PAT 2023: Mengenang Kembali Perjuangan Master Cheng Yen Mendirikan Tzu Chi

Jurnalis : Elisa (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andy Tan, Andrew Xu, Supardi, Vincent (Tzu Chi Batam)
Sebanyak 105 penyelam sutra membabarkan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas.

Terinspirasi dari pertunjukan persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas tentang sejarah perjalanan Tzu Chi selama 58 tahun di Taiwan tahun lalu, Pemberkahan Akhir Tahun 2023 Tzu Chi Batam kali ini dirancang dengan konsep yang berbeda. Pementasan pembabaran Dharma oleh tim isyarat tangan yang menceritakan intisari dari Sutra Makna Tanpa Batas mengambil lirik Bab Sifat Luhur Buddha, dipadukan dengan cuplikan drama dari Taiwan yang menceritakan awal mula berdirinya Tzu Chi yang berawal dari misi amal dan pengobatan.

Budianto yang memilih konsep ini berharap, konsep tersebut dapat membuat para relawan dan juga peserta yang hadir mengenang kembali dan mengerti sejarah awal mula berdirinya Tzu Chi serta berbagai kesulitan-kesulitan yang dialami oleh Master Cheng Yen. Lalu menyadari tekad awal dan semangat Master Cheng Yen selama proses perjalanan membangun dunia Tzu Chi. Tentunya konsep ini tidak dapat terwujud tanpa partisipasi dari para relawan penyelam sutra.

Penyelam sutra membawakan Bab Sifat Luhur Buddha.

Sebanyak 105 relawan ikut bergabung dalam barisan pementasan isyarat tangan pembabaran Dharma Sutra Makna Tanpa Batas. Persiapan selama dua bulan latihan bersama diselingi dengan pembekalan materi apa itu makna sutra yang dipersembahkan dalam isyarat tangan. Tujuannya agar para relawan bisa menyelami dan menyerap makna dari setiap gerakannya.

Uniknya tim isyarat tangan penyelam sutra kali ini tidak hanya diikuti oleh relawan yang Buddhis, namun juga dari penganut agama lain. Salah satunyanya Wina Yunara yang seorang Muslimah. Ia berbagi pengalamannya selama terlibat dalam pementasan Persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas. “Tzu Chi kan universal, tidak membedakan. Saya pribadi walaupun muslim saya sangat bersyukur bisa berada di lingkungan Tzu Chi. Karena saya merasa betapa kita saling menghargai dan menghormati dan kita sama-sama saling membantu sesama yang membutuhkan,” ungkapnya.

Segenap pementas, komisaris kehormatan dan komite Tzu Chi menyampaikan terima kasih atas sumbangsih donatur, masyarakat umum dan relawan Tzu Chi

Seringkali usia yang bertambah kerap menjadi sebuah alasan bagi seseorang untuk belajar, namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi Ie Tau (65), relawan yang ikut bersumbangsih dalam penampilan shou yu. Awalnya ia sempat ingin mengundurkan diri dari tim shou yu mengingat usianya yang tidak lagi muda. Ia khawatir tidak bisa mengiringi kecepatan relawan lain dalam latihan. Namun relawan lainnya terus memberinya semangat dan motivasi untuk ikut latihan. Berkat kegigihan dan niat yang tekun, ia berhasil membawakan pementasan shou yu Sutra Makna Tanpa Batas dengan sangat baik bersama relawan lainnya.

Pemberkahan juga diselingi dengan video kilas balik Tzu Chi Internasional dan juga Tzu Chi Batam, serta pemutaran video ceramah dari Master Cheng Yen. Para tamu undangan merasa terharu dengan apa yang telah dilalui dan dicapai oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Terlihat beberapa yang hadir meneteskan air mata yang berlinang di pipinya.

Maryanti sangat terkesan dengan video sejarah perjalanan Tzu Chi selama 58 tahun di Taiwan.

Maryanti sangat terkesan dengan video cerita sebercak darah mengenai ibu yang mengalami keguguran, karena kekurangan dana, pihak rumah sakit menolak untuk menolong ibu tersebut. Cuplikan ini membuat mengingatkan dia pada pengalaman yang hampir serupa yang pernah menimpa pada dirinya. Maryanti menceritakan pada saat itu anaknya yang baru 9 bulan divonis kanker neuroblastoma oleh dokter dan di saat itu masa pandemi covid-19 membuat ia tidak bisa membawa anaknya check up di Singapura karena lock down. Sempat ke Malaysia melakukan pengecekan ke beberapa dokter, namun setiap dokter yang ia temui tidak bisa menangani kasus anaknya karena menurut para dokter, kanker yang diderita anaknya sangat langka. Pada saat itu ia sempat mengalami putus asa.

Suatu hari ada salah satu relawan Tzu Chi Batam yang ia kenal, membantu mencari informasi mengenai dokter yang bisa menangani kasus anaknya, yang bekerja sama dengan relawan Tzu Chi Malaysia. Setelah ditelusuri beberapa waktu ditemukan informasi ada satu dokter yang bisa membantu anaknya melakukan tindakan operasi pengangkatan kanker dan hanya dokter ini yang bisa membantu anaknya. Anaknya sudah sembuh dan sekarang berumur 3 tahun. Ia merasa sangat bersyukur sekali bisa mengenal Tzu Chi dan berharapan semoga ke depan ia bisa menjadi relawan Tzu Chi Batam.

Para relawan dan tamu undangan menerima angpau berkah dan kebijaksanaan dari Master Cheng Yen.

Hadirin lainnya, Lucy Kurniawasih yang pertama kali menghadiri pemberkahan sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang ada di Tzu Chi. “Pertama kali hadir di sini energinya sangat kuat, saya terharu juga. Memang sekarang ini global warming, bumi kita memerlukan pertolongan kita, yang Master bilang itu betul bahwa kita harus spreading love, take care bumi kita ini, karena kita tinggal di sini, jika pada saat kita di sini memberikan yang terbaik untuk bumi, bumi pun akan memberikan yang terbaik untuk kita.” Ungkapnya.

Melalui pesan cinta kasih dari Ketua Tzu Chi Batam dan doa bersama, acara ditutup dengan penuh berkah. Semua insan menyadari bahwa Master Cheng Yen membangun Yayasan Buddha Tzu Chi untuk membawa manfaat bagi semua makhluk dengan membabarkan Dharma dengan keyakinan, ikrar, dan praktik nyata.

Titik Awal Dari Kebajikan Hati Manusia
Sesuai tema acara Pemberkahan Akhir Tahun yaitu Menerapkan Pola Makan Nabati dan Bersama-sama Berbuat Kebajikan demi Melindungi Bumi, sebelum acara dimulai, semua tamu undangan diajak makan vegetarian bersama. Tim relawan konsumsi sejak pukul 5 pagi sudah berdatangan di Aula Jing Si Batam menyiapkan bahan makanan. Nely Novita yang mengemban tanggung jawab dalam tim konsumsi dibantu oleh delapan relawan dan 4 orang Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi)  merasa sangat bersyukur.

Nely Novita bersyukur dapat menjalanin jodoh baik dengan masyarakat dengan masakan vegetarian.

“Biasanya acara PAT cuma menerima angpau berkah dari Master dan para donatur hanya menerima ucapan syukur, tapi tahun ini sangat bersyukur, karena selama tiga tahun ini kami jarang ada kegiatan besar, terus tahun ini kita mengundang para donatur dan relawan kembali  ke sini untuk berkumpul. Jadi mereka (para donatur) bisa makan dulu baru nanti menerima berkah dari Master,” ungkapnya.

Baginya, tantangan kali ini adalah dalam proses pemilihan bahan makanan. Ia mengatakan kebanyakan orang tidak suka sayur sehingga untuk pilihan menu lebih selektif terhadap bahan-bahan seperti talas, tahu, tempe dan cenderung pedas yang disesuaikan dengan selera makan orang Indonesia.  Ia juga menyampaikan bahwa makanan vegetarian sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum karena pilihan menu sangat bervariatif bukan sekedar sayuran saja sehingga menerapkan pola makan nabati sebagai salah satu wujud melindungi bumi juga harusnya dapat dijalankan oleh banyak orang.

Semua tamu undangan diajak makan vegetarian bersama

Pemberkahan Akhir Tahun 2023 Tzu Chi Batam ini berlangsung pada 21 Januari 2024, di Aula Jing Si Tzu Chi Batam dihadiri oleh 959 tamu undangan terdiri dari relawan, donatur, para gan en hu serta masyarakat umum. Tema yang diusung adalah “Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk dengan Keyakinan, Ikrar, dan Praktik. Menerapkan Pola Makan Nabati dan Bersama-sama Berbuat Kebajikan demi Melindungi Bumi.”

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menggenggam Jalinan Jodoh Baik dengan Kebijaksanaan

Menggenggam Jalinan Jodoh Baik dengan Kebijaksanaan

24 Januari 2023

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2022 yang diadakan di awal tahun 2023 di Hotel Aston Karimun. 

PAT 2023: Mengenang Kembali Perjuangan Master Cheng Yen Mendirikan Tzu Chi

PAT 2023: Mengenang Kembali Perjuangan Master Cheng Yen Mendirikan Tzu Chi

02 Februari 2024

Terinspirasi dari pertunjukan persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas tentang sejarah perjalanan Tzu Chi selama 58 tahun di Taiwan tahun lalu, Pemberkahan Akhir Tahun 2023 Tzu Chi Batam kali ini dirancang dengan konsep yang berbeda.

PAT 2022: Menjadi Murid yang Master Inginkan

PAT 2022: Menjadi Murid yang Master Inginkan

10 Januari 2023

Relawan Tzu Chi Batam mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2022 pada 8 Januari 2023. Acara Pemberkahan Akhir tahun ini dihadiri warga pulau Lingka (pulau kecil di sisi barat Pulau Batam) dan warga Batam. 

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -