Pascakebakaran di Kramat V

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 
 

fotoSabtu, 28 Mei 2011, relawan Tzu Chi memberikan paket bantuan pada korban kebakaran di Kramat V, Senen, Jakarta Pusat.

Sekilas rumah yang telah hangus itu tampak sama seperti rumah-rumah biasanya, namun saat diperhatikan lebih dalam, rumah-rumah yang terbakar tersebut memiliki bentuk yang unik. Rumah tersebut berarsitektur klasik ala bangunan Eropa kuno dan beberapa rumah serupa yang tak terkena musibah kebakaran ini masih tampak kokoh berdiri. Kawasan ini merupakan peninggalan Belanda di masa penjajahan.

 

Senin, 9 Mei 2011, sekitar pukul 00.30 dini hari, kebakaran melanda wilayah Kramat V RT 04 RW 09 Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Sebanyak 15 keluarga menjadi korban kebakaran dan mengakibatkan 52 orang kehilangan tempat tinggal. Penyebab kebakaran ini masih belum diketahui dengan jelas, namun asal tempat kebakaran telah membuat dua penghuninya seorang ibu dan anak menjadi korban keganasan api.

Warga kini terpaksa mengungsi dan tinggal di berbagai tempat, ada yang tinggal di tenda darurat, tetangga dan sekretariat RW. Roni, Wakil Ketua RW 09 berharap agar para warga yang tertimpa musibah dapat hidup layak kembali di dalam sebuah rumah. Mereka pun telah menggalang dana dan kerjasama setiap warga untuk ikut berpartisipasi membantu, dan salah satunya dengan mengadakan bazar di sekitar lokasi pada tanggal 4-5 Juni 2011 nanti untuk kembali menggalang dana.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum melakukan pembagian paket bantuan, relawan berkoordinasi dengan aparat setempat agar pembagian paket dapat berlangsung tertib dan lancar. (kiri)
  • Warga yang menjadi korban kebakaran terpaksa tinggal di berbagai tempat seperti tenda darurat dan rumah tetangga. (kanan)

Relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi pun tak hanya tinggal diam, mereka juga ingin membantu meringankan penderitaan korban kebakaran. Pada tanggal 28 Mei 2011, sejumlah relawan Tzu Chi hadir ke lokasi untuk memberikan bantuan berupa 15 paket bantuan yang terdiri dari baju, selimut, sandal, perlengkapan mandi, dan kotak makan. Relawan juga menggalang  dana untuk menyumbangkan sebuah paket sembako. Iwan, koordinator relawan pada hari itu mengatakan, “Senin lalu kita datang ke sini untuk survei. Setelah survei dan ajukan ke yayasan, yayasan pun bersedia untuk membantu (korban) musibah kebakaran ini.” Selain itu relawan pun akan ikut serta dalam bazar yang dilakukan oleh warga untuk  penggalangan dana di wilayah tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Kebakaran ini juga menghanguskan beberapa rumah yang memiliki arsitektur Eropa klasik yang merupakan peninggalan pada masa zaman penjajahan Belanda. (kiri)
  • Relawan memberikan paket dengan penuh rasa hormat dan warga pun merasa bersyukur dengan adanya bantuan yang diberikan. (kanan)

Salah satu penerima bantuan, Dora, mengatakan saat kejadian ia yang belum tertidur segera membangunkan seluruh keluarganya dan menggandeng cucunya keluar dari rumah. Rumahnya pun menjadi korban terakhir si “jago merah”. Dora mengungkapkan sejak lahir di tahun 1946 ia telah tinggal di sana, begitu pula dengan warga sekitarnya sehingga rasa kekeluargaan sangat erat karena sudah mengenal sejak lama. “Waktu kemarin survei adik-adik datang, aduh kita rasanya terima kasih, Tuhan kirim kalian untuk kami. Saya mengucap syukur dibantu, saya tidak melihat apa yang kalian beri, melihat keiklasan kalian, saya mengucap syukur sekali, hanya Tuhan yang bisa membalas,” ucap Dora dengan penuh haru. Walaupun merupakan salah seorang yang terkena musibah, ia tak menjadi putus asa dan hanya mengharapkan datangnya bantuan, tetapi ia juga ikut membantu menggalang dana dengan menjualkan kupon bazar di tempatnya bekerja.

  
 

Artikel Terkait

Rumah Baru, Asa Baru

Rumah Baru, Asa Baru

16 Oktober 2013 Dengan kondisi tersebut, mimpi untuk memperbaiki rumah sangat sulit diwujudkan karena keadaan ekonomi yang masih sangat minim. Beruntung sekali mimpinya untuk membangun rumah dapat terwujud dengan bantuan dari Tzu Chi.
Waisak 2557: Tiga Hari Besar

Waisak 2557: Tiga Hari Besar

20 Mei 2013 Pada setiap hari minggu kedua di bulan Mei setiap tahunnya, Yayasan Buddha Tzu Chi merayakan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi sedunia. Demikian juga Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Pekanbaru.
Mengobati dengan Tulus

Mengobati dengan Tulus

05 Juli 2010
Relawan Tzu Chi Bandung memberikan hiburan berupa nyanyian isyarat tangan "Satu Keluarga" kepada para peserta baksos kesehatan. Baksos kesehatan ini berhasil melayani 750 pasien diantaranya 466 pengobatan pasien umum, 112 pengobatan pasien anak, 67 pengobatan gigi, 51 khitanan masal, 52 pasien KB (Keluarga Berencana) dan 2 pasien bibir sumbing.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -