Peduli Kesehatan Tubuh Melalui Pengobatan Degeneratif
Jurnalis : Ivon (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Ivon (Tzu Chi Lampung)
Relawan bagian pendaftaran dengan sabar mendata peserta yang mendaftarkan diri untuk ikut mengecek kesehatan dan kontrol ulang.
Tzu Chi Lampung kembali menggelar Bakti Sosial Pengobatan Degeneratif kedua, di lokasi yang akan menjadi rumah baru Tzu Chi, di Kupang Raya, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung pada Sabtu, 20 Oktober 2018. Baksos ini dimulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Pada kegiatan baksos kali ini, ada dua jenis pasien, yakni pasien baru dan pasien lama. Mereka yang sudah pernah berobat di baksos sebelumnya, hanya tinggal kontrol ulang saja. Tetapi untuk pasien baru harus mengikuti sosialisasi dari relawan Tzu Chi maupun dari dokter.
Pada baksos pengobatan degeneratif kali ini terdapat 50 relawan yang turut melayani para pasien. Lis Linggarningsih, relawan Tzu Chi yang bertugas untuk memberikan informasi kesehatan tidak lupa memperkenalkan Tzu Chi kepada para pasien karena masih banyak dari mereka yang belum faham mengenai Tzu Chi.
Lita, Ketua harian Tzu Chi sedang berbincang – bincang dengan salah satu peserta baksos, yakni Bapak Athiam. Lita juga memberikan nasihat agar menjaga kesehatan dan pola makan.
“Tzu Chi ini bergerak di bidang sosial, amal, pendidikan dan juga kesehatan. Termasuk yang sedang kita laksanakan ini adalah bidang kesehatan,” ungkapnya. Tak hanya itu, Tzu Chi juga ada kegiatan pelestarian lingkungan.
“Jadi kalau kita punya botol bekas, kertas bekas dan barang-barang yang bisa di daur ulang, itu juga yang dilakukan oleh Tzu Chi. Hasil penjualan uangnya akan digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan,” imbuh Lis.
Proses tensi darah, pasien terlebih dulu harus melakukan tensi darah sebelum cek kesehatan seperti cek gula darah, asam urat dan kolesterol.
Dokter Darul Aswan sedang
menyampaikan materi tentang Diabetes Melitus. Ia juga menyampaikan agar pasien
dapat menjaga pola makan dengan mengurangi makanan berkarbohidrat dan juga
menjaga kesehatan tubuh dengan rajin berolahraga.
Dokter Darul Aswan yang bertugas di RSUD Demang, Lampung Tengah juga menyampaikan materi tentang Diabetes Melitus atau orang sering menyebutnya penyakit kencing manis. Ia juga menjelaskan pentingnya memeriksakan kesehatan karena kadang kita tidak menyadari behwa kadar gula dalam tubuh sudah tinggi.
“Penyakit diabetes ini bukan hanya dari faktor keturunan saja, tapi juga dari pola makan yang tidak bagus. Kita harus mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Misalnya jangan makan mi instan campur nasi, karena ini sama–sama sudah mengandung karbohidrat. Apalagi habis makan nasi trus minumnya es teh, nah itu nggak boleh,” jelasnya.
Rike dan relawan lainnya sedang melihat kondisi salah satu pasien yang dicek kesehatannya di bawah, karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk naik ke lantai 2.
Tak hanya itu, Nurman sebagai perawat luka dari klinik Angsa Putih juga menyampaikan materi tentang diabetes, yakni “Mengapa luka diabetes sulit di sembuhkan?”. Luka diabet sulit disembuhkan karena ada faktor-faktornya, di antaranya sirkulasi darah yang terhambat, kerusakan syaraf dan kekebalan tubuh yang lemah,” jelas Nurman. Tak hanya itu, Nurman juga memberikan beberapa gambar luka akibat diabetes.
Baksos degeneratif kali ini ditangani oleh enam orang dokter, 10 orang perawat dan satu orang apoteker dan dibantu oleh lima Mahasiswi jurusan kedokteran dari Universitas Malahayati Bandar Lampung. Kelima mahasiswi tersebut sedang melakukan penelitian guna penyelesaian tugas akhir. Tak hanya itu, para penerima bantuan Tzu Chi atau gan en hu juga banyak yang ikut menjadi relawan, yakni Martha, Eliawati, Edy dan Lasmirah.
Perawat sedang mengecek peserta
melalui tes darah, untuk melihat kadar gula, asam urat dan kolesterol peserta.
“Nanti kalau ada baksos atau acara lagi, saya diajak ya mbak, senang bisa ikut acara-acara seperti ini,” ungkap Martha. Selain gan en hu, ada 50 relawan yang turut membantu pelaksanaan baksos degeneratif ini, mulai dari relawan kembang hingga komite.