Peduli Kelud: Bantuan Darurat untuk Pengungsi
Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surbaya), Fotografer : Hari Tedjo, Donny Pandowo, Hendrasurya (Tzu Chi Surabaya)
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
Aktivitas Gunung Kelud sebenarnya dipantau mulai meningkat sejak akhir tahun 2013, tapi masih dalam level aman. Namun secara tiba-tiba sejak 10 Februari 2014, gunung ini dinyatakan dalam level Siaga (level III) karena aktivitas vulkanologinya yang semakin sering dan besar intensitasnya. Dan akhirnya pada tanggal 13 Februari 2014 jam 21.15, oleh Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi Indonesia gunung ini dinyatakan dalam status Awas (level IV) dan radius 10 km harus segera dievakuasi. Namun belum sempat evakuasi dilaksanakan secara tuntas, Gunung Kelud pun sudah memuntahkan laharnya secara eksplosif pada pukul 22.50 WIB. Ledakan ini terdengar hingga berates kilometer jauhnya dari Kabupaten Kediri tempat gunung ini berada. Hujan abu vulkanik bahkan terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur hingga di Jawa Tengah dan Yogjakarta, bahkan hingga sampai di Ciamis Bandung, Jawa Barat. Puluhan ribu orang berada di pengungsian dan tak terhitung kerugian dari bencana alam ini. Tanggap Darurat Memberi Bantuan
Keterangan :
Tim Tanggap Daruat Tzu Chi pun mengirim relawan untuk melakukan survei awal ke lokasi bencana. Medan yang dilalui cukup berat karena letusan baru saja berlangsung sehari sebelumnya. Tampak mendung gelap yang masih menyelimuti langit dan pepohonan serta rumah-rumah yang tertutup oleh abu vulkanik yang cukup tebal. Juga terlihat warga yang masih mengalir ke tempat pengungsian dan sebagian telah mengenakan masker untuk melindungi pernapasan mereka. Meskipun suasana tampak cukup mencekam, situasi masih kondusif dan evakuasi berjalan cukup tertib. Salah seorang pengungsi bernama Risalatul mengungkapkan keprihatinannya, “Saat mengungsi kami juga terburu-buru dan tidak membawa apa-apa, kasihan anak-anak kecil yang sangat membutuhkan susu dan makanan, serta alas tidur di pengungsian juga sangat kurang. Saat ini kami masih tidur di atas terpal seadanya saja. Kami juga memikirkan kondisi rumah kami yang roboh dan banyak harta benda kami yang dijarah oleh maling,” ujar Risalatul di tengah posko pengungsian di Kediri. Di beberapa posko pengungsian pada umumnya kondisi para pengungsi cukup baik “Secara umum kondisi mereka cukup baik, namun di sini kami membutuhkan pendukung seperti alas tidur, selimut, bahan makanan dan minuman serta makanan bayi” kata Soekarwo, salah seorang kordinator di posko pengungsian. Setelah berkordinasi dengan TNI, Tzu Chi memutuskan untuk menyalurkan bantuan di salah satu titik pengungsian yang belum banyak mendapatkan perhatian, yaitu di Kabupaten Malang. Di salah satu wilayah yang cukup terdampak oleh letusan ini berada di pinggiran Kabupaten Malang yaitu area Pujon, Ngantang dan sekitarnya yang hanya berjarak 8 km dari puncak Gunung Kelud. Untuk area ini titik pengungsian dipusatkan di Kecamatan Kesambon, dimana terdapat sekitar 17.000 orang pengungsi. Dalam waktu cepat Tim Tanggap Daurat Tzu Chi mempersiapkan barang-barang yang akan disumbangkan untuk korban bencana seperti air mineral, sarung, masker, biskuit, peralatan mandi, obat-obatan, susu dan bubur bayi, diapers, dan bumbu masak. Dengan penuh semangat relawan mempersiapkan barang barang ini sehari setelah letusan Gunung Kelud untuk dibagikan keesokan harinya dibagikan pada hari Minggu 16 Februari 2014.
Keterangan :
Sejak pagi hari buta jam 5 pagi, relawan telah bersiap di Kantor Tzu Chi Surabaya di kawasan Mangga Dua untuk berangkat ke lokasi pengungsian di Kecamatan Kasembon Malang. Perjalanan diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam, dan setelah tiba di lokasi relawan pun dengan sigap mempersiapkan barang bantuan untuk dijadikan paket-paket. Setelah seremonial singkat dilaksanakan, dengan bantuan para prajurit Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat) relawan Tzu Chi pun langsung memberikan bantuan ke para pengungsi. Bagi para pengungsi yang berada di titik-titik pengungsian yang agak jauh, relawan pun mengangkutnya dengan mobil pick up dan langsung berkeliling membagikan bantuan. Meskipun sempat terhambat dengan hujan deras yang disertai abu dan angin, namun pembagian hari itu berlangsung dengan lancar dan tertib. Letkol Gaguk Oktavianus dari Kostrad yang merupakan kordinator Posko Bantuan di Kesambon mengungkapkan kondisi terakhir di posko pengungsian Kesambon. “Kondisi pengungsi di lokasi ini mulai membaik dan beberapa warga ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing untuk memberikan makan ternak dan membersihkan lingkungan rumah. Cuaca juga sudah mulai cerah dan kondusif serta aktivitas erupsi Kelud mulai menurun,” terang Letkol Gaguk Oktavianus. Lauw Giok Bing Shixiong yang merupakan Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Surabaya menyampaikan rencana ke depan dari Tzu Chi, “Sementara kami akan melakukan pengamatan di beberapa posko pengungsi apabila ada hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, dalam 1-2 hari ke depan kita akan memberikan bantuan tambahan terutama kebutuhan bayi seperti susu dan bubur bayi serta lampin (diapers) sekali pakai dan bahan pendukung untuk dapur umum.” Marilah kita semua berdoa bagi para pengungsi agar mereka segera dipulihkan dari bencana alam ini serta berharap agar dunia terbebas dari segala bencana. Data Bantuan (16 Februari 2014)
|
|||||||||||||||||||||||||||||
Artikel Terkait
Bantuan Tahap Kedua untuk Pengungsi Gunung Kelud
19 Februari 2014 Setelah memberikan bantuan darurat untuk para pengungsi letusan gunung Kelud yang dilakukan di hari Minggu, 16 Februari 2014 atau 2 hari pasca erupsi Gunung Kelud. Relawan tanggap darurat Tzu Chi Surabaya kembali mengadakan pembagian bahan bantuan darurat di beberapa posko pengungsian.Peduli Kelud: Bantuan Darurat untuk Pengungsi
17 Februari 2014Bencana alam tak dapat seorang pun bisa menduga dan meramalkan kapan datang terjadinya, dan tiada kekuatan di alam ini yang dapat menahannya.