PAT 2018: Memberikan yang Terbaik

Jurnalis : Erli Tan, Marianie (HQU1), Noorizkha (HQB2), Philip Chang (HQB1), Fotografer : Erli Tan


Ifumie Vegetarian yang lezat sudah siap disajikan untuk para tamu undangan pada acara Pemberkahan Akhir Tahun, 20 Januari 2019 di Tzu Chi Center, PIK.

Minggu, 20 Januari 2019 pukul 12.30 siang usai acara Pemberkahan Akhir Tahun di Tzu Chi Center PIK, para tamu undangan disuguhkan makan siang. Adapun menu yang disajikan adalah Ifumie Vegetarian.

Untuk membuat Ifumie sebanyak 2.300 porsi, relawan dari seminggu lalu sudah mempersiapkannya. Mie yang digunakan adalah mie vegan DAAI. Selama tiga hari relawan menggoreng mie yang akan disuguhkan. Caranya, mie vegan DAAI terlebih dahulu direbus dengan bumbunya, kemudian digoreng. Mie lalu diberi sayuran dan disiram dengan kuah, jadilah Ifumie Vegetarian.

Untuk menyiapkan makanan sebanyak ini tentu tidak bisa dalam satu jentikan jari. Menurut Lynda Suparto selaku koordinator tim konsumsi, terdapat 160 relawan yang tergabung dari tim konsumsi dan tim pelayanan yang gotong royong dengan sepenuh hati menyiapkan Ifumie ini. Master Cheng Yen terus menghimbau pentingnya vegetarian, ini juga adalah salah satu alasan mengapa tim konsumsi menyiapkan menu ini untuk para undangan.

“Agar para tamu undangan dapat melihat bahwa menu vegetarian bukanlah menu yang sulit dan juga dapat menjadi makanan yang nikmat untuk disantap,” ujar Lynda.


Relawan gotong royong menata mie dan sayuran ke dalam piring atau mangkuk. 


Mie Vegan DAAI dapat dibuat menjadi mie lezat Ifumie Vegetarian, caranya mie dan bumbu direbus kemudian digoreng.

Salah satu tamu undangan yaitu Suryawati yang datang bersama adik dan temannya turut mencicipi Ifumie ini. Sebagai seorang vegetarian, ibu berusia 44 tahun ini mengakui bahwa rasa dari ifumie ini sangat enak dan terasa dibuat dengan sepenuh hati oleh para relawan. Ibu yang sudah 20 tahun bervegetaris ini sangat mendukung ide relawan menyajikan ifu mie.

“Tzu Chi selama ini kan memberikan pesan tentang vegetarian, dengan penyajian ifumie ini dapat memperkenalkan makanan vegetarian kan itu juga salah satu implementasi dari rasa cinta kasih,” ujarnya tanpa ragu.

Melayani dengan Hati

Dari 160 relawan yang mempersiapkan menu ini, di antaranya ada drg.Laksmi Widyastuti, ia sudah bantu memotong sayuran sejak pukul 06.00 pagi. Meski terbiasa bekerja di balik bangku pasien, drg. Laksmi mengaku tidak mengalami kesulitan selama membantu menyajikan ifumie.

“Semua rame-rame, semua memotong dan ada bagian yang rebus juga jadi cepat selesainya,” ujar dokter yang sudah aktif di Tzu Chi sejak tahun 2007 itu.


Suryawati (kanan) salah satu tamu undangan yang mendukung ide relawan menyajikan Ifumei Vegetarian sebagai makan siang.


Dokter gigi Laksmi (kanan) yang biasanya memegang alat gigi di balik bangku pasien, kali ini memegang sendok dan melayani tamu undangan.

Dokter gigi yang pada awalnya mengenal Tzu Chi dari buku Master Cheng Yen yang berjudul Teladan Cinta Kasih ini mengaku tidak masalah mengambil tugas apapun sebagai relawan. Karena menurutnya, jika bergaul dengan orang baik, kitapun akan menjadi baik.

Meski terlihat lelah, dengan senang hati Drg Laksmi membantu menyajikan ifumie kepada tamu. Dokter berusia 62 tahun ini berharap, tamu yang hadir dapat menikmati makanan ini dengan senang hati.

“Mudah-mudahan menginspirasi orang, inilah makanan sehat, karena dari sayur dan itu semuanya kan walaupun vegetarian, tapi vegetariannya enak loh,” ujarnya semangat.

Selain itu ada juga Budi Susanti Karto (65) yang biasa dipanggil Santi, ia sudah 9 tahun aktif di bagian pelayanan. Nenek bercucu 4 dan beranak 5 ini terlihat masih segar dan semangat memberi pelayanan, ia pun gembira karena di rumah ia tidak ada kesempatan sebab sudah ada pembantu rumah tangga. Tugas bagian pelayanan ini pun amat bermakna baginya.

“Melayani itu, merendahkan hati untuk melayani orang. Maknanya yaitu saya masih bisa melayani orang dan orang bisa bahagia karena pelayanan kita. Batin saya merasa puas karena bisa melayani. Kadang kala kita bisa ketemu orang yang marah, walaupun dia marah tapi kita bisa tetap dengan senyum melayaninya. Ini juga pelatihan diri,” jelas Santi.

Bukan hanya itu, menyusun kursi dan menata piring sendok di meja dengan rapi menurutnya juga termasuk pelatihan diri. “Mencerminkan bahwa kita mengerjakan apa-apa itu tuntas dan dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. Artinya kalau kita kerjanya berantakan, berarti kita jadi orang juga berantakan. Kalau rapi berarti kita mengerjakan apa juga rapi, ini juga pelatihan,” tukasnya.


Sebanyak 2000 lebih tamu undangan dan relawan makan siang bersama usai acara Pemberkahan Akhir Tahun sesi pagi.


Budi Susanti Karto, salah satu relawan pelayanan yang gembira karena masih dapat melayani orang lain. 

Bagian pelayanan juga mencakup mengelap meja dan cuci piring. Salah satu yang terlihat sibuk di balik tumpukan piring kotor adalah Adenan Hasan. Cuci piring yang lebih identik dengan pekerjaan wanita tidak menjadikan Adenan malu untuk ikut membantu.

“Semua kegiatan Tzu Chi adalah untuk pelatihan diri, jadi tidak ada masalah mau ditempatkan di mana saja. Dimana pun dibutuhkan kita harus siap,” ujar relawan komite berusia 52 tahun ini. “Kita harus memberi teladan kepada relawan yang baru maupun tamu undangan agar dapat mewarisi semangat yang Master Cheng Yen ajarkan,” sambung pria yang juga berprinsip harus saling tolong menolong ini.

Suvenir untuk Menjalin Jodoh Baik


Adenan Hasan, salah satu relawan pria di bagian cuci piring yang bersemangat membantu di manapun dibutuhkan.


Relawan pelayanan dari menata makanan hingga mengelap piring berjumlah 160 orang.

Sebagai bentuk pelayanan lainnya, Yayasan Buddha Tzu Chi juga mengucapkan terima kasih kepada relawan dan para undangan yang hadir pada acara pemberkahan ini dengan memberikan suvenir berisi Mie Vegan DAAI dan Handuk kecil. Sebanyak 8.000 suvenir disiapkan untuk 3 sesi acara Pemberkahan.

Salah satu koordinator yaitu Wulina dengan sabar mengajak dan mengajarkan relawan-relawan dalam melipat handuk sehingga dapat menunjukkan kesungguhan hati relawan, juga bisa belajar sabar karena suvenir harus rapi dan terlihat indah. Wulina berharap dengan suvenir yang diterima para relawan dan tamu undangan, semoga semuanya selalu sehat dan penuh berkah setelah ikut acara Pemberkahan ini.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

PAT 2018: Rumah Bersama Bagi Kemanusiaan

PAT 2018: Rumah Bersama Bagi Kemanusiaan

20 Januari 2019
Bertemakan Bersyukur, Menghormati, dan Mengasihi Kehidupan. Harmonis Tanpa Pertikaian, Menciptakan Berkah Bersama, kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2018 (sesi pertama) dihadiri oleh 1.800 orang peserta. Kegiatan ini diadakan pada Minggu, 20 Januari 2019 di Aula Jing Si Lt. 4, PIK, Jakarta Utara.
PAT 2018: Wu Liang Yi Jing, Peta Jalan Relawan Tzu Chi

PAT 2018: Wu Liang Yi Jing, Peta Jalan Relawan Tzu Chi

20 Januari 2019

Isyarat Tangan Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna Tanpa Batas) yang menjadi tema utama Pemberkahan Akhir Tahun 2018 sesi relawan pekan lalu, kembali ditampilkan di Pemberkahan Akhir Tahun sesi umum hari ini, Minggu, 20 Januari 2019. 

PAT 2018: Memberikan yang Terbaik

PAT 2018: Memberikan yang Terbaik

20 Januari 2019

Usai mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun,  para tamu undangan disuguhkan makan siang. Menu yang disajikan adalah Ifumie Vegetarian. Untuk membuat Ifumie sebanyak 2.300 porsi, relawan Tzu Chi dari seminggu lalu sudah mempersiapkannya.

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -