PAT 2023: Kemeriahan yang Dipenuhi Rasa Syukur dan Sukacita

Jurnalis : Clarissa Ruth, Felicite Angela Maria, Beh Guah Ngo (He Qi Pusat), Marianie (He Qi Utara 1), Fotografer : Arimami SA, Henry Tando (He Qi Utara 1), Agus DS, James Yip, Mery Hasan (He Qi Barat 2)

Sebanyak 3.141 hadirin yang terbagi dalam dua sesi memenuhi Aula Jing Si lantai 4, Tzu Chi Center PIK, Jakarta Utara.

Pemberkahan Akhir Tahun adalah kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya di Tzu Chi sebagai bentuk syukur setelah apa yang sudah dilalui sepanjang tahun. Semua itu tidak bisa terlaksana dengan baik bila tidak adanya dukungan dari para donatur. Minggu, 21 Januari 2024 para tamu undangan, donatur dan masyarakat umum sebanyak 3.141 orang terlihat antusias datang ke acara Pemberkahan Akhir Tahun di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Acara ini terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama dimulai pukul 10.00 dan sesi kedua 14.00 WIB. Total yang hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2023 selama 2 hari (20 - 21 Januari 2024) sebanyak 5.334 peserta.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu ada penampilan dari keluarga besar Tzu Chi. Kali ini para relawan sebanyak 125 orang menampilkan isyarat tangan “37 Faktor Pencerahan”. Dalam penampilan ini terlihat kekompakan dan semangat para relawan. Begitu juga paduan suara dari relawan dan tim medis Tzu Chi yang menyanyikan medley lagu-lagu daerah, yang menunjukan bahwa Indonesia kaya dengan suku, ras, agama, sama seperti Tzu Chi yang memiliki berbagai macam perbedaan tetapi tetap bersatu hati untuk bersumbangsih. Penampilan yang membuat  penonton takjub juga saat melihat sebelas murid Tzu Chi School yang menampilkan seni wushu.

Jeffersen Chen, salah satu murid Tzu Chi School dalam penampilan wushu memukau para penonton dengan gerakan-gerakan yang sesuai tempo dan memiliki power. Jeffersen sudah mencintai dunia wushu sejak di bangku TK. Hingga sekarang ia sudah memenangkan puluhan pertandingan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Gerakan yang penuh energi, power dan speed itu ternyata juga bermakna menanamkan karakter ksatria yaitu disiplin, pekerja keras dan semangat. Karakter itulah yang ditanamkan kepada murid-murid Tzu Chi School yang aktif dalam seni bela diri ini. Mereka juga membuktikannya dari prestasi-prestasi yang mereka raih baik dari academik maupun non academik.

Seperti Jeffersen Chen murid kelas 1 SMA Tzu Chi School yang sudah memenangkan banyak penghargaan dari seni wushu baik nasional maupun international. Menampilkan seni wushu di Pemberkahan Akhir Tahun ini Jeff dan teman-temannya sangat serius berlatih, mereka ingin memperlihatkan pada para penonton bahwa wushu bukanlah seni bela diri yang membahayakan tetapi justru merupakan sarana menumbuhkan karakter-karakter baik dalam diri mereka.

Udah tertarik dengan wushu dari TK, saya merasa bukan hanya kekuatan, keseimbangan dan konsentrasi saja yang saya dapatkan, tetapi juga karakter yang baik dari sekolah dan pelatihan wushu. Seneng banget dan bersyukur bisa berpartsipasi di acara ini. Kami berusaha menampilkan yang terbaik, semoga banyak yang suka dan mungkin membuat banyak orang jadi tertarik dengan wushu,” jelas Jeffersen.

Bersumbangsih dengan Berdonasi Dimulai dari Anggota Keluarga
Dalam rangkaian acara Pemberkahan Akhir Tahun ini juga ada pelantikan relawan komite sebanyak 5 orang relawan dari Jakarta, Tangerang, dan Batam. Di sesi yang sama juga terdapat 42 orang Komisaris Kehormatan (Rong Dong) yang dilantik. Komisaris Kehormatan adalah orang yang berdana sebesar 1 juta dolar Taiwan ke Tzu Chi agar dapat dipergunakan dalam pengembangan misi-misi Tzu Chi. Salah satunya adalah pasangan ibu dan anak, Jocelin (26) dan Audrey Tanamas (6 bulan) yang merupakan anggota keluarga dari relawan komite Lynda Suparto dan Awaluddin Tanamas.

Dari kiri, Lynda Suparto, Joceline, Audrey, Andrew dan Awaluddin berfoto bersama dengan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei (tengah) usai pelantikan Komisaris Kehormatan. Kebahagiaan dan rasa syukur dirasakan oleh Lynda dan keluarga.

Lynda dan suaminya, Awaluddin sudah mengenalkan kepada keempat anaknya tentang Tzu Chi. Dari merekalah, anak-anak dan menantu serta cucunya berjodoh menjadi Rong Dong. Andrew Tanamas, anak ketiga dari Lynda yang sudah terlebih dahulu mengenal Tzu Chi dan menjadi Rong Dong, sangat menginginkan istri dan anaknya juga lebih mengenal Tzu Chi. Ia juga sangat mendukung saat Jocelin juga memutuskan untuk berdana ke Tzu Chi dan menjadi Rong Dong. Sekalian Andrew juga mendaftarkan anaknya dengan harapan kelak Audrey bisa menjadi insan Tzu Chi yang memiliki hati tulus untuk membantu sesama.

“Mengenal Tzu Chi memang dari keluarga suami, saya juga tahu dana yang kita sumbangkan dipakai buat apa, semakin yakin lagi setelah tadi melihat kilas balik 30 tahun Tzu Chi. Kali ini berdana untuk misi amal, semoga dana yang sudah disumbangkan bisa bermanfaat dan bisa membantu mereka yang memang kesulitan dan butuh bantuan,” kata Jocelin.

“Senang banget ya karena secara tidak langsung mereka juga bisa bersumbangsih melalui dana tersebut, berharap Jocelin dan Audrey juga lebih mengenal tentang Tzu Chi dan dananya juga bisa disalurkan dengan sasaran-sasaran yang pas sehingga dapat berguna untuk banyak orang,” kata Andrew Tanamas.

Lynda juga mengungkapkan rasa senang karena bertambah lagi anggota keluarganya yang menjadi donatur Tzu Chi. Menurutnya, untuk mewujudkan perencanaan atau pembangunan yang ada di Tzu Chi itu tidak bisa sendirian, itulah mengapa Lynda menyebarkan niat baik itu kepada anggota keluarganya sehingga saat ini sudah belasan yang dilantik menjadi komisaris kehormatan.

“Karena mereka udah tahu tentang Tzu Chi, jadi kami menyakinkan dan mendukung mereka. Senang sekali hari ini menantu dan cucu bisa dilantik, istilahnya ini awal bagi mereka untuk mengenal Tzu Chi lebih dalam lagi dan bisa aktif di kegiatan Tzu Chi,” ungkap Lynda Suparto.

Melewati 30 Tahun yang Penuh Kasih Menyebarkan Kebaikan
Kemeriahan pemberkahan akhir tahun ini juga merupakan rasa syukur karena Tzu Chi Indonesia baru saja merayakan HUT ke-30. Di kesempatan ini para tamu undangan juga diajak melihat kembali apa saja yang sudah dilakukan Tzu Chi Indonesia selama 30 tahun melalui tayangan video. Mereka yang belum terlalu mengenal Tzu Chi pun jadi lebih tahu lagi bagaimana peran relawan-relawan Tzu Chi di Indonesia yang bersinergi untuk bersumbangsih dan menyebarkan kasih.

Phau Li, salah satu donatur Tzu Chi yang hadir merasa menjadi mengetahui lebih banyak kegiatan Tzu Chi melalui acara pemberkahan ini, hal ini membuatnya ingin menjadi relawan Tzu Chi.

Seperti yang dirasakan Phau Li, salah satu hadirin. Phau Li mengenal Tzu Chi dari seorang relawan Tzu Chi yang mengajaknya berdonasi rutin setiap bulan. “Menurut saya acara Pemberkahan Akhir Tahun sangat bagus membuat kami sebagai donatur yang tidak aktif di Tzu Chi menjadi lebih mengerti kegiatan Tzu Chi,” tutur Phau Li. Ia sangat terharu saat melihat tayangan video dari RS Cinta Kasih & Tzu Chi Hospital serta sharing relawan pemerhati rumah sakit. Ia berharap dirinya dapat berjodoh menjadi relawan Tzu Chi. Phau Li juga merasa terhibur dengan beberapa penampilan seperti tarian Ondel-Ondel hingga paduan suara Medley Lagu Nusantara, dan merasa sangat terkesan dengan keramahan dan budaya humanis di Tzu Chi.

Herminto yang hadir bersama istri dan anak-anaknya merasa sangat terkesan dengan prosesi acara yang sangat rapi dan tertib. Ia berharap Tzu Chi dapat terus menyebarkan kebaikan di bumi nusantara.

Hadirin lain adalah Herminto yang datang bersama istri dan ketiga anaknya. "Kami sangat terkesan mengenai prosesi acara, sangat rapi, sangat teratur, karena saya orang yang cenderung tidak teratur, jadi melihat tata acara hari ini sangat terencana dengan baik, sehingga memotivasi kami juga bahwa hidup akan lebih indah jika ditata dan diatur dengan lebih baik," kesan Herminto.

Herminto mengenal Tzu Chi berawal dari kedua anaknya yang bersekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Kedua anaknya cukup aktif mengikuti kegiatan di sekolah, sehingga sedikit banyak juga membuat Herminto dan istri terbiasa dengan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh Tzu Chi. “Kami merasa bersyukur bisa mengenal Tzu Chi, terutama untuk anak-anak kami, karena melalui sekolah Tzu Chi mereka diajarkan berperilaku yang baik, berbudi pekerti yang baik, berbakti kepada orang tua, dan memperlakukan orang lain dengan layak dan hormat,” ungkap Herminto.

Salah satu kerapian dalam prosesi barisan pembawa angpao yang membuat Herminto terkesan.

Untuk Tzu Chi Indonesia yang sudah berumur 30 tahun ini Herminto berharap Tzu Chi dapat terus berkontribusi tanpa membeda-bedakan status, golongan, suku, agama, ras, dan lebih merata ke segenap lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma mengungkapkan rasa syukurnya dan juga berterima kasih karena dukungan masyarakat umum dan para donatur kepada Tzu Chi dalam menjalankan misi-misinya untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung.

Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma dalam pesan cinta kasihnya mengajak para donatur dan masyarakat umum ikut juga melakukan kegiatan Tzu Chi dan bersatu hati bersumbangsih.

“Dalam kesempatan ini saya juga mengimbau jangan hanya berdonasi saja, tetapi kalau bisa ikut terjun dalam kegiatan Tzu Chi mengikuti jejak-jejak shixiong shijie yang sudah lama bergabung menjadi relawan. Semoga melalui video kilas balik dan talkshow yang kita saksikan tadi saya yakin bisa memotivasi dan bisa menjadi karma yang lebih baik untuk kita semuanya,” harap Sugianto Kusuma.

Menerima Angpau dan Suvenir
Di akhir acara, para hadirin menerima angpau serta suvenir berupa pulpen dan buku tulis kecil cetakan khusus 30 tahun Tzu Chi. Selain itu juga ada makanan berupa buah jeruk dan bacang vegetarian. Pemberian angpao yang dilakukan setiap tahun ini  melambangkan rasa syukur terhadap dukungan semua insan Tzu Chi yang telah bersumbangsih. Angpao ini berasal dari Master Cheng Yen dan para bhiksuni di Griya Jing Si, Taiwan.

Foto kanan: Intan, salah satu relawan yang ikut berkontribusi dalam menyiapkan bacang vegetarian yang dibagikan kepada para hadirin di acara Pemberkahan Akhir Tahun. Foto kiri: pagi sebelum acara pemberkahan dimulai, para relawan bergotong royong menyiapkan bacang yang akan dibagikan.

Di dalam angpau terdapat tiga butir padi, dimana padi-padi tersebut melambangkan benih yang dapat tumbuh menjadi tak terhingga. Jumlahnya 3 butir, bermakna: 戒定慧 (Sila, Samadhi, Kebijaksanaan) dan 聞思修 (Mendengar, Merenungkan, Mempraktikkan).

Liana, seorang ibu rumah tangga dari Bogor sudah kedua kalinya menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun.  “Saya diajak mertua saya, salah seorang relawan Bogor. Senang hari ini acaranya bagus, ini juga dapat angpao Master, semoga menjadi berkah ke depannya,“ ujar Liana bahagia.

Sementara itu untuk pembagian suvenir, sebelumnya panitia telah menyiapkan 8.000 kotak sebagai wadah bacang. Satu hari menjelang acara, terdapat kekurangan 750 kotak. Intan adalah relawan yang mendapat ladang berkah untuk menyelesaikan pekerjaan melipat kotak-kotak ini, ia dibantu oleh beberapa relawan lainnya.

"Saya hanya membantu sedikit tapi rasanya senang sekali. Kemarin sudah mepet waktunya, jam 8 malam baru dapat box-nya, tetapi kerjasama dan saling membantu memang penting ya, teman-teman bahu membahu membantu siapkan, sampe jam 10 malam selesai. Tadi jam 7 pagi baru lanjut isi box-nya, seru tapi senang," tutur Intan.

Selesai acara, relawan Tzu Chi berbaris rapi di setiap pintu keluar mengucapkan gan en kepada para hadirin.

Sebelumnya Intan juga ikut membantu dalam menyiapkan bacang vegetarian. Secara umum bacang yang memiliki empat sudut ini mengandung arti di setiap sudutnya, yaitu: keluarga sehat sejahtera, rejeki berlimpah, keluarga bahagia, dan keluarga selalu bersatu.

Di Tzu Chi, bacang juga memiliki arti di setiap sudut bacang yaitu: zhi zu (berpuas diri), gan en (bersyukur atas berkah), shan jie (memandang seseorang dari sisi baik), bao rong (merangkul melalui cinta dan kasih kepada sesama).

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

PAT 2023: Sukacita Bersumbangsih di Lahan Berkah Tzu Chi

PAT 2023: Sukacita Bersumbangsih di Lahan Berkah Tzu Chi

23 Januari 2024

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun terdapat beberapa sharing inspiratif dari relawan amal, relawan pemerhati rumah sakit, dan relawan pendidikan. Selain itu juga terdapat 5 relawan komite yang dilantik.

PAT 2023: Bersyukur atas Masa Lalu, Menaruh Harapan di Masa Depan

PAT 2023: Bersyukur atas Masa Lalu, Menaruh Harapan di Masa Depan

02 Februari 2024

Pemberkahan Akhir Tahun di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berlangsung meriah, dihadiri oleh 100 relawan dan 370 tamu undangan.

PAT 2023: Merenung Kembali dan Memandang ke Depan Bersama

PAT 2023: Merenung Kembali dan Memandang ke Depan Bersama

01 Februari 2024

Minggu 28 Januari 2024, merupakan hari yang istimewa bagi para relawan dan donatur Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar. Di Kantor Tzu Chi Makassar, mereka berkumpul menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun 2023. 

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -