Peduli Kelud: Bantuan Darurat untuk Pengungsi

Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surbaya), Fotografer : Hari Tedjo, Donny Pandowo, Hendrasurya (Tzu Chi Surabaya)

foto
Relawan Tzu Chi memberikan bantuan kepada para pengungsi korban letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.

Bencana alam tak dapat seorang pun bisa menduga dan meramalkan kapan datang terjadinya, dan tiada kekuatan di alam ini yang dapat menahannya. Setelah  bencana alam Gunung Sinabung dan Banjir Bandang di Manado, Gunung Kelud di Jawa Timur pun menunjukkan kekuatannya. Gunung berapi yang masih sangat aktif ini meletus kembali sejak erupsi terakhir pada tahun 2007 dan erupsi kali ini adalah yang terbesar sejak 1990.

Aktivitas Gunung Kelud sebenarnya dipantau mulai meningkat sejak akhir tahun 2013, tapi masih dalam level aman. Namun secara tiba-tiba sejak 10 Februari 2014, gunung ini dinyatakan dalam level Siaga (level III) karena aktivitas vulkanologinya yang semakin sering dan besar intensitasnya.  Dan akhirnya pada tanggal 13 Februari 2014 jam 21.15, oleh Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi Indonesia gunung ini dinyatakan dalam status Awas (level IV) dan radius 10 km harus segera dievakuasi. Namun belum sempat evakuasi dilaksanakan secara tuntas,  Gunung Kelud pun sudah memuntahkan laharnya secara eksplosif pada pukul 22.50 WIB. Ledakan ini terdengar hingga berates kilometer jauhnya dari Kabupaten Kediri tempat gunung ini berada. Hujan abu vulkanik bahkan terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur hingga di Jawa Tengah dan Yogjakarta, bahkan hingga sampai di Ciamis Bandung, Jawa Barat. Puluhan ribu orang berada di pengungsian dan tak terhitung kerugian dari bencana alam ini.

Tanggap Darurat Memberi Bantuan
Tzu Chi pun ikut peduli pada korban bencana alam ini. Sejak diperoleh kabar bahwa Gunung Kelud telah meletus dan hujan abu yang cukup tebal juga telah turun di Surabaya, relawan Tzu Chi Surabaya segera berkordinasi untuk mengadakan pembagian bantuan darurat bagi para pengungsi erupsi Gunung Kelud. Karena gunung ini secara geografis berada di perbatasan 3 kabupaten: Malang, Kediri, dan Blitar, maka titik pengungsian juga ada di 3 kabupaten ini dengan jumlah pengungsi menurut pemerintah Jawa Timur diperkirakan sekitar lebih dari 50.000 orang.

foto  foto

Keterangan :

  • Kondisi pascaerupsi Gunung Kelud (kiri).
  • Relawan Tzu Chi bergerak cepat dengan membuka Posko Peduli Bencana Gunung Kelud. Relawan juga segera menyiapkan bahan bantuan yang akan diberikan secara cepat dan tepat kepada para pengungsi (kanan).

Tim Tanggap Daruat Tzu Chi pun mengirim relawan untuk melakukan survei awal ke lokasi bencana. Medan yang dilalui cukup berat karena letusan baru saja berlangsung sehari sebelumnya. Tampak mendung gelap yang masih menyelimuti langit dan pepohonan serta rumah-rumah yang tertutup oleh abu vulkanik yang cukup tebal. Juga terlihat warga yang masih mengalir ke tempat pengungsian dan sebagian telah mengenakan masker untuk melindungi pernapasan mereka. Meskipun suasana tampak cukup mencekam, situasi masih kondusif dan evakuasi berjalan cukup tertib.

 Salah seorang pengungsi bernama Risalatul mengungkapkan keprihatinannya, “Saat mengungsi kami juga terburu-buru dan tidak membawa apa-apa, kasihan anak-anak kecil yang sangat membutuhkan susu dan makanan, serta alas tidur di pengungsian juga sangat kurang. Saat ini kami masih tidur di atas terpal seadanya saja. Kami juga memikirkan kondisi rumah kami yang roboh dan banyak harta benda kami yang dijarah oleh maling,” ujar Risalatul di tengah posko pengungsian di Kediri. Di beberapa posko pengungsian pada umumnya kondisi para pengungsi cukup baik “Secara umum kondisi mereka cukup baik, namun di sini kami membutuhkan pendukung seperti alas tidur, selimut, bahan makanan dan minuman serta makanan bayi” kata Soekarwo, salah seorang kordinator di posko pengungsian.

Setelah berkordinasi dengan TNI, Tzu Chi memutuskan untuk menyalurkan bantuan di salah satu titik pengungsian yang belum banyak mendapatkan perhatian, yaitu di Kabupaten Malang. Di salah satu wilayah yang cukup terdampak oleh letusan ini berada di pinggiran Kabupaten Malang yaitu area Pujon, Ngantang dan sekitarnya yang hanya berjarak 8 km dari puncak Gunung Kelud. Untuk area ini titik pengungsian dipusatkan di Kecamatan Kesambon, dimana terdapat sekitar 17.000 orang pengungsi. Dalam waktu cepat Tim Tanggap Daurat Tzu Chi mempersiapkan barang-barang yang akan disumbangkan untuk korban bencana seperti air mineral, sarung, masker, biskuit, peralatan mandi, obat-obatan, susu dan bubur bayi, diapers, dan bumbu masak. Dengan penuh semangat relawan mempersiapkan barang barang ini sehari setelah letusan Gunung Kelud untuk dibagikan keesokan harinya dibagikan pada hari Minggu 16 Februari 2014.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Surabaya bahu membahu menyalurkan bantuan kepada para pengungsi (kiri).
  • Kondisi kehidupan para pengungsi di Posko Pengungsian Desa Kesambon. Banyak dari para pengungsi yang tidak sempat membawa berbagai harta benda mereka (kanan).

Sejak pagi hari buta jam 5 pagi, relawan telah bersiap di Kantor Tzu Chi Surabaya di kawasan Mangga Dua untuk berangkat ke lokasi pengungsian di Kecamatan Kasembon Malang. Perjalanan diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam, dan setelah tiba di lokasi relawan pun dengan sigap mempersiapkan barang bantuan untuk dijadikan paket-paket. Setelah seremonial singkat dilaksanakan, dengan bantuan para prajurit Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat) relawan Tzu Chi pun langsung memberikan bantuan ke para pengungsi. Bagi para pengungsi yang berada di titik-titik pengungsian yang agak jauh, relawan pun mengangkutnya dengan mobil pick up dan langsung berkeliling membagikan bantuan. Meskipun sempat terhambat dengan hujan deras yang disertai abu dan angin, namun pembagian hari itu berlangsung dengan lancar dan tertib.  

Letkol Gaguk Oktavianus dari Kostrad yang merupakan kordinator Posko Bantuan di Kesambon mengungkapkan kondisi terakhir di posko pengungsian Kesambon. “Kondisi pengungsi di lokasi ini mulai membaik dan beberapa warga ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing untuk memberikan makan ternak dan membersihkan lingkungan rumah. Cuaca juga sudah mulai cerah dan kondusif serta aktivitas erupsi Kelud mulai menurun,” terang Letkol Gaguk Oktavianus. 

Lauw Giok Bing Shixiong yang merupakan Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Surabaya menyampaikan rencana ke depan dari Tzu Chi, “Sementara kami akan melakukan pengamatan di beberapa posko pengungsi apabila ada hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, dalam 1-2 hari ke depan kita akan memberikan bantuan tambahan terutama kebutuhan bayi seperti susu dan bubur bayi serta lampin (diapers) sekali pakai dan bahan pendukung untuk dapur umum.” Marilah kita semua berdoa bagi para pengungsi agar mereka segera dipulihkan dari bencana alam ini serta berharap agar dunia terbebas dari segala bencana. 

Data Bantuan (16 Februari 2014)


Relawan Tzu Chi

30 Orang

Relawan Tjiwi Kimia

10 Orang

Prajurit Kostrad

20 Orang

Barang bantuan

 

Pasta Gigi

5.760

Sikat gigi

5.760

Sabun

5.904

Biskuit

6.012

Snack
Masker
Sarung

2.400
15.000
5.530

Mie Instan

8.800

Beras

200 kg

Obat Tetes Mata

600

Air Mineral

6.600 botol


Artikel Terkait

Peduli Kelud: Bantuan Darurat untuk Pengungsi

Peduli Kelud: Bantuan Darurat untuk Pengungsi

17 Februari 2014

Bencana alam tak dapat seorang pun bisa menduga dan meramalkan kapan datang terjadinya, dan tiada kekuatan di alam ini yang dapat menahannya.

Bantuan Tahap Kedua untuk Pengungsi Gunung Kelud

Bantuan Tahap Kedua untuk Pengungsi Gunung Kelud

19 Februari 2014 Setelah memberikan bantuan darurat untuk para pengungsi letusan gunung Kelud yang dilakukan di hari Minggu, 16 Februari 2014 atau 2 hari pasca erupsi Gunung Kelud. Relawan tanggap darurat Tzu Chi Surabaya kembali mengadakan pembagian bahan bantuan darurat di beberapa posko pengungsian.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -