegembiraan dan penuh rasa syukur di dalam hati.

  
 

Artikel Terkait

Tantangan dalam Menyikapi Arus Informasi di Masyarakat

Tantangan dalam Menyikapi Arus Informasi di Masyarakat

22 Oktober 2018
Antusias para peserta seminar terlihat saat mengikuti Seminar Media dan Kemanusiaan, Minggu, 21 Oktober 2018. Seminar ini digelar di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Para pembicara seminar berasal dari berbagai kalangan seperti pemerintah, praktisi media, tokoh masyarakat, serta dari Tzu Chi Indonesia.
Mempelajari Nilai Kehidupan dari Sebuah Batu

Mempelajari Nilai Kehidupan dari Sebuah Batu

18 Januari 2024

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Xie Li Bogor) mengadakan kegiatan bedah buku dengan tema Nilai Sebuah Batu yang diambil dari tayangan Master Cheng Yen Bercerita.

Suara Kasih: Memanfaatkan Teknologi untuk Berjalan di Jalan yang Benar

Suara Kasih: Memanfaatkan Teknologi untuk Berjalan di Jalan yang Benar

10 April 2013 Mereka mengandalkan keterampilan nyata untuk berkontribusi bagi masyarakat dan menopang kehidupan keluarga. Mereka menjalani hidup dengan berpijak pada landasan yang nyata. Akan tetapi, orang masa kini tidak demikian. Artinya, zaman sungguh sudah berbeda.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -