PAT 2018: Perahu Dharma Mengarungi Lautan Kebijaksanaan
Jurnalis : Metta Wulandari, Stefanny Doddy, Fotografer : Anand Y, Arimami SA, Halim Kusin (He Qi Barat 1), Markus (He Qi Barat 2), Teddy LiantoPenampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna
Tanpa Batas) yang merupakan inti semangat Tzu Chi, menjadi isi dari
Pemberkahan Akhir Tahun 2018 Tzu Chi Indonesia.
Pemberkahan Akhir Tahun 2018 Tzu Chi Indonesia kali ini terasa memiliki makna yang berbeda dan sangat dalam. Penampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna Tanpa Batas) yang menjadi inti semangat Tzu Chi, menjadi isi dari pemberkahan akhir tahun kali ini. Sebanyak 865 orang relawan melafalkan Sutra dan melakukan gerakan isyarat tangan (shou yu) dengan sangat indah di Jiang Jing Tang, Aula Jing Si, lt. 4, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Minggu, 13 Januari 2019.
Bukan hanya sekadar bernyanyi dan berisyarat tangan, Wu Liang Yi Jing atau Sutra Makna Tanpa Batas memberikan satu pemahaman Dharma bagi masing-masing relawan.
“Satu hal yang Master Cheng Yen khawatirkan adalah apabila muridnya tidak mendalami Dharma. Maka sejak tahun lalu Tzu Chi Indonesia sudah mempersiapkan, mempraktikkan, dan mendalami Sutra Makna Tanpa Batas melalui bedah buku, menulis kaligrafi, melakukan isyarat tangan (shou yu), dan mendalami Sutra,” ungkap Chia Wen Yu, relawan senior Tzu Chi Indonesia. “Puncaknya adalah hari ini, relawan menampilkan Persamuhan Dharma,” lanjutnya.
Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, memberikan sambutan dengan berterima kasih kepada para relawan dan mengaku sangat terharu dengan penampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing ini.
Sementara itu, Ketua Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei mengaku sangat terharu dengan penampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing. Dirinya juga menjadi satu di antara relawan yang tergabung dalam Lautan Dharma (Fa Hai).
“Jadi Shixiong-shijie, Tzu Chi adalah milik kita bersama, kita punya seorang guru di Griya Jing Si yang sangat bijaksana. Tekad dan keyakinan kita harus teguh mengikuti Master Cheng Yen, menjadi murid beliau. Di 25 tahun Tzu Chi Indonesia, hari ini kita mendalami Sutra Makna Tanpa Batas, benar-benar Indonesia sudah ada Dharma,” ujar Liu Su Mei penuh sukacita.
Mempersiapkan dengan Sepenuh Hati
Penampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing ini sudah dipersiapkan dengan sangat rinci. Tim penyusun materi misalnya, setiap pagi pukul 7.00 WIB hingga 10.00 WIB, mereka selalu menyiapkan materi sebelum dibagikan untuk belajar bersama. “Harus bagaimana supaya bisa ada materi yang lebih mudah diserap oleh semua relawan,” kata Livia Tjin yang masuk dalam tim penyusun materi. Begitu pula dengan tim lainnya. Semua bekerja keras dengan semangat untuk bersama-sama berbagi dan menyerap Dharma.
Sebanyak 865 orang relawan melafalkan Sutra dan
melakukan gerakan isyarat tangan dengan sangat indah pada Minggu, 13 Januari
2019 di Aula Jing Si Lt. 4, PIK, Jakarta Utara.
“Persamuhan Dharma ini bisa terlaksana berkat seluruh relawan yang setahun ini giat belajar mendalami Sutra Makna Tanpa Batas. Saya sangat gan en kepada Shang Ren (Master) yang telah membuka metode belajar diri kita di Jalan Bodhisatwa dengan acuan Sutra Makna Tanpa Batas,” imbuh Livia.
Tim penyusun materi yang lain, Hendry Chayadi, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh relawan. “Saya yakin Master Cheng Yen sudah tunggu kita untuk ada hari ini (mendalami Dharma dan melakukan Persamuan Dharma Wu Liang Yi Jing), sudah lama sekali,” katanya. “Jadi saya yakin, hari ini melihat murid-murid di Indonesia, (Master Cheng Yen) bisa merasa tenang,” lanjut Hendry.
“Semoga ini bukan akhir, ini adalah awal dari apa yang Master Cheng Yen harapkan bahwa insan Tzu Chi selain bersumbangsih juga harus mendalami ajaran. Jadi mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan,” tambah Hendry.
Dalam persamuhan Dharma Wu Li Yang Yi Jing ini, semua relawan ikut memperagakan isyarat tangan dari Sutra yang merupakan inti dari ajaran Tzu Chi.
Terus Bersumbangsih Tanpa Pamrih
Kegiatan rutin tahunan yang kali ini bertema Bersyukur, Menghormati, dan Mengasihi Kehidupan. Harmonis Tanpa pertikaian, Menciptakan Berkah Bersama ini juga kembali mengingatkan relawan untuk terus bersumbangsih tanpa pamrih. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa relawan yang memberikan sharing di acara ini. Seperti pasangan Handaya dan Komariah (penderita tunarungu) yang terus berkontribusi di tengah hambatan pendengaran maupun komunikasi. Ada pula relawan Sarpen dan Sri yang dulunya adalah penerima bantuan bedah rumah di Pademangan, Jakarta Utara yang kini sudah menjadi relawan komite.
Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja mengimbau relawan untuk terus menggenggam kesempatan untuk bersumbangsih tanpa pamrih.
Semangat yang ditunjukkan oleh para relawan ini sangat diapresiasi oleh para peserta yang hadir, termasuk Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja. Selain merasa gembira dengan berkumpulnya para relawan Tzu Chi, ia juga mendorong para relawan untuk lebih bersemangat lagi mengikuti teladan para relawan yang telah membagikan kisahnya di atas panggung.
“Sudah kita saksikan tadi dari Sutra Makna Tanpa Batas hingga ketika Shixiong dan Shijie sharing di atas panggung, bagi saya semua itu sangatlah bermakna dan inspiratif. Secara pribadi, saya merasa tersentuh terhadap Shixiong-shijie yang kurang beruntung, namun tetap mau berusaha melakukan kebajikan untuk orang lain. Semangat inilah yang harus kita teladani. Untuk itu, kita semua, terlebih lagi yang masih dalam kondisi sehat walafiat, mulai dari sekarang harus meningkatkan semangat kita di Tzu Chi di,” ujar Sugianto Kusuma.
Tak hanya Sugianto Kusuma, Franky O. Widjaja, juga ikut memberikan apresiasi terhadap relawan Tzu Chi. “Seperti yang disampaikan tadi oleh Shixiong Sugianto, tadi yang diperagakan dan disampaikan dalam sharing begitu luar biasa, sangat patut untuk menjadi panutan. Kita harus terus menggenggam dan berupaya untuk menyebarkan kebajikan dan melakukannya dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Di akhir acara, setiap relawan menerima Angpau Berkah dan Kebijaksanaan dari Master Cheng Yen.
Pesan Master Cheng Yen
Di penghujung acara, dalam tayangan video, Master Cheng Yen kembali mengingatkan para muridnya, jika ingin hidup sehat dan tenteram maka harus selalu memelihara kebiasaan hidup yang baik. Salah satunya dengan bervegetaris. Jika setiap orang bisa bervegetaris, setiap kali makan setiap harinya, udara akan menjadi lebih segar dan bersih. Selain itu, sayuran dan tanaman pangan juga akan bertumbuh dengan baik, serta pencemaran bisa berkurang. Master juga mengajarkan makan dengan cara sederhana.
“Di tengah kesederhanaan, kita bisa memiliki kehidupan yang sangat indah. Inilah yang disebut tahu berpuas diri. Dengan berpuas diri, hati akan senantiasa bahagia.” Tak lupa Master Cheng Yen mengingatkan semua orang agar dapat menjaga pikiran dengan baik. Jika bisa menghindari pertikaian dengan sesama, maka hubungan antar sesama akan harmonis. Jika masyarakat tenteram, barulah kehidupan bisa harmonis, aman, dan damai.
Artikel Terkait
Harmonis, Bersyukur, dan Menciptakan Berkah Bersama
16 Januari 2019PAT 2018: Wu Liang Yi Jing, Peta Jalan Relawan Tzu Chi
20 Januari 2019Isyarat Tangan Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna Tanpa Batas) yang menjadi tema utama Pemberkahan Akhir Tahun 2018 sesi relawan pekan lalu, kembali ditampilkan di Pemberkahan Akhir Tahun sesi umum hari ini, Minggu, 20 Januari 2019.
Dengan Ketulusan Berikrar Menyelamatkan Semua Makhluk
25 Januari 2019Pemberkahan Akhir Tahun 2018 dilakukan di Tzu Chi Pekanbaru, 19 Januari 2019 di Hotel Furaya. Dalam kegiatan pemberkahan ini, Mawie Wijaya berkesempan memberikan sharing tentang bagaimana misi amal berjalan seiringan dengan praktik Sutra Makna Tanpa Batas.