Pasrah Pada Tuhan

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Ivana



Kasman Direjo seorang kakek berusia 85 tahun yang masih sehat. Meski sudah uzur, setiap hari ia masih sering mencari rumput, menyabitnya lalu membawanya dengan sepeda. Tiba di rumah, ia akan menjemur rumput itu untuk pakan sapi yang diternakkannya. Saat terjadi gempa, seperti biasa Kasman sedang tidur di dipan kayu, kakinya setengah menggantung. Gempa tersebut meruntuhkan langit-langit rumahnya sehingga kaki Kasman patah akibat terjepit. Sore itu juga Kasman dibawa ke RS. Sardjito untuk mendapat perawatan. Di sana dokter secara darurat menjahit celah luka yang terjadi lalu membalutnya. Pada keluarga Kasman, mereka mengatakan bahwa kaki Kasman baik-baik saja, hanya perlu melakukan kontrol ke rumah sakit.

Ketika melakukan kontrol ke RSD. Panembahan Senopati, baru diketahui bahwa kaki kanan Kasman patah. Memang dari bentuknya, kaki Kasman tampak tidak wajar, selain itu berwarna kebiruan dan menguarkan bau tidak sedap. Nampaknya kaki Kasman sudah mulai membusuk. Pagi ini, 4 Juni 2006, Kasman didaftarkan dalam pasien yang akan ditangani oleh dokter-dokter Tzu Chi. Saat dokter memeriksa kondisi Kasman, mereka menyatakan bahwa kaki kanan Kasman harus diamputasi hingga sedikit di bawah lutut. Pilihan ini terpaksa dijatuhkan, karena bila tidak dilakukan, penyakit itu akan membahayakan jiwanya. Namun mereka masih ragu apakah akan melakukannya di rumah sakit ini atau perlu merujuk Kasman ke rumah sakit lain yang lebih besar. Pertimbangan ini muncul karena mereka mengkhawatirkan kemampuan rumah sakit untuk merawat Kasman pascaoperasi. Jika tidak ditunjang kondisi pemulihan yang baik, tetap saja jiwa Kasman dapat terancam.

Kasman yang ditemani cucunya ini bersikap tenang menghadapi keputusan dokter. Ia sudah pasrah, yang penting ia dapat sehat kembali. Meskipun ia tahu bahwa kehilangan kaki, merupakan pilihan yang berat bagi kakek Kasman yang tidak suka berdiam diri ini.

Artikel Terkait

Penyaluran Bantuan untuk Korban Gempa Terus Berjalan

Penyaluran Bantuan untuk Korban Gempa Terus Berjalan

25 Januari 2021

Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar bekerja sama dengan Bekangdam XIV Hasanuddin, Koopsau II, dan Lantamal VI untuk membantu warga terdampak musibah gempa di Sulawesi Barat dengan cara membuka dapur umum.

Menyelami Makna Sutra Budi Luhur Orang Tua yang Sulit Dibalas

Menyelami Makna Sutra Budi Luhur Orang Tua yang Sulit Dibalas

26 Mei 2015 Pementasan yang diadaptasi dari Sutra Bakti Seorang Anak yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Jakarta dan Tangerang tentu tidak mudah untuk mengkoordinir mereka, sehingga selama proses latihan diserahkan kepada komunitas Tzu Ching di masing-masing wilayah.
Semangat Cinta Kasih Waisak

Semangat Cinta Kasih Waisak

14 Mei 2013 Semangat untuk menyebarkan cinta kasih itulah yang dimiliki oleh Tzu Chi, sejak Tzu Chi terbentuk hingga usianya ke-47, semangat menyebarkan cinta kasih Tzu Chi bagaikan bola salju di mana sekali ia digelindingkan semakin lama akan semakin bertambah besar.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -