Pascabanjir Jakarta: Teguh Bersumbangsih
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
|
| ||
Agung merupakan kemenakan dari Atun yang ditinggal meninggal oleh ibunya 13 tahun lalu karena menderita keracunan kandungan. Menurut cerita Atun, adiknya saat itu sedang hamil tua, usia kandungannya telah mencapai 8 bulan. Suatu sore, sang adik dengan lahap memakan jengkol dan tak lama kemudian kembali memakan durian. Setelah pagi menjelang, adik Atun ditemukan telah tidak sadarkan diri, dari mulutnya sudah mengeluarkan busa. “Adik saya memang doyan makan jengkol dan durian,” ujar Atun menceritakan tentang adiknya. “Sore itu dia lahap banget makan jengkolnya, gak lama pas malem juga makan durian. Pas pagi mulutnya udah berbusa, keracunan. Pas dibawa ke rumah sakit dia sudah nggak bisa ditolong, akhirnya anak di kandungannya di operasi caesar karena anaknya masih hidup,” terang Atun. Akibat racun yang telah menyebar di tubuh sang ibu, bayi yang dikandung olehnya pun ikut terinfeksi oleh racun dan menyebabkan gangguan syarat pada bayi. “Setelah di caesar, kami menamakan anak itu Agung. Agung kemudian dirawat di incubator selama sebulan untuk memulihkan kondisinya. Sampai tumbuh dewasa hingga usianya 13 tahun ini dia masih nggakbisa ngapa-ngapain. Dari makan, minum, mandi, buang air, karena tangan dan kaki Agung nggak bisa berfungsi seperti orang lain. Dokter bilang syaraf Agung terkena racun dari ibunya, penyakit keracunan kandungan katanya, sehingga mengganggu pertumbuhan dia,” ucap Atun sambil memandang Agung.
Keterangan :
Atun sendiri merupakan sulung dari 5 bersaudara, sedangkan ibu Agung merupakan adik ketiganya. Kondisi ekonomi yang dibawah kata mapan, membuatnya tidak mampu memberikan pengobatan pada Agung. “Sebenernya dari kecil sudah mencoba berobat ke alternatif, tukang urut, ke dokter syaraf juga pernah, tapi ya semuanya bilang nggak bisa, ditambah kita semua orang susah, jadi ya pasrah saja,” ujar Atun. Sehari-hari Atun bekerja sebagai pengasuh bayi untuk membantu perekonomian keluarganya, Dede, Adik kedua Atun berkerja sebagai penjual nasi uduk, sedangkan Ari adik keempatnya tidak mempunyai pekerjaan tetap begitu juga dengan adiknya yang paling bungsu. Dalam banjir yang menimpa Jakarta beberapa saat lalu, rumah Atun tergenang air setinggi paha sedangkan lingkungan rumahnya bisa tergenang hingga leher orang dewasa. Selama hampir sepuluh hari mereka mengungsi di mushola terdekat. “Pas banjir kita ngungsi rame-rame, sama Agung juga. Agung saja sampai didudukin di atas bale (dipan) terus diangkat 4 orang biar bisa ikut ngungsi,” ceritanya. Perasaan lega dirasakan oleh Atun, karena disaat musibah menimpa, banyak perhatian dan pertolongan yang keluarga mereka dapatkan. Salah satunya adalah paket bantuan pascabanjir yang diberikan oleh Tzu Chi. Hari itu, Minggu, 17 Februari 2013, sebanyak 30 relawan He Qi Utara, Hu Ai Sunter melakukan kegiatan pembagian paket bantuan pasca banjir di kelurahan Ancol, Jakarta Utara. Sudah sedari pagi relawan berkumpul dan mulai menyiapkan keperluan baksos, tidak kalah dengan para relawan, warga juga telah mulai memadati Kantor Kelurahan dengan membawa kupon Tzu Chi. Hari itu relawan membagi paket sebanyak 4.700 paket sesuai dengan jumlah kepala keluarga yang telah didata di 5 RW dan 57 RT tersebut.
Keterangan :
Menanggapi bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi, M. Efiskal, yang merupakan Camat Pademangan mewakili warganya untuk mengucapkan terima kasih karena bukan hanya sekali ini Tzu Chi memberikan bantuan bagi warga di daerahnya. “Terimakasih kepada Buddha Tzu Chi yang bukan hanya sekali ini memberikan bantuan bagi warga kami, ini merupakan bantuan yang ketiga kali bagi kami. Bantuan ini kami sebut sebagi bantuan menggugah kebersamaan, bahwa bantuan-bantuan seperti ini mengajak warga-warga di Kecamatan Pademangan yang selama ini sudah membantu lebih banyak lagi yang menerima. Saya menyambut baik dan terima kasih,” Ucap Fiskal. Selain bantuan berupa sembako, Fiskal juga berharap bahwa bantuan berupa pendidikan kemandirian bagi warganya. “Kami juga mengharapkan bantuan yang diberikan tidak hanya seperti ini, tapi juga berbentuk kemandirian masyarakat, melatih masyarakat sehingga dia mampu memberdayakan dirinya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu lainnya. Jadi bantuan selanjutnya kami harapkan untuk memberdayakan masyarakat kami,” pinta Fiskal. Yopie Budiyanto yang merupakan PIC pembagian paket pascabanjir ini selain melayani para warga, ia juga memberikan pesan bagi untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan bersama sehingga bencana banjir dapat diminimalisir. |
| ||
Artikel Terkait
Mengalir Namun Terisi
26 Februari 2012 Pada hari Sabtu (25/02), Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Batam kembali mengadakan aksi donor darah dengan dukungan dari PMI Batam. Kegiatan donor darah tersebut telah mengumpulkan sebanyak 153 kantong darah bagi PMI.Berbagi Dalam Menyambut Hari Raya
13 Juli 2016Menyambut hari Lebaran, Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang mengadakan acara pembagian bingkisan Lebaran kepada para penerima bantuan (gan en hu) yang di lakukan pada Rabu, 29 Juni 2016 di aula kantor Tzu Chi Tangerang
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-127 di Manokwari, Papua
05 Agustus 2019Untuk memberantas penyakit mata di wilayah Papua, Tzu Chi mengadakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-127 di Rumah Sakit Bhayangkara Lodewijk Mandatjan, Papua Barat. Baksos yang diadakan pada 19-21 Juli 2019 ini ada 259 orang yang berhasil dioperasi. Pasien katarak 204 orang, dan pterygium sebanyak 55 orang pasien.