Pascabanjir Jakarta: Cinta Kasih di Pademangan Timur

Jurnalis : Suyanti (Hu Ai Sunter/HeQi Utara), Fotografer : Suyanti and Robby Lulianto (Hu Ai Sunter/He Qi Utara)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi dari Hu Ai Sunter membagikan 2.420 paket cinta kasih kepada warga pascabanjir di Pademangan Timur. Paket ini terdiri dari mi instan, beras, dan baju yang masih layak pakai.

Cinta kasih tidak akan berkurang jika dibagikan, sebaliknya akan terus tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain. 
(Kata Perenungan Master Cheng Yen).

 

 

Minggu pagi yang cerah, 3 Februari 2013, pukul 7 pagi, relawan Hu Ai  Sunter mulai berdatangan di Kantor Kelurahan Pademangan Timur. Pagi ini akan dilaksanakan kegiatan pembagian paket cinta kasih ke warga pascabanjir di Pademangan Timur. Acara ini dibuka oleh Sudrajat, Sekretaris Kelurahan Pademangan Timur. Ia mewakili kelurahan sangat berterima kasih.

Perwakilan dari Yayasan Buddha Tzu Chi, Yopie Budiyanto Shixiong mengatakan bahwa dimana pun kita dilahirkan, kita semua adalah satu saudara tanpa harus ada hubungan darah. Walaupun kita berasal dari keluarga yang berbeda, namun perasaan untuk saling memberi perhatian tidak dapat dihalangi oleh perbedaan tersebut. Bantuan ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung didalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Semoga cinta kasih ini dapat terus berlanjut dan terus menyebar di dunia untuk menolong sesama dari segala penderitaan dan menciptakan dunia yang aman dan damai. Sebelum menyerahkan paket cinta kasih kepada 5 orang perwakilan warga korban banjir, pihak Kelurahan Pademangan Timur dan Perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi, menandatangani surat perjanjian kegiatan hari ini.

Bantuan dari Berbagai Pihak
Eni, warga RT 016/RW 010, saat banjir terjadi di pertengahan Januari 2013, rumahnya kemasukan air setinggi 50 cm selama 2 hari. Ia bersama suami dan 2 anaknya memilih tinggal di rumah. Semua perabot dan pakaian dipindahkan di tempat yang tinggi, kecuali kipas angin rusak terendam air. Mereka  hanya mengonsumsi mi instan dua kali sehari. Pada hari ketiga, dimana air mulai surut, ia dan suaminya membersihkan rumah dari jam 9 malam hingga 1 dinihari. Ia sangat berterima kasih atas bantuan ini, di mana telah meringankan kebutuhan harian. Suaminya sudah lama pensiun, dan semua kebutuhan ditanggung oleh anak perempuannya.

Antrian panjang mulai terjadi sejak pukul 08.30 pagi. Orang-orang dari berbagai usia ikut mengantri, mulai dari anak-anak sampai Lansia, juga ibu yang menggendong anak mereka. Indri (28 tahun), warga  RT 001 / RW 010 No.3, sambil menggendong anaknya yang berusia 7 bulan ikut dalam barisan antrian. Saat banjir terjadi, air masuk kerumahnya setinggi 30 cm. Ia bersama 2 anak dan suaminya terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya, yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya. Sedangkan anggota keluarga lainnya mengungsi di tempat lain. Tidak banyak barang yang rusak, dan membutuhkan 3 hari untuk membersihkan rumahnya seperti menjemur kasur, dan  membersihkan lemari yang terendam banjir.

foto   foto

Keterangan :

  • Penandatanganan MoU pemberian bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang ditandatangani oleh relawan Tzu Chi dan juga pihak Kelurahan Pademangan Timur (kiri).
  • Warga dengan tertib mengantri. Mereka tidak khawatir bantuan akan habis karena mereka sudah memegang kupon yang memastikan mereka pasti menerima bantuan (kanan).

Pada saat musibah banjir, wilayah ini telah menyiapkan suatu tempat (gudang) yang cukup luas di RT 015 / RW 001, dan mesjid di RW 010 untuk tempat penampungan para korban banjir. Saat itu ada sekitar 200 orang yang dievakuasi. Bantuan datang dari PMI wilayah Jakarta Utara yang memberikan makanan siap saji (nasi bungkus) dan pemeriksaan kesehatan warga. Dewan Mesjid menyediakan mobil ambulance yang sudah stand by bagi warga yang mengalami sakit parah. Bantuan dari relawan Tagana, PMI, dan jajaran Pokdar Pademangan Timur, turut berperan mengatasi warga yang mengalami masalah kesehatan.

Bantuan juga datang dari Kelurahan Pademangan Timur, dimana selama 2 hari saat musibah banjir memberikan bantuan berupa beras, air mineral, kecap dan mi instan ke seluruh korban banjir di tempat penampungan. Sedangkan di pengungsian RW 001 terdapat dapur umum. Relawan dan warga memasak bersama bagi korban banjir yang tinggal di pengungsian. “Terima kasih telah membantu warga yang tidak mampu dan warga yang mengalami kebanjiran. Semoga gotong royong ini dapat berkelanjutan,” harap Sudrajat.

Dr. Bambang Suherman, Ketua Kesatuan Pokdar Sub Sektor Pademangan Timur mengatakan, “Selaku unsur Pokdar Pademangan Timur mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dan peran serta dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang telah peduli membantu kaum fakir miskin. Oleh karena itu, harapan kami kepada seluruh jajaran pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi agar kegiatan sosial ini dapat berlangsung, dilestarikan dan berkelanjutan.”

“Kurang lebih 30 personil Pokdar Kamtibmas Pademangan Timur dikerahkan untuk membantu pengamanan kegiatan ini,” jelas Haji Heriyanto (65 tahun), seorang tokoh masyarakat, tokoh agama, penasihat Pokdar Kamtibmas. Walaupun wilayah ini tidak kebanjiran, tapi di wilayah ini masih banyak warga kurang mampu yang membutuhkan bantuan.

Bantuan dan jalinan jodoh Yayassan Buddha Tzu Chi dengan warga Pademangan Timur adalah yang pertama kali. Mereka sudah banyak mendengar bahwa Yayaysan Buddha Tzu Chi banyak menolong orang, dan mereka mengucap banyak terima kasih karena Tzu Chi telah memberikan paket cinta kasih kepada mereka. Pada hari itu relawan Tzu Chi dari Hu Ai Sunter berhasil membagikan 2.420 paket cinta kasih kepada warga pascabanjir di Pademangan Timur. Paket ini terdiri dari mi instan, beras, dan baju yang masih layak pakai. Terdapat 69 relawan yang terlibat dalam pemberian bantuan kali ini. Dengan bekerja sama, saling dukung dan saling percaya, maka cinta kasih lebih mudah tersalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

 

 
 

Artikel Terkait

Satu Keluarga

Satu Keluarga

09 Agustus 2011

Pepatah mengatakan bahwa dimanapun kita dilahirkan, kita semua adalah saudara tanpa harus ada hubungan darah,” demikianlah kutipan pesan Master Cheng Yen kepada masyarakat yang mendapatkan bantuan beras.

Pemberkahan Akhir Tahun : Mewariskan Ajaran Jing Si

Pemberkahan Akhir Tahun : Mewariskan Ajaran Jing Si

02 Februari 2015

Master Cheng Yen berharap semua muridnya mampu menanggung beban berat dan bersabar bagaikan kereta lembu putih, satu tekad dan satu hati melangkah dengan mantap ke dalam setiap pelosok gelap di dunia ini, lalu menyalakan pelita untuk menerangi tempat tersebut, menyebarkan Dharma sejati ke dalam masyarakat luas.

Melestarikan Keindahan Aula Jing Si

Melestarikan Keindahan Aula Jing Si

03 Mei 2016
Pada tanggal 24 April 2016 diadakan gathering anak asuh beasiswa Tzu Chi di aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Kegiatan ini diikuti olah 120 orang anak asuh yang sedang menepuh pendidikan di akademi atau universitas.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -