PAT 2019: Terus Menyebarkan Cinta Kasih Universal di Seluruh Pelosok Negeri Tercinta

Jurnalis : Imelda Kristanti (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Andre, Eka Suci R, Santoso, Sheila NT (Tzu Chi Surabaya)


Pak Danu, salah seorang penerima bantuan Tzu Chi yang menderita lumpuh juga hadir dan berbagi kisah mengenai jalinan jodohnya dengan Tzu Chi.

Pada 9 Februari 2020, Tzu Chi Surabaya menyelenggarakan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2019. Acara ini merupakan bentuk ucapan syukur dan terima kasih kepada seluruh relawan dan donatur yang dengan penuh kesungguhan hati mendukung Tzu Chi sehingga dapat terus menjalankan misi kemanusiaan dan menyebarkan cinta kasih universal.

Bertempat di Notredarm Adventure Park Wisata Bukit Mas 2 Surabaya, acara berlangsung  dengan lancar dan khidmat, dihadiri oleh 281 orang donatur dan masyarat umum, termasuk juga relawan.

Acara diawali dengan penayangan video kilas balik kegiatan Tzu Chi Internasional di tahun 2019, dilanjutkan dengan pembukaan dan penampilan isyarat tangan dan senam Tai Chi oleh relawan Tzu Chi Surabaya.  Berlanjut dengan penayangan video kilas balik Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi Surabaya di tahun 2019, nampak bahwa insan Tzu Chi Indonesia terus giat melatih diri dengan terjun langsung ke dalam masyarakat memberikah perhatian dan bantuan secara langsung dengan ketulusan tanpa pamrih. Satu per satu misi mulia Tzu Chi diwujudkan dan terus menyebarkan cinta kasih universal ke seluruh pelosok negeri.


Angpao berkah adalah wujud rasa syukur Master Cheng Yen atas dukungan semua orang dalam menjalankan misi Tzu Chi. 

Ikut Bahagia Kala Melihat Orang lain Bahagia
Santoso salah seorang relawan yang baru bergabung dengan Tzu Chi, datang bersama keluarganya dan berbagi kisah mengenai awal mula bergabung menjadi relawan dan bagaimana Tzu Chi telah menginspirasi kehidupannya.

“Saya dan keluarga bergabung dengan Tzu Chi pertama kali saat kegiatan pembagian sembako di Panti Ex Kusta Benowo, Surabaya. Pada saat itu, saya melihat wajah bahagia anak-anak di pondok saat istri saya membagikan bingkisan untuk anak-anak di pondok tersebut, batin saya sangat tersentuh,” kenangnya.

Santoso mengaku senang bisa melihat wajah-wajah bahagia mereka. Pada saat relawan memberikan sesuatu, dan yang menerima pemberian merasa bahagia, Santoso juga ikut berbahagia. “Akhirnya saya berpikir, ternyata bahagia itu sederhana, ketika kita bisa melihat orang lain berbahagia, maka kita pun ikut berbahagia. Sejak saat itu  saya mengajak keluarga saya ikut pelatihan relawan Tzu Chi. Saya mendapatkan banyak inspirasi dari Master Cheng Yen,” ungkapnya.


Rizal dan Ibunya saat menerima angpao master. Sudah seperti keluarga sendiri, begitulah Rizal terhadap relawan, begitu juga dengan relawan lainnya.

Walaupun tidak hidup dengan bergelimangan harta, keluarga Santoso mempunyai benih cinta kasih dan welas asih yang diajarkan oleh Master Cheng Yen. “Dan itu lah yang akan saya tanam di dalam hati sanubari, agar benih cinta kasih itu dapat berbuah dalam kehidupan saya dan dapat saya bagikan kepada sesama yang membutuhkan, yang menderita,” lanjutnya.

Menjadi Lebih Bersemangat dalam Hidup
Pak Danu, salah seorang penerima bantuan Tzu Chi yang menderita lumpuh juga hadir dan berbagi kisah mengenai jalinan jodohnya dengan Tzu Chi.

“Saya senang sekali bertemu dengan relawan Tzu Chi. Setiap bertemu, hati saya merasa sejuk karena semuanya sabar dan ramah. Para relawan datang ke rumah membawakan bantuan sembako dan dana, diajak potong rambut, kemudian juga memberikan kasur medis,” ceritanya. “Saya juga banyak membaca di Majalah Dunia Tzu Chi bahwa semua relawan selalu membantu orang lain yang membutuhkan, saya merasa terharu sekali,” tambah Pak Danu.

Sebelum bertemu dengan relawan Tzu Chi, Danu mengaku kerap merasa sangat berkecil hati karena ia tidak bisa memberi nafkah pada anak istrinya. “Saat itu hidup bergantung pada mertua, namun setelah saya bertemu dengan relawan Tzu Chi dan banyak mendapat bantuan, saya merasa lebih berarti dan jadi lebih bersemangat dalam hidup,” akunya.


Para tamu dengan khidmat berdoa saat sesi berdoa bersama.

Sama halnya dengan Rizal, seorang anak berusia 7 tahun yang sejak lahir menderita kesulitan pendengaran.  Setelah mendapatkan bantuan dari Tzu Chi, keadaan Rizal berangsur-angsur membaik. Relawan pun senantiasa memberikan pendampingan saat Rizal melakukan terapi. Tekad kuat orang tua Rizal yang rela meluangkan waktu dan tenaga pulang pergi Mojokerto ke Surabaya dalam seminggu sekali membuat hati relawan tersentuh akan perjuangannya. Sudah seperti keluarga sendiri, begitulah Rizal terhadap relawan.

Acara berlanjut dengan pemberkahan dan pembagian Angpao Berkah dari Master Cheng Yen. Angpao berkah tersebut adalah wujud rasa syukur Master Cheng Yen atas dukungan semua orang dalam menjalankan misi Tzu Chi. Seluruh peserta acara yang hadir menerima angpao dengan penuh syukur. 

Harapan di tahun 2020
Dalam acara ini, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya, Vivian juga menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung Tzu Chi Surabaya sehingga dapat berkontribusi terhadap masyarakat, sekaligus menyampaikan perhatian insan Tzu Chi terhadap wabah virus corona yang saat ini sedang terjadi.


Seluruh relawan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada para tamu saat acara telah selesai.

“Dengan kondisi wabah virus corona yang terjadi saat ini, perlengkapan medis sangat diperlukan, terutama masker. Saat ini insan Tzu Chi di seluruh dunia bergerak untuk mencari masker. Masker-masker ini seluruhnya dikirim ke penjuru China seperti Beijing, Shanghai, Su zou, Guang Zhou dan juga Taiwan. Untuk itu, Tzu Chi Surabaya juga sangat bersyukur dapat ikut mengirimkan masker sebanyak  55.850 buah ke Rumah Sakit Tzu Chi Taiwan,” ungkap Vivian.

“Harapan kita di tahun 2020 ini agar seperti yang didoakan Master, kita semua dapat menghormati dan melindungi semua mahluk di dunia ini, mempertahankan tekad itu, untuk bervegetaris, menjaga alam kita ini. Terakhir kita mendoakan agar kita semua sehat sejahtera, mengembangkan cinta kasih,” lanjut Vivian.

Acara kemudian ditutup dengan berdoa bersama, menghimpun ketulusan hati  dengan harapan semoga hati manusia tersucikan, masyarakat aman dan harmonis, dunia terbebas dari bencana.

Dengan terjun ke dalam masyarakat barulah kita dapat menumbuhkan kebijaksanaan, dengan memiliki cinta kasih dan kebijaksanaan secara nyata dalam kehidupan, maka setiap saat hati kita akan penuh ketenteraman. (Master Cheng Yen)

Editor:  Metta Wulandari


Artikel Terkait

Bersukacita Dalam Pemberkahan Awal Tahun

Bersukacita Dalam Pemberkahan Awal Tahun

02 Maret 2020

Menutup tahun yang lama dengan rasa syukur dan menyambut tahun yang baru dengan tekad dan harapan yang baru. Insan Tzu Chi Tebing Tinggi kembali mengadakan acara Pemberkahan Awal Tahun pada hari Minggu,  20 Februari 2020 di Kantor Penghubung Tzu Chi Tebing Tinggi.

PAT 2019: Terus Menyebarkan Cinta Kasih Universal di Seluruh Pelosok Negeri Tercinta

PAT 2019: Terus Menyebarkan Cinta Kasih Universal di Seluruh Pelosok Negeri Tercinta

20 Februari 2020

Tzu Chi Surabaya menyelenggarakan Pemberkahan Akhir Tahun 2019, dengan mengundang tamu istimewa yaitu para penerima bantuan. Selain sharing penerima bantuan, ada juga sharing dari relawan yang sama-sama menginspirasi.

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan

12 Januari 2020
Master Cheng Yen menjelaskan tema Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019 ini merupakan landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. Sudah seharusnya manusia memiliki landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. “Langkah kaki kanan berarti menciptakan berkah di dunia. Langkah kaki kiri berarti menumbuhkan jiwa kebijaksanaan,” tutur Master Cheng Yen.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -